00

2.5K 235 5
                                    

Bau antiseptik seketika langsung menyapaku  saat aku melangkah kedalam rumah sakit. Decitan roda brankar dan lantai menambah kesan ramai ditengah orang-orang yang mengobrol. Kurasa ini akan jadi hari yang panjang, dokter dan perawat-perawat sudah mulai sibuk menangani pasien pada jam-jam seperti ini.
Saat aku masuk kedalam ruangan, hanya sepi yang menyambutku. Apa aku terlalu pagi ? belum ada orang disini.
"Hai, kau Joy bukan ? aku wendy, kita belum sempat berkenalan kemarin" aku menerima uluran tangannya setelah tersenyum dan bergumam. "ini terlalu pagi, yang lain biasanya datang setengah jam lagi." dia menarikku untuk duduk disalah satu sofa yang ada diruangan ini.
"kurasa kau juga terlalu pagi" dia hanya tersenyum sambil menyesap tehnya, ngomong-ngomong kapan dia membuatnya ?
"yah mood ku sedang bagus, haha. biasanya Junhee unnie dan Luna unnie yang selalu datang diawal pagi, mereka selalu disiplin masalah waktu tidak seperti yang lain" dia mencebik dan mulai menggerutu. Aku tidak lagi mendengarkan apa yang dia katakan aku terlalu sibuk memperhatikannya. Rambut coklat panjang yang digerai, bibir merah dan kulit putihnya membuatnya terlihat sangat cantik, dari cara bicaranya kurasa dia orang yang pintar. Obrolan kami berhenti saat Hoseok masuk dengan cara yang gaduh.
"Hai gadis-gadis cantik, kalian sedang membicarakanku ?" wendy melemparinya dengan gelas kertas setelah lebih dulu mendelik pada Hoseok.
"ayolah sayang, jangan buat wajah seperti itu. Tidak ingin menyambutku dengan pelukan atau sedikit ciuman ?" aku hanya tersenyum sambil membalas sapaan selamat paginya sedangkan Wendy memutar bola mata menanggapi perkataan Hoseok. Mereka lucu, apakah mereka berkencan ? "tidak, kami tidak berkencan kalau itu yang kau pikirkan." aku hanya meringis kearah Wendy, apa ekspresi wajahku terlalu jelas.

"bukan tidak, tapi belum. Kami dalam tahap pendekatan, bukan begitu dy ? ah apa kau ingin langsung menikah ?" Hoseok mendapat pukulan dari Wendy setelah mengatakannya. Mereka berdua cocok, hubungan mereka tidak akan membosankan bila mereka benar-benar berkencan. "menikah kepalamu, berhenti bicara omong kosong hobie. Urusi dulu gadis-gadis mu itu sebelum merayuku."

"kau cemburu ? ayolah, aku bahkan tidak pernah menanggapi gadis-gadis itu." Hoseok meraih tangan wendy dan menggenggamnya setelah itu. Kurasa ini saatnya untuk pergi, aku tidak ingin mengganggu acara mereka.
.
.
Saat aku beranjak dari kursi seorang laki-laki dengan rambut hitam tersenyum kearahku kalau tidak salah namanya Jimin. Kurasa orang-orang disini punya senyum yang menawan, Laki-laki ini terlihat tampan dengan mata sipitnya yang tertutup saat dia tersenyum.
"sedang memikirkan sesuatu ?" sejak kapan dia ada didepanku,

"sedang memikirkan apa ? kau tidak menyahutiku dari tadi." ah jadi dia berbicara padaku ? aku langsung membungkuk dan meminta maaf padanya, aish ini karena aku terlalu banyak berpikir dan berspekulasi. "hahaha sudahlah, kau bisa berbicara santai denganku" uuhh, memalukan sekali.
"apa yang kalian bertiga bicarakan tadi ?"

"ah tidak banyak, hanya membahas masalah ini dan itu." aku menjawabnya sambil terkekeh, "sebenarnya aku hanya jadi pendengar saja, Wendy-ssi mencerikatan banyak hal padaku. Setelah Hoseok-ssi datang mereka malah saling menggoda, mereka pasangan yang lucu." aku tersenyum sambil melihat kearah Hoseok dan Wendy yang masih mengobrol. "mereka memang seperti itu, selalu ribut dan ricuh sendiri tapi suasananya akan sepi tanpa mereka berdua." Jimin juga ikut mengalihkan pandangannya kearah Hoseok dan Wendy.
Aku tidak sadar ternyata sudah seramai ini, orang-orang sudah siap bekerja sepertinya.
"kembalilah ke mejamu, kita mengobrol lagi nanti" Jimin berjalan kearah meja kerjanya setelah tersenyum untuk kesekian kalinya kearahku. Kurasa aku juga harus bersiap-siap sekarang.
.
.
Badanku mau remuk rasanya, aku tidak menyangka kalau akan banyak sekali obat yang harus disiapkan belum lagi menghadapi pasien-pasien yang temperamental.
"minumlah, kau pasti lelah." Wendy menyodorkan minuman dingin kearahku.
"ini yang selalu kami lakukan selama 6 hari dalam seminggu. Kau akan terbiasa nantinya." kata Hosoek sambil menyeruput minumannya. "apa pasiennya memang selalu seramai ini ?" Jimin menoleh kearahku dan tersenyum sambil berkata "ya, kau tau ini masih belum seberapa. Biasanya resep yang masuk lebih banyak dari hari ini, kadang kami baru punya waktu untuk makan siang setelah jam 4."

"jadi selama 9 jam kalian hanya bolak-balik menyiapkan obat dan melakukan konseling serta penyerahan ?" mereka hanya mengangkat bahu sebagai jawaban. "kau akan terbiasa nantinya, nikmati saja oke." Wendy mengelus lenganku sambil tersenyum, kenapa orang-orang ini suka sekali tersenyum. "ngomong-ngomong berapa umur mu Joy ?" Hoseok bertanya sambil menyerahkan stik kentang kearahku. "24 tahun, ah tidak aku akan berumur 25 sebentar lagi." kataku sambil mencomot stik kentang yang Hoseok berikan "berarti kau lebih muda dari kami, kau bisa memanggil kami dengan oppa dan unnie. Tidak perlu terlalu formal, kau bisa bicara dengan santai haha."
"apa aku yang paling muda disini ?" Hoseok menggeleng dan menunjuk dua orang yang sedang sibuk membuat sesuatu, "itu Vernon dan umji, kau sudah berkenalan dengan mereka ? mereka 1 tahun lebih muda darimu."
Ah jadi aku bukan yang termuda disini. Kami mengobrol tentang banyak hal setelah itu, sebenarnya hanya mereka yang mengobrol aku hanya jadi pendengar setia seperti biasa. Seungwoo, Vernon, Umji dan Namjoon serta Luna juga ikut bergabung dalam obrolan sore itu, aku tidak melihat Junhee mungkin dia sudah pulang lebih awal. Aku hanya ikut tertawa saat mereka tertawa dan hanya menimpali sesekali.
"kau bosan ? ayo pulang" kata Jimin sambil mengetuk dahiku dengan jari-jari gemuknya, "ini sudah sore, berhentilah bergosip dan pulang kerumah sana." katanya pada yang lain sambil membereskan peralatan kerjanya.
"hah lelahnya. kalau begitu aku duluan." Vernon melambai sambil menguap, lalu diikuti yang lain yang juga mulai membereskan tas-tas mereka dan menyeret langkahnya kearah pintu.
"kenapa kau senang sekali melamun, ayo pulang." Jimin bersandar pada pintu sambil melihat kearahku, kupikir dia sudah pulang tadi. Aku mengambil tasku dan bersiap pulang.

Hari ini cukup menyenangkan walau melelahkan, kuharap besok akan jadi hari yang lebih baik.

 ANNOYING WORLD 《COMPLETED》Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang