37. Cemburu

29.8K 2.4K 173
                                    

Banyak yang berubah saat kita berpisah.
.
.
.
💃💃💃

Kaisar nggak tau harus mengucap rasa syukur yang seperti apa saat melihat bahwa Triva itu benar nyata adanya. Berulangkali dia mencoba membangunkan dirinya seandainya ini hanyalah mimpi. Tapi semakin dia menatap lurus ke sosok yang sedang berpidato di depan, semakin nyatalah keberadaannya.

"Cewek Lo keren banget," puji Bella sambil menyikut lengan Kaisar.

Kaisar tersenyum tipis. Cewek yang dibilang keren oleh Bella itu sedang melirik ke arahnya sekarang. Dari mata dan senyuman mereka berbicara dalam diam.

"Matanya berkedip napa," goda Bella lagi.

Kaisar menatap malas ke arah Bella. "Berisik banget sih Lo," keluhnya.

Triva memang terlihat berbeda, dari segi penampilan terutama. Outfits yang dikenakannya hari ini membuatnya terlihat sangat anggun. Bener-bener jauh dari keseharian Triva yang terkesan casual dan santai.

Sekali lagi Triva melirik ke arah Kaisar, cewek itu tersenyum. Lirikan sesaat namun memberikan efek ketar ketir untuk keduanya.

Tanpa terasa seminar telah selesai dan Kaisar sama sekali nggak menyimak apa yang dibicarakan sejak tadi. Soalnya, dia terlanjur tenggelam dalam rasa senangnya akan kehadiran Triva.

Satu persatu peserta seminar keluar dari Aula. Ada yang naik ke atas panggung mengajak Triva bersalaman. Lalu Kepala Sekolah pun turut keluar setelah bersalaman dengan Triva.

Kaisar masih duduk di tempatnya. Dia nggak bergerak sama sekali hingga Aula benar-benar kosong. Matanya fokus menatap Triva yang sedang berdiri melihat ke arahnya. Dia berdiri, berjalan mendekati pacarnya itu.

"Kamu harus dihukum untuk kejutan yang menyebalkan ini," ujar Kaisar dengan nada rendah.

Triva merasa kian deg-degan saat Kaisar makin dekat ke arahnya.

Kaisar naik ke atas panggung. Berhenti tepat berhadapan dengan Triva. "Ini nggak lucu, Triv. Harusnya kamu bilang kalau kamu pulang," protes Kaisar.

Triva tersenyum. "Sekali-sekali kasih kamu kejutan. Emang salah?"

"Nggak suka," jawab Kaisar.

"Ya udah aku balik lagi aja ke London," Triva membalikkan tubuhnya tapi segera ditangkap oleh Kaisar.

Kaisar memeluk Triva dari belakang. Dia memejamkan matanya merasakan aroma Vanilla yang kembali tercium. "Kamu kembali, Triv. Kamu kembali..." Bisiknya.

Triva meletakkan tangannya di atas tangan Kaisar. "Aku kembali," balasnya berbisik.

"Berapa lama?" Tanya Kaisar lagi.

Triva melepaskan pelukan untuk bisa berhadapan dengan Kaisar. "Selamanya," jawabnya dengan mata menatap lekat ke mata Kaisar.

Kaisar belum merespon. Dia masih mencoba mencerna kata-kata itu. Sampai akhirnya dia menangkup pipi Triva dan mendekatkan wajahnya, "selamanya?" Tanyanya untuk lebih meyakinkan.

Triva mengangguk. "Impian aku adalah diterima di Oxford dan aku berhasil meraih mimpi itu. Sekarang aku kembali, karena aku punya mimpi lain yang harus aku capai dan nggak akan bisa tanpa adanya kamu." Triva mengalungkan tangannya ke leher Kaisar membuat mereka semakin dekat. "Masa depan aku," lanjut Triva.

Kaisar tersenyum lebar. Dia langsung memeluk tubuh Triva dengan erat. Demi apapun dia sangat bahagia. Pilihan Triva untuk kembali menandakan kalau cewek itu memang sangat serius pada hubungan mereka. Hubungan yang orang-orang kira hanya seperti kisah cinta remaja biasa, namun nyatanya sangatlah dalam.

KAISAR (Komplit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang