Kaisar menahan Triva di kamar hotel. Mereka jadi nggak bisa sekolah hari ini. Liciknya, Kaisar sudah meminta izin pada orangtua Triva dengan alasan kalau orangtua Kaisar ingin berangkat ke luar negri dalam waktu yang cukup lama sehingga mereka sangat ingin bertemu Triva.
"Ini pertama kalinya dalam hidup aku, bolos sekolah untuk alasan yang nggak jelas," protes Triva.
"Alasannya jelas, aku mau kita balikan," sahut Kaisar. "Selama kamu nggak bilang iya, kamu akan tetap di sini sama aku," ancamnya lagi.
"Aku nyesel nolongin kamu semalem," keluh Triva. Dia melipat tangan di depan dada dengan wajah mulai kesal.
Kaisar tersenyum. Dia tau kalau Triva akan perduli padanya. Berawal dari ketidak-sadarannya mengirimkan Triva chat, hingga mereka berakhir di tempat ini. Bukankah itu sesuatu yang memang sudah ditakdirkan? Karena nggak ada yang kebetulan di dunia ini sebenernya.
"Gengsian banget sih tinggal bilang iya doang," sindir Kaisar.
"Jawaban aku nggak!"
"Ya udah kalo gitu kita tetep di sini sampe punya anak."
Mata Triva melotot lebar. Dia baru ingin membuka suara saat tiba-tiba Kaisar menekan tubuhnya berbaring di atas sofa dan cowok itu menindihnya.
"Apa perlu aku buat hamil dulu?" Tanya Kaisar dengan senyum smirk-nya.
"Kaisar jangan gila ya kamu," Triva jadi semakin gemetar.
"Kalo gitu jawab iya."
"Apaan sih! Maksa banget."
Kaisar kembali tersenyum. Dia sudah berhasil mengunci tubuh Triva hingga nggak bergerak, bahkan kedua tangan cewek itu udah nggak bisa berkutik lagi. Kaisar membuka satu kancing atas kemeja Triva. "Waktu kamu cuma sampe semua kancing kemeja kamu terlepas."
Triva mencoba berontak. Tapi Kaisar terus membuka kancing kemejanya hingga berada di kancing terbawah. Dan... "Oke fine, kita balikan!" Teriak Triva.
Tangan Kaisar berhenti, diurungkannya niatnya membuka kancing terakhir kemeja Triva. Dia mengulum senyum karena ternyata trik nya berhasil.
Triva mendorong tubuh Kaisar dan berhasil melepaskan diri. Dia segera mengancingkan kembali kemejanya. Kalau aja membunuh itu nggak dipenjara, Triva sangat ingin mencabik-cabik muka menyebalkan Kaisar.
Kaisar tertawa keras. Dia akhirnya bisa tertawa lepas lagi. Beban berat di dadanya terangkat sudah. Dia menoleh ke Triva yang sedang merengut, tawanya berganti senyum jahil.
"Masa balikan mukanya jutek gitu?"
"Terpaksa!" Jawab Triva sambil tetap merengut.
"Hahaha. Bodo." Kaisar berbaring dan kepalanya dia letakkan ke paha Triva. Ditatapnya cewek itu dengan senyuman yang penuh cinta. "Aku cuma becanda kali tadi. Nggak mungkin beneran mau perkosa kamu," ucapnya.
"Tetep aja itu menakutkan, Kaisar!"
"Kito coba yuk?"
Mata Triva kembali melebar. "Mending aku pulang deh daripada kamu makin nggak waras."
"Hahaha," Kaisar kembali tertawa. Tangannya terangkat membelai pipi Triva. "Makasih ya..."
Triva hanya menatapnya.
"Makasih karena udah kembalikan hidup aku yang sempat menghilang," suara Kaisar terdengar begitu lembut.
Gantian Triva juga menyentuh wajah Kaisar, terutama bagian memar-memar yang belum hilang. "Kenapa harus berantem?" Tanyanya tentang memar tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
KAISAR (Komplit)
RomanceTriva Selena, cewek cantik yang punya sejuta ketenangan di dalam hidupnya. Dia memiliki kepribadian yang mengagumkan bagi semua orang, khususnya cowok. Selain itu, dia juga merupakan Ketua OSIS yang disegani. Semua cap "Good Girl" ada dalam diri Tri...