50. Kita ini apa?

11.6K 1.7K 251
                                    

Selesai sudah Kaisar menghadapi Ujian Nasional yang menegangkan. Dia akhirnya bisa bernafas lega dan bersantai menunggu hasil. Seharian ini, Kaisar cuma di rumah. Kerjaannya hanya bermain game, tidur dan gangguin Triva dengan spam chat nggak jelas. Triva sendiri sibuk di kampusnya, kebetulan kuliah sore dan baru akan pulang jam 8 malam.

"Kai, kamu nggak bosen apa seharian ini cuma di rumah?" Tanya Starla begitu Kaisar akhirnya turun dari kamar dan makan.

"Emang Mama berharapnya Kaisar kemana?"

"Biasanya kamu kumpul sama temen-temen kamu."

"Lagi males Ma. Lagian kalau kumpul sama mereka itu timing-nya pasti malem, Ma. Bukan jam segini," beritahu Kaisar.

Starla mendekat, duduk di sebelah Kaisar. "Kamu sama Triva gimana sih hubungannya? Udah balikan lagi?" Tanya Starla kepo. Terlanjur menyukai Triva membuat Starla nggak tertarik untuk nyuruh Kaisar mencari cewek lain. Baginya, Triva itu udah pas untuk Kaisar.

"Triva masih belum kasih jawaban, Ma."

"Kenapa?"

Kaisar mengangkat bahu. Dia mengambil semua lauk hingga memenuhi piringnya. Memakannya seperti orang rakus. Seharian main game di kamar membuat tenaganya cukup terkuras.

"Tapi Ma, mau ada status ataupun nggak, hubungan Kaisar sama Triva masih sama aja. Nggak ada yang berubah."

"Jangan dibiarin lama-lama tanpa status, Kai. Gimana kalo dia dibuat nyaman sama cowok lain?" Pancing Starla.

Tiba-tiba saja pergerakan mengunyah Kaisar berhenti. Dia jadi teringat kedekatan Triva dengan Gitar. Meski telah menerima kehadiran Gitar, tapi Kaisar masih saja merasa cemas kalau pesona Gitar mampu mengalahkannya. Sebagai cowok, dia pun mengakui kalau Gitar itu karismatik. Apalagi cewek?

Tiba-tiba, rencana yang sudah terlintas lama dalam pikiran Kaisar untuk menjadikan Triva miliknya, mulai menguasainya lagi. Dia mulai berpikir ingin menjalankan rencana tersebut, karena jika berhasil maka Triva akan menjadi miliknya selamanya.

Apa gue emang harus lakuin itu?

💃💃💃

Kaisar dan Triva berciuman seperti biasa. Setiap hari mereka melakukannya. Entah itu di mobil, di rumah atau pun di tempat umum dengan Kaisar yang mencuri ciuman singkat.

Kali ini di mobil, saat berada di depan rumah Triva jam 9 malam mengantarkan cewek itu pulang dari kampus.

"Triv, sebenernya kita nih apa sih?" Tanya Kaisar tiba-tiba setelah mereka selesai melakukan itu.

"Maksud kamu?" Tanya Triva sambil membereskan barang bawaannya, berupa tas dan buku-buku.

"Hubungan kita," jawab Kaisar.

Triva menatap Kaisar dengan seksama. "Emang hubungan kita kenapa?"

"Aku nggak ngerasa ada yang berubah dari hubungan kita. Aku tetep bisa nyentuh kamu kayak biasa. Kita ciuman setiap hari. Kita..."

"Emang status itu penting banget ya?" Potong Triva, dia sudah mengerti arah dari pembicaraan Kaisar.

"Bagi aku penting. Karena itu salah satu cara aku buat ngiket kamu," jawab Kaisar sungguh-sungguh.

Triva tersenyum. "Terus menurut kamu, dengan aku mau diajak ciuman setiap hari sama kamu, itu artinya apa?"

"Aku ingin diperjelas Triv," Kaisar mengatakannya dengan tatapan mata lurus menatap Triva dalam-dalam. Terdengar begitu serius sehingga sulit untuk dibantahkan.

"Kai..."

"Aku takut kehilangan kamu."

"Nggak dengan cara itu, Kai."

KAISAR (Komplit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang