29. Ngapain di Sini?!

27.6K 2.4K 97
                                    

Seharian ini di sekolah, Kaisar dan Triva tak bertemu sama sekali. Mungkin karena Triva sedang sibuk dengan kegiatan tahunan OSIS, yaitu menggalang dana untuk Baksos. Atau mungkin juga karena efek mereka yang berantem pasal LDR di mobil tadi. Tapi intinya Kaisar benar-benar dalam posisi unmood sekarang.

"Kaisar, kamu ada masalah apa? Kenapa dari tadi latihan kamu tidak konsen. Ada apa, Nak?" Bu Anggita mengajak Kaisar bicara empat mata lantaran sudah 3 jam latihan tapi Kaisar selalu melakukan kesalahan dalam berdialog.

"Maaf, Bu."

"Ibu ngerti kalau kamu mungkin sedang dalam masalah. Tapi ibu minta jangan sampai masalah tersebut mengganggu pikiran dan konsentrasi latihan kamu. Ingat Kaisar, Pentas Teater ini akan diadakan 2 Minggu lagi."

"Saya mengerti Bu. Saya janji saat pentas nanti semua akan berjalan sesuai rencana."

Ibu Anggita tersenyum puas. Dia menepuk pundak Kaisar dengan lembut. "Ibu percaya kamu akan menepati janji."

Kaisar mengangguk.

Setelah pertemuan pribadi dengan Ibu Anggita selesai, Kaisar tak tahan untuk terus berdiam diri. Dia ingin menemui Triva, menyelesaikan masalah yang terjadi tanpa harus menundanya lagi. Dia yakin saat ini Triva pun sedang memikirkan hal yang sama dengannya, hanya saja cewek terkadang lebih banyak gengsinya.

Begitu melangkah masuk ke ruangan OSIS, emosi Kaisar terpancing seketika saat melihat Keenan ada di sana bersama Triva. Terlihat sedang mengobrol dan bercanda.

Nafas Kaisar memburu, dia melangkah lebar mendekati kedua orang itu. Tanpa aba-aba Kaisar langsung menarik kerah belakang Keenan dan melayangkan tinju tepat di rahang lelaki itu.

"Ngapain Lo di sini?!" Tanya Kaisar dengan wajah merah padam.

Triva begitu kaget karena tak menyangka Kaisar bisa berbuat seperti itu. Dia langsung menengahi dengan berdiri di depan Kaisar dan menahan tubuh cowok itu yang ingin maju menghajar Keenan.

"Kaisar, kamu kenapa sih?! Main pukul aja sembarang," marah Triva.

"Kamu belain dia?!" Tanya Kaisar dengan penuh emosi.

"Kai, kamu jelas salah. Kamu tiba-tiba dateng dan pukul Keenan. Emang dia salah apa?"

Kaisar tersenyum miring atas pembelaan Triva terhadap Keenan. "Dia salah apa? Kamu lupa aku pernah bilang dulu, kalau aku cuma izinin kamu ketemu sama dia sekali. Setelah itu, nggak akan aku izinin lagi. Apa kamu inget sekarang?"

Keenan yang sudah bisa meringankan rasa sakit di wajahnya, mulai mendekati Kaisar dan Triva. "Lo salah paham, Kai. Gue ke sini bukan untuk..."

"Bacot!"

BUGH!

Kaisar kembali melayangkan tinju, kali ini ke perut Keenan. Lalu disusul dengan tinju-tinju selanjutnya yang diberikan tanpa ampun.

Karena tak punya pilihan lain, Triva terpaksa menggunakan keahliannya untuk menyelamatkan Keenan dari serangan Kaisar. Dia bisa dengan mudah menangkis setiap pergerakan Kaisar dan menjauhkan Keenan dari sana.

Melihat itu, Kaisar menjadi semakin marah. Tapi marah yang cenderung diam dan menyimpannya dalam-dalam. "Bantu dia. Lawan aku," tantang Kaisar.

Triva terkejut mendengar itu. Apa maksudnya Kaisar ingin mereka bertarung?

Kaisar lagi-lagi tersenyum sinis. Terutama pada tangan Triva yang merangkul Keenan untuk berdiri. "Sekarang aku tau jawaban dari semua pertanyaan aku selama ini. Kalau sepenuhnya, kamu belum mencintai aku."

Triva menatap Kaisar tak percaya. Tapi belum sempat dia menjelaskan, Kaisar sudah lebih dulu pergi dari tempat itu.

"Maaf Keenan," Triva melepaskan Keenan yang seharusnya dia bawa ke UKS. Dia berlari menyusul Kaisar yang sudah berjalan jauh meninggalkannya.

KAISAR (Komplit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang