27. Back to Jakarta

31.3K 2.4K 90
                                    

Dikarenakan masa liburan sekolah Tansa masih panjang, adik Triva itu nggak mau pulang ke Jakarta. Menyebabkan kedua orangtua mereka pun harus tetap tinggal di sana untuk menemani si bungsu yang meminta ditemani. Karena itu, Triva dan Kaisar terpaksa harus pulang berdua doang ke Jakarta lantaran masih banyak urusan sekolah yang harus diselesaikan. Triva dengan kegiatan OSIS-nya dan Kaisar dengan Teater-nya.

Mobil yang dikendarai Kaisar berjalan pelan melewati bukit dengan tikungan jalan menajam. Mereka berdua akan bergantian nyetir bila nanti Kaisar lelah dan mengantuk. Perjalanan akan memakan waktu seharian mengingat ini adalah hari libur dan banyak orang-orang yang justru berdatangan ke puncak hingga membuat jalanan macet.

Kaisar menghentikan mobilnya di sebuah warung pinggir jalan yang menjual berbagai macam jenis makanan dan minuman untuk para pengendara yang ingin beristirahat. Hari sudah siang dan mereka berdua butuh makan untuk menambah stamina melanjutkan perjalanan.

"Kamu mau makan apa?" Tanya Kaisar. Dia memegang menu yang diberikan oleh pemilik warung.

"Mie ayam aja deh," jawab Triva setelah meneliti menu. "Sama es campur kayaknya enak tuh."

Kaisar pun berdiri mendekati pemilik warung yang sedang menyiapkan pesanan pengunjung lain. Terlihat dia menyebutkan pesanan mereka berdua dan kembali duduk di samping Triva.

"Mukanya keliatan capek banget. Nanti gantian aku yang nyetir," ujar Triva sambil membetulkan rambut Kaisar yang berantakan.

"Jalannya masih rawan, Triv."

"Kamu meragukan kemampuan aku bawa mobil? Lagian itu mobil aku ya, kamu nggak ada hak buat larang."

"Hehehe. Ya udah terserah kamu," Kaisar mengalah. Mobil itu memang milik Triva, hadiah ulang tahun dari Oma dan Opanya.

Kaisar menyandarkan kepalanya ke pundak Triva. Dia memang merasa lelah karena kondisi jalanan macet yang cukup menguras energi. Perjalanan 4 jam dari Villa padat merayap dan belum sampai setengahnya.

Tak lama 2 mangkuk es campur dan 2 piring mie ayam pun dihidangkan di atas meja kayu berlapis sprei plastik. Kaisar menegakkan kembali tubuhnya untuk menghabiskan santapan.

"Kayaknya enak," ucap Triva setelah mencium aroma mie ayam yang membuat perut makin lapar.

"Tadi aku liat cara mereka menyiapkan makanan juga bersih," timpal Kaisar.

Triva dengan semangat menyantap mie ayam tersebut tanpa memotongnya. Dia menyedot mie panjang itu hingga terputus sendiri. Kenikmatan tersendiri makan dengan cara seperti itu.

"Kamu beneran nggak mau makan nasi?" Tanya Kaisar, untuk kesekian kalinya.

"Kenapa sih maksa banget makan nasi," keluh Triva dengan mulut penuh.

"Nanti sakit, Triv."

"Terus kamu kenapa ikutan makan Mie Ayam?"

"Biar ikut sakit kayak kamu."

Pletak.

Triva menjitak kepala Kaisar dengan jarinya. "Sakit kok ikut-ikutan sih!"

"Biar kompak," jawab Kaisar asal.

"Terus nanti siapa yang rawat aku?"

Kaisar terdiam. Nampak berpikir hingga mengunyah saja berhenti. Dia menoleh menatap Triva dalam-dalam. "Kamu bener," ujarnya sambil mengangguk.

Kaisar pun mendorong mie ayamnya dan berjalan mendekati pemilik warung kembali. Dengan nada cukup keras dia memesan nasi soto sebanyak dua porsi.

Dari tempatnya duduk, Triva tertawa geli karena Kaisar ini sangatlah lucu. Kaisar bereaksi begitu cepat kalau sudah menyangkut dirinya.

KAISAR (Komplit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang