41. Sibuk

26.5K 2.2K 197
                                    

Menjemput Kaisar saat dirinya pulang lebih dulu, seakan sudah menjadi kewajiban Triva. Terkadang gantian, kalo Kaisar yang lebih dulu pulang, maka cowok itulah yang akan menjemputnya.

"Hai, Kak Triva. Jemput Kaisar ya?" Sapa salah seorang murid cewek yang merupakan teman sekelas Kaisar.

"Hehehe, iya."

"Wah, goals Couple banget sih kalian berdua. Jadi iri deh," celetuk salah satunya lagi.

Tak lama, Kaisar sudah muncul bersama aura ketampanannya yang menembus langit. Cowok itu berjalan cool dengan kedua tangan masuk ke saku Hoodie. Dia tersenyum pada Triva, hanya Triva. Karena sejak tadi semua cewek yang tersenyum padanya, dia abaikan.

"Udah lama?" Tanya Kaisar.

"Lumayan."

"Cuaca panas gini kenapa nggak nunggu di dalem mobil aja? Atau masuk kek ke dalem," rutuk Kaisar perhatian.

"Cuma panas, nggak sampe terbakar," cetus Triva. Dia memutari mobil untuk duduk di kursi penumpang.

Kaisar segera masuk ke dalam mobil. Dia menstarter mobil dan mulai menjalankannya meninggalkan area parkiran sekolah.

"Kita mau makan dulu atau gimana?" Tanya Kaisar.

"Iya makan dulu, laper."

"Tempat biasa?"

"He-em."

Kaisar pun mempercepat laju mobil. Tempat Favorite Triva kalo makan biasanya di Restoran yang menjual berbagai jenis Sushi lengkap. Triva paling suka makan Sushi, terutama oshizushi, Triva bisa menghabiskan satu porsi besar sendirian pas lagi laper. Kalo Kaisar malah nggak suka, menurutnya nggak pas di lidah karena terasa mentah pada olahan seafood segarnya.

Kaisar mengajak Triva duduk di salah satu bilik oriental yang kebetulan sedang kosong. Suasana di sana berasa sedang makan di Jepang beneran. Ditambah alunan musik dari khas Negara Sakura tersebut menambah kesan alamiah.

"Jarang-jarang bisa dapet duduk di sini," ujar Kaisar.

"Iya ya. Biasanya penuh mulu," sahut Triva.

Bilik oriental di sana menjadi tempat yang paling diincar oleh semua pengunjung. Selain tempatnya yang cukup private, juga nyamannya berada di sana tanpa terganggu dengan suara-suara bising dari obrolan pengunjung lain.

"Tangan kamu kenapa?" Triva baru sadar kalau pergelangan tangan Kaisar sedikit biru. Triva meraih tangan Kaisar untuk melihat lebih dekat. "Memar kenapa ini?" Tanyanya lagi.

"Jatuh semalem," jawab Kaisar.

"Jatuh dari mana?"

"Motor."

"Motor? Kamu kemana emang?"

Kaisar nyengir lebih dulu. "Kumpul sama anak-anak club' motor," beritahunya.

"Kok nggak bilang?"

"Kamu udah tidur."

"Kamu bisa kirim chat kan? Nanti pas bangun aku bisa baca."

"Iya maaf," Kaisar mengelus pipi Triva. "Mendadak Triv, nggak sengaja juga."

Triva mendengus. "Terus kenapa bisa jatuh? Balapan?"

"Iya, hehehe."

"Bagus." Triva menghempas tangan Kaisar hingga cowok itu terpekik karena sakit. Namun Triva nggak perduli, dia melipat tangan di dada dan melengos.

KAISAR (Komplit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang