18

743 158 13
                                    

___

Aku berbalik saat seseorang menepuk punggungku, dan kulihat seorang gadis cantik dengan rambut coklat panjang sedang tersenyum lebar kearahku.

"Park Sooyoung ?" tanyanya

Aku hanya tersenyum canggung dan mengangguk.

"Ya, kau tidak mengenalku ?" teriaknya sambil memukul lenganku, itu sakit ngomong-ngomong. Aku memperhatikannya sekali lagi, dan dia memang terlihat familiar.

"Hayoung ? Oh Hayoung ?"

"iya, ini aku. Apa aku terlihat sebegitu mengagumkannya sampai kau tidak mengenaliku ?" kami mulai berpelukan sambil berputar. Aku tidak meyangka akan bertemu lagi dengannya.

Gadis didepanku ini merupakan salah satu sahabat baikku saat dibangku Junior High School. Namanya Oh Hayoung, dia gadis yang cantik, pintar dan ceria. Tapi setelah kelulusan dia dan keluarganya memilih pindah ke China, jadi kami hanya berhubungan lewat email dan telpon. Saat Tahun ke tigaku di Senior High, kami mulai jarang bertukar kabar dan akhirnya lost contact.
.
.
"ngomong-ngomong apa kau ingin  kesuatu tempat ?" katanya sambil memperhatikan penampilanku.

"Ah, aku baru saja selesai bekerja dan ingin pulang kerumah"

"kau bekerja dimana sekarang ?"

"disana" kataku sambil menunjuk kearah kegedung rumah sakit tempatku bekerja.

"Wow Park Sooyoung. Aku tidak tau kalau kau bekerja ditempat sekeren itu. Kau harus menceritakan semuanya padaku"

"haha. Memangnya apa yang ingin kau dengar ?"

"semuanya. Ayo kita ke cafe didepan sana" katanya sambil menyeretku kearah cafe yang tidak jauh dari tempat kami berdiri sekarang. Aku pasrah saja saat diseret seperti itu, aku tidak punya tenaga untuk menolak. Aku sudah cukup lelah dengan semua pekerjaan dirumah sakit.
.
.
Saat kami masuk kedalam cafe, Hayoung langsung menarikku kemeja yang kosong setelah lebih dulu memesan red velvet dan 2 cup cappucino.

"sekarang ceritakan tentang kehidupanmu selama ini, bukankah sudah lebih dari 6 tahun kita tidak saling mengabari ?"

"ya. Dan sudah 9 tahun kita tidak bertemu"

"aahh, kau benar. Aku merindukanmu, sangat" katanya sambil menggenggam tanganku dengan wajah ditekuk. Aku hanya tertawa melihatnya.

"aku juga merindukanmu. Ngomong-ngomong bagaimana kabar kakakmu yang super tampan itu ?" dia langsung melepas genggamannya sambil mendengus setelah mendengar pertanyaanku.

"Hei, aku ingin mendengar ceritamu. Kenapa kau malah membicarakan si menyebalkan itu. Lagipula oppa akan menikah sebentar lagi, jangan coba-coba untuk menyukainya"

"benarkah ? beruntung sekali gadis yang bisa menjadi istrinya"

"ah terserahlah, sekarang ceritakan tentang kehidupanmu selama ini. kenapa kau tiba-tiba bisa bekerja dirumah sakit ? memangnya apa pekerjaanmu ? Setauku kau menyukai seni. Bukankah kau ingin jadi pianis ?" tanyanya. Kenapa orang-orang penasaran sekali dengan kehidupanku ?

"aku seorang Farmasis, asisten apoteker, TTK atau apapun itu sebutannya" dia hanya mengangguk sambil menyungah cakenya.

"kupikir kau akan mengambil jurusan seni. Kenapa kau tiba-tiba berkecimpung didunia kesehatan ? terlebih lagi, bukankah kau membenci obat ?"

"entahlah, aku juga tidak tau. Haha" jawabku sambil tersenyum canggung.

"Kau tau, kakak dan calon kakak iparku akan mulai bekerja ditempat yang sama denganmu besok" katanya.
.
.
Aku terkejut saat aku melihat jam sudah menunjukkan pukul 10.30 malam, kami mengobrol lama sekali. Hayoung juga menceritakan banyak hal tentang kakak dan calon kakak iparnya.

Dulu saat kami masih sekolah, banyak sekali yang mendekati Hayoung karena ingin cari perhatian pada kakaknya. Kuakui kakaknya memang tampan. Sangat tampan malah, terlebih lagi dia jenius dalam hal akademik maupun non-akademik. Tapi sayangnya dia tipe laki-laki dingin yang sulit didekati. Oh Sehun namanya, kata Hayoung kakaknya akan segera menikah dengan gadis bernama Krystal Jung akhir tahun ini. Itu artinya stok laki-laki tampan akan semakin berkurang.
Ah dan Sehun oppa ternyata seorang dokter, sedangkan tunangannya yang bernama Krystal itu juga seorang Farmasis sama sepertiku. Tidak sama sebenarnya, dia seorang Apoteker dan aku hanya asisten apoteker.
.
.
"ngomong-ngomong siapa kekasihmu sekarang ?" aku hampir saja tersedak mendengar pertanyaan Hayoung.

"tidak ada" jawabku sambil menyeruput cappucinoku.

"jangan bilang kau belum pernah berkencan ? apa ini gara-gara Taehyung ?"

"aku memang belum pernah berkencan dan itu tidak ada hubungannya dengan Taehyung. Kurasa laki-laki diluaran sana malas mendekati gadis yang tidak menarik sepertiku"

"are you kidding me ? kau cantik Joy-a. Tidak menarik ? Kau itu mengagumkan. Berhenti merendahkan dirimu sendiri seperti itu"

"haha, benarkah ? aku tersanjung mendengarnya" 

"aku serius. Kau itu cantik, jadi hilangkan rasa rendah dirimu. Kau tidak berubah sama sekali, kau selalu saja seperti itu. Belajarlah mencintai dirimu sendiri" aku hanya menghela nafas sambil mengaduk minumanku saat mendengar Hayoung berkata seperti itu. Ngomong-ngomong ini sudah gelas ketiga, kurasa aku akan begadang malam ini.

"Hey lihat aku. Apa kau dan Taehyung berkencan sekarang ?"

"apa maksudmu dengan berkencan ? kami tidak tentu saja. Sudah kubilang aku single, aku tidak sedang berhubungan dengan siapa-siapa. bagaimana bisa kau berpikiran seperti itu ?"

"kupikir si bodoh itu akan mengencanimu setelah membuat laki-laki yang ingin menyatakan cinta padamu menyerah" aku menaikkan sebelah alisku mendengar perkataan Hayoung.

"jangan bilang kau tidak tau ? Jeon Jungkook, Kim Yugyeom dan Jung Jaehyun adik kelas kita, lalu Kim Hanbin dan Kang Daniel. Ah jangan lupakan Min Yoongi dan Yook Sungjae dari sekolah tetangga, dan masih banyak lagi yang mencoba mendekatimu. Mereka semua menyukaimu"

Aku hanya tertawa mendengarnya. Aku tau kalau orang-orang itu menyukaiku, tapi kupikir itu hanya cinta monyet. Saat itu kami belum cukup dewasa untuk tau apa itu cinta. Dulu Taehyung memang selalu membatasi pergaulanku dengan lawan jenis, dia bilang laki-laki itu mahluk yang tidak bisa dipercaya.
.
.
"hey, apa yang kau lamunkan ?" aku terkejut saat Hayoung menepuk pipiku.

"aku harus pulang sekarang, oppaku sudah menunggu didepan"

"ah, baiklah" kataku sambil bangkit dari kursi.

"kau masih saja kikuk. aku seperti melihat Joy yang berumur 14 tahun" aku hanya tertawa mendengarnya.

"kau pulang dengan apa ? kau bawa mobil ?" aku hanya menggeleng sebagai jawaban dan dia langsung menarikku keluar cafe dan membawaku menuju mobil hitam yang terparkir didepan sana.

"kuantar oke" katanya

Aku lagi-lagi tidak bisa menolak dan hanya pasrah saja. Ternyata Sehun oppa dan tunangannya yang menjemput. Mereka terlihat serasi sekali. Mereka juga baik, mereka mengajakku mengobrolkan banyak hal sehingga aku tidak merasa canggung.
.
.
'kuharap Tuhan mau menyisakan satu laki-laki tampan dan baik untukku'

 ANNOYING WORLD 《COMPLETED》Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang