7. Jadian

36.9K 2.8K 129
                                        

Sepeninggal orangtuanya, Triva langsung melancarkan berbagai aksi agar Kaisar segera pergi. Pura-pura tidur, ngerjain tugas sekolah, telponan sama Anyelir dan Luna, hingga yang paling nggak pernah Triva lakuin adalah nonton serial drama Korea koleksi Tansa agar cowok itu merasa bosan. Tapi nyatanya malah Triva sendiri yang bosan dengan drama menye-menye tersebut.

"Udah capek?" Tanya Kaisar saat Triva mematikan televisi.

"Capek apa?"

"Ngusir aku."

Triva berdecak sebal. Dia mengangkat kedua kaki di atas sofa. Duduk bersila menghadap Kaisar. "Oke, gue bakal terus terang aja sama Lo sekarang. Kaisar, berhubung ini udah malem banget dan gue nggak enak sama tetangga, mending lo pulang deh. Orangtua gue juga bentar lagi pulang."

Kaisar menggeleng. "Kamu nggak denger Mama kamu bilang apa tadi? Aku ini laki-laki sejati jadi harus bertanggung jawab." Triva baru akan buka mulut, Kaisar udah ngomong lagi. "Aku bakal tetep di sini sampe orangtua kamu pulang. Titik, nggak ada tawar menawar."

Triva sontak mengacak-acak rambutnya. Kesal rasanya. Bisa dilihatnya secara samar kalau Kaisar sedang mentertawakannya. "Oke terserah Lo! Gue mau tidur dan ingat, laki-laki sejati nggak ada yang masuk ke kamar cewek!"

Kaisar mengangguk. "Aku nggak akan ganggu kamu. Kamu tidur aja," ucapnya serius.

"Fine!" Triva langsung turun dari sofa. Dia berjalan menaiki tangga dengan langkah yang sengaja dia hentak-hentakkan hingga suara sendalnya terdengar nyaring di rumah itu.

Blam!

Suara pintu kamar yang ditutup Triva dengan keras, membuat Kaisar terkekeh geli. Dia mengeluarkan ponselnya dan menyandarkan tubuhnya ke sofa.

Setelah itu, nggak ada suara apapun lagi dari atas. Sepertinya Triva sudah tidur. Dan Kaisar tetap berjaga dengan memainkan game di ponselnya. Kaisar sengaja membesarkan volume ponselnya agar nggak merasa kesepian sendirian di sana. Cukup suara dari Mobile Legend yang menemaninya.

Berasa seperti rumah sendiri, Kaisar masuk ke dapur dan membuat kopi instan yang memang sudah terlihat di matanya sejak tadi. Dia merasa lapar tapi malas untuk memasak mie, padahal bungkusan mie begitu banyak bersebelahan dengan bungkusan kopi.

"Kenapa?" Tanya Triva yang tiba-tiba aja udah muncul di belakang Kaisar yang lagi bengong ngeliatin bungkusan mie.

"Kirain udah tidur," ujar Kaisar sambil tersenyum. Melihat ekspresi datar Triva, Kaisar tau cewek itu sedang nggak mood berbasa-basi. "Aku laper, tapi males buat masak," beritahunya.

"Ya udah Lo tunggu di sana. Gue yang masakin," Triva langsung berjalan mendekat.

Senyum mengambang di wajah Kaisar. Dari pada Triva batal memasukkannya mie, dia memilih untuk nggak menjahili cewek itu dulu. Menjadi cowok penurut dengan duduk di sofa dan berpura-pura fokus pada layar televisi.

Hanya membutuhkan waktu beberapa menit untuk sekedar memasak mie doang. Triva pun membawa hasil masakan sederhananya itu ke hadapan Kaisar. Cowok itu terlihat seperti anak kecil yang disuguhkan cokelat.

"Makasihhh," ujar Kaisar yang langsung duduk di bawah sofa mendekat pada meja kaca itu.

Triva hanya diam. Dia duduk di atas sofa dan mengganti Chanel secara acak. Diliriknya jam di dinding, nyatanya kepergian orangtuanya baru sekitar satu jam. Berarti orangtuanya baru sampai di rumah Omanya. Ditambah lagi basa basi busuk antara anak dan orangtua. Ditambah lagi Tansa yang biasanya susah buat dibujukin pulang. Ditambah lagi perjalanan pulang ke rumah. Kalau dikalkulasikan orangtuanya baru akan sampai ke rumah 3 jam lagi.

KAISAR (Komplit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang