Sebulan sudah Triva menjadi Mahasiswa Kedokteran di FKUI. Pada awal-awal perkuliahan, seperti sebagian besar Fakultas Kedokteran di Universitas lainnya di Indonesia, FKUI pake sistem modul. Mata kuliahnya masih berupa mata kuliah wajib Universitas, masih terkesan santai namun tetap serius. Terutama untuk Mata kuliah Pengembangan Kepribadian Terintegrasi B (MPKT B) yang lebih banyak hitungan SKS nya ketimbang materi lain.
Triva memiliki kelompok belajar sendiri, terdiri dari 6 orang yang akan menjadi bagian selama menempuh pendidikan. Ada Si kembar imut, Raya dan Rayi. Ada Naomi, cewek keturunan Jepang namun jago bahasa Korea. Ada Samuel, cowok keriting yang berada dari Papua. Dan terakhir, cowok yang dianggap paling Cool karena sifatnya yang jarang ngomong, Gitar.
"Triv, nanti pas ambil profesi, Lo mau seriusin di mana?" Tanya Samuel.
Saat ini mereka tengah berada di Kantin untuk menghabiskan waktu istirahat selama jeda pergantian Matkul.
"Antara spesialis bedah atau ortopedi deh kayaknya," jawab Triva.
"Kalo gitu kita sama Triv, gue juga minat tuh ambil bedah. Pengen belah-belah badan orang, terutama mantan..." Saat menyebutkan kata "mantan", mata Naomi langsung menajam. Dia menundukkan garpu dengan keras di pentol baksonya, mengingat kejadian kelam.
"Kuliah mahal-mahal, hari pertama kerja langsung masuk penjara," celetuk Rayi.
"Hahaha," Triva, Raya dan Samuel seketika tertawa. Mereka mulai memahami sifat melankolis Naomi setelah mengenalnya beberapa hari. Naomi itu ceweknya baperan, sensitif banget. Gampang jatuh cinta tapi sepaket sama patah hatinya. Suka sama cowok tapi si cowok kebalikannya, lalu stres dan galau seharian.
"Kalo kalian berdua mau ambil apa?" Tanya Triva pada si kembar.
"Dokter umum," jawab Raya dan Rayi kompak.
"Kalo Lo Sam?"
"Gigi dong. Gue mau bawa ilmu yang gue dapet ke desa gue, biar semua anak-anak di sana mengerti kalau kesehatan Gigi itu sama pentingnya dengan kesehatan jantung. Agar mereka nggak lagi menyepelekan yang namanya gosok gigi. Agar..."
"Oke stop, cukup dimengerti," potong Triva. Bila dibiarkan, Samuel akan terus memperpanjang ceramahnya.
"Gitar, ngomong dong," Naomi menyikut lengan Gitar. "Sifat Lo ini cocok banget sama nama Lo. Nunggu dipetik dulu, baru bunyi," sindir Naomi.
"Apa sih berisik," Gitar menenggak minuman kalengnya sampai habis. Dia melirik jam di tangan, masih lama untuk kelas selanjutnya. Sementara dia sudah sangat bosan ada di sana.
Triva sendiri nggak begitu dekat dengan Gitar, soalnya cowok itu sulit tersentuh. Nggak pernah ada alasan untuk dijadikan bahan obrolan, makanya lebih banyak sedieman.
"Ngejodohin Triva sama Gitar cocok kali ya," celetuk Samuel.
Triva seketika tersedak. "Ngaco Lo ah," protesnya. Dia melirik Gitar yang cuma diam dan nggak begitu merespon.
"Setuju gue," sahut Naomi. Raya dan Rayi ikut mengangguk setuju.
"Karena cuma kalian berdua yang berpotensi untuk saling jatuh cinta," timpal Raya.
"Eh Lo pada udah pada ngaco ngomongnya, beneran deh. Nggak ada topik lain apa?" Triva kembali melayangkan protes.
"Emang kenapa, Lo nggak suka sama gue?" Todong Gitar secara langsung.
Triva seketika ciut.
"Cieeee," Naomi menyikut lengan Triva.
"Ehm," Samuel berdeham dengan keras.
"Panas yaaaa!" Susul suara Raya.
"Asli," sahut Rayi.
"Apaan sih kalian," Triva memasang ekspresi datar. Dia nggak sengaja melihat ke arah Gitar dan ternyata cowok itu juga sedang melihatnya. Langsung, Triva menundukkan wajahnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
KAISAR (Komplit)
RomansaTriva Selena, cewek cantik yang punya sejuta ketenangan di dalam hidupnya. Dia memiliki kepribadian yang mengagumkan bagi semua orang, khususnya cowok. Selain itu, dia juga merupakan Ketua OSIS yang disegani. Semua cap "Good Girl" ada dalam diri Tri...