10. Kaisar (masih) Manja

41.4K 2.8K 141
                                    

Maafin Momi kalau banyak typo dan kesalahan apapun dalam cerita ini, karena sejak ditulis belum pernah menyentuh revisi 🙏

Semoga kalian tetap enjoy bacanya.

***

Triva membawa mobil Kaisar pulang ke rumahnya. Sementara cowok itu tidur lelap dengan kepala berada di pangkuannya. Kaisar memang terlihat sangat mengantuk. Bagaimana tidak? Kemaren malem tuh cowok pulang lewat tengah malem setelah kedua orangtua Triva datang. Terus pagi-pagi banget udah nongol aja di rumah Triva. Dan seharian ini mereka jalan-jalan sampe pegel.

Triva membawa mobil masuk ke pekarangan rumahnya. Enaknya punya rumah di kompleks adalah dia nggak perlu repot-repot buka pager seperti di rumah Kaisar. Meski ada yang bukain tetep aja rasanya terlalu lama nunggu cuma untuk buka pager doang.

Mobil orangtua Triva nggak ada di depan rumah, itu artinya orangtuanya belum pulang. Terkadang trivia merasa marah pada orangtuanya yang suka banget bepergian, ngajakin Tansa pula.

"Kai... Bangun," Triva mengusap lembut pipi Kaisar. Jujur pahanya terasa kram karena cowok itu menjadikan pahanya bantal sejak dari rumah Kaisar tadi. Sekitar satu jam lah saking lambatnya Triva bawa mobil karena nggak mau Kaisar kebangun.

"Kai, udah sampe nih," Triva masih menggunakan nada lembut.

Kaisar membuka matanya sedikit memicing. Dia tersenyum dan meraih tangan Triva lalu meletakkannya ke dadanya. Tangan kanannya terangkat untuk mengusap pipi cewek itu. "Banguninnya pakek perasaan banget," goda Kaisar.

Triva hanya tersenyum mendesis. Dia membiarkan tangannya berada di atas dada Kaisar bersama tangan cowok itu yang memilin jarinya.

Kaisar memajukan bibirnya. Triva mengerti maksudnya. Dia langsung saja menundukkan wajahnya mencium singkat bibir Kaisar.

"Aahhhh ngantuknya jadi ilang," ucap Kaisar meregangkan tangannya sambil terkekeh.

Triva ikut terkekeh. Kaisar begitu manja bila mereka sedang berduaan. Tapi entahlah, kenapa dia jadi sangat menyukainya.

"Ayo turun," ajak Triva.

Kaisar pun segera duduk dengan benar. "Sakit semua badan aku," keluhnya.

"Kamu sih nggak nurut. Dibilang tidurnya di kursi aja, masih aja mau kayak gitu."

"Habisnya, tidur di pangkuan kamu itu nyaman."

Triva hanya menggeleng. Dia segera membuka pintu mobil dan masuk ke rumahnya. Barulah setelah itu Kaisar mengikutinya dari belakang.

"Rumah kamu sepi terus ya?" Tanya Kaisar.

"Iya. Mama sama Papa tiap hari kalo libur pasti ke rumah Oma ngajakin Tansa. Soalnya Tansa itu kalo nggak ketemu Oma lebih dari seminggu suka demam."

"Wahhhh anak Oma dong berarti."

Triva mengangkat bahu. "Mau minum apa?" Tanyanya.

Kaisar menarik tangan Triva hingga duduk di pangkuannya. "Nggak usah, nanti aku bisa ambil sendiri," bisiknya.

Triva membetulkan rambut Kaisar yang berantakan karena tidur di mobil tadi. Rambut hitam, tebal dan terasa sangat lembut di jarinya.

"Kamu suka ke salon ya?" Tebak Triva.

"Kata siapa? Nggak lah!"

Triva mencebik. "Pasti iya. Tipikal-tipikal cowok metrosexual jaman now."

"Sumpah nggak pernah," Kaisar mengangkat dua jarinya untuk bersumpah.

"Tapi kok rambutnya bisa bagus gini?" Tanya Triva curiga.

"Bawaan lahir," jawab Kaisar sekenanya.

Sontak Triva mencebik. Selain rambutnya yang bagus, wajah Kaisar juga halus banget. Mulus banget kayak nggak pernah jatuh waktu kecil. Biasanya kan cowok itu ada aja codet nya walaupun samar, bekas nakal waktu kecil ataupun berantem pas udah besar. Apalagi Kaisar sangat suka tawuran, masa iya nggak pernah kena lemparan atau apa gitu.

KAISAR (Komplit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang