"Kaisar kan ya?" Seorang cewek dengan dress minimalis, bando kelinci, dan tas selempang girly nampak menebak-nebak wajah Kaisar dengan ragu.
Triva yang sedang di samping Kaisar, cuma diam dan menunggu apakah benar dua manusia itu saling mengenal.
"Iya," jawab Kaisar datar. Dia nampak nggak begitu suka dengan kehadiran si cewek, terlihat dari wajahnya yang masam dan cara menatapnya yang dingin.
"Masih inget aku?" Tanya cewek itu pantang menyerah.
"Hmm," cuma itu respon Kaisar.
Triva hanya tersenyum tipis saat cewek tersebut melihat ke arahnya dengan tatapan penuh tanya. Terutama pada jalinan jari-jari Kaisar dan Triva yang menandakan sebuah hubungan.
Kaisar dan Triva sedang makan di restoran sebuah Mal setelah puas berjalan-jalan nggak jelas, menemani Kaisar yang pengen belanja tapi ternyata modus doang pengen ngajakin jalan.
"Emmm, hai..." Cewek itu mengulurkan tangannya mengajak Triva berjabatan tangan. "Aku Gladys."
Triva ingin menyambut tangan Gladys tapi Kaisar sama sekali nggak melepaskan genggamannya, malah semakin erat seakan menandakan kalau Triva nggak boleh menyalami cewek itu.
"Triva," ucap Triva akhirnya. Dia sungguh merasa nggak enak karena uluran tangan Gladys terkesan diabaikan.
Gladys menarik tangannya dan tersenyum. Dia menatap Kaisar dengan tatapan yang murung. "Ya udah, aku duluan ya. Tadi nggak sengaja liat kamu, jadi mau nyapa. Maaf kalau menganggu..." Gladys nampak ragu ingin pergi, berharap Kaisar menahannya. Tapi akhirnya dia melangkah pergi karena satu suara pun nggak keluar dari mulut Kaisar.
"Siapa?" Tanya Triva setelah Gladys pergi.
"Cewek nggak penting," jawab Kaisar. Dia melepaskan tangan Triva, mengaduk-aduk minuman lalu meminumnya.
Bisa Triva lihat kalau ekspresi Kaisar telah berubah menjadi sangat dingin. Seperti ada kemarahan yang tertahan saat Gladys datang tadi. Ingin bertanya lebih, tapi Triva takut Kaisar semakin nggak mood.
"Mau temenin aku ke toko buku nggak?" Tanya Triva setelah 30 menit mereka diam tanpa obrolan di restoran itu.
Kaisar hanya mengangguk. Dia melirik jam di tangannya, lalu diam kembali menatap lurus ke depan. Makanan yang dipesannya sama sekali belum disentuh, padahal makanan Triva udah dimakan sampai habis.
"Kamu kenapa sih?" Tanya Triva. Lama-lama dia merasa bete kalo Kaisar diam dan mengabaikannya seperti ini.
Kaisar masih aja diam.
"Kai..." Triva menyentuh tangan Kaisar.
Efek dari sentuhan Triva ternyata cukup besar bagi Kaisar. "Apaan sih!!" Tanpa sadar Kaisar membentak Triva dan menepis tangan Triva dengan kasar.
Triva meringis saat lengannya nggak sengaja menyenggol panci shabu-shabu super panas di atas meja.
"Ma-maaf, Triv. Sakit ya?" Kaisar segera meraih lengan Triva dan melihat dengan teliti. Lengan Triva yang terkena panci nampak memerah berbentuk goresan. "Kita ke dokter ya," ajaknya.
Triva menggeleng. Dia cuma diam dan menarik tangannya kembali. "Pulang aja," ajaknya.
"Katanya mau ke toko buku."
"Lain kali aja. Aku bisa sendiri nanti," kalau udah gini itu artinya mood Triva udah jelek.
Triva segera berdiri dan melangkah keluar dari restoran itu.
Kaisar dengan sigap menuju kasir dan membayar pesanan mereka. Setelah itu dia berlari mengejar Triva dan menarik tangan cewek itu.
"Hey... Maaf. Aku bener-bener nggak sengaja," ucap Kaisar dengan lembut dan sungguh-sungguh.
KAMU SEDANG MEMBACA
KAISAR (Komplit)
RomanceTriva Selena, cewek cantik yang punya sejuta ketenangan di dalam hidupnya. Dia memiliki kepribadian yang mengagumkan bagi semua orang, khususnya cowok. Selain itu, dia juga merupakan Ketua OSIS yang disegani. Semua cap "Good Girl" ada dalam diri Tri...