.
.
6.20 amAku tidak tau siapa orang kurang kerjaan yang memencet bel rumahku secara brutal dipagi hari seperti ini.
"sebentar" aku menuruni tangga dengan langkah malas dan membuka pintu untuk tamu tidak diundang ini.
.
.
"good morning. Kau sedang bersiap-siap ? bagaimana dengan sarapan ? ayo sarapan bersama" katanya sambil melangkah masuk kedalam rumahku. Aku berbalik dan mengikutinya kearah dapur."kau ingin sarapan apa ? bagaimana dengan sandwich ?" katanya sambil membuka kulkas. Aku hanya bersedekap sambil bersandar ditembok dapur dan memperhatikannya yang mulai mengeluarkan isi kulkasku.
"wae ? apa aku terlihat sexy saat sedang memasak ?" aku mendengus mendengarnya dan berbalik untuk melanjutkan kegiatanku yang sempat tertunda karena kedatangannya.
"jangan terlalu lama bersiapnya. Sarapan kita akan segera selesai sebentar lagi" katanya
.
.
kami sarapan dalam suasana hening. Aku sibuk menguyah sandwichku dan orang didepanku ini sibuk dengan ponselnya. Kupikir hanya aku yang tidak punya teman untuk kuajak mengobrol lewat pesan singkat, hampir semua orang yang kutemui tidak pernah bisa lepas dari ponselnya. Walaupun mereka sedang berkumpul dengan teman dan kerabatnya yang lain, mereka tidak pernah lupa untuk mengecek ponsel. Apa gunanya bertemu dan berkumpul kalau hanya sibuk dengan ponsel seperti itu ?"habiskan sarapanmu" aku mendongak saat mendengar suaranya. Aku tidak sadar kalau aku lagi-lagi melamun.
"kenapa kau diam sekali hm ?" tanyanya sambil menopang dagu dan memperhatikanku.
"bukankah kau sibuk dengan ponselmu ? Itu pasti penting sekali, karena kau tidak mengalihkan pandanganmu dari benda kotak itu sejak tadi" kataku sambil mengunyah potongan terakhir sandwich.
"ah, maafkan aku. Tadi Irene mengirimiku pesan" Aku hanya mengangguk dan merapikan piring dan gelas kotor lalu membawanya kearah wastafel.
"hey, kau marah ?" aku hanya tersenyum sebelum menjawab,
"ayo berangkat, kita bisa terlambat"
.
.
Lagi-lagi hening. Aku tidak tau harus membicarakan apa, dan aku tidak sedang dalam mood yang baik untuk mengobrol dengannya. Aku benci saat-saat seperti ini. Suasana hatiku mudah sekali berubah.Aku menoleh saat merasakan tanganku digenggam dan kulihat dia sedang menatap kearahku. Aku mengalihkan pandanganku kedepan. . .ah lampu merah.
"kau marah ?" aku menggeleng sebagai jawaban.
"kenapa kau tidak membalas pesan kusemalam ? Kau juga pendiam sekali hari ini" aku mengangkat bahu dan menarik tanganku dari genggamannya.
" Sooyoung-a"
"sudah lampu hijau" kataku memotong perkataannya.
Maafkan aku Tae, suasana hatiku sedang tidak baik saat ini.
.
.
"Sooyoung-a" aku mengurungkan niatku untuk membuka pintu dan menoleh kearahnya, dan kulihat Taehyung sedang memperhatikan tangan kami yang bertaut. ah tidak tidak, lebih tepatnya dia memperhatikan tanganku yang sedang dia genggam." ada apa dengan ekspresimu ? ada masalah ?" tanyaku padanya
"tidak ada. Aku hanya tiba-tiba merindukanmu"
"apa-apaan. sudahlah, biarkan aku pergi. Aku bisa benar-benar terlambat kalau begini." kataku sambil mencoba melepaskan tangannya.
"kita masih sama bukan ?" aku mengangkat sebelah alisku mendengar pertanyaannya.
"kita masih Taehyung dan Sooyoung yang dulu bukan ? yang saling membutuhkan satu sama lain, yang akan saling memahami dan melengkapi satu sama lain ?" aku meringis saat genggaman ditanganku semakin mengerat.
"kau kenapa sebenarnya ? dan apa yang ingin kau bicarakan ? kau sedang latihan drama ? kenapa bicaramu aneh seperti itu ?" kataku sambil mendelik kearahnya.
Dia melepaskan genggamannya lalu meringis dan menggaruk kepalanya.
"tidak ada. haha" aku memutar mata mendengar jawabannya. Si menyebalkan ini.
"Soyoung-a. Kau tau aku menyayangi bukan ? Maafkan aku kalau aku melakukan sesuatu yang tidak sengaja membuatmu terluka" dia mengelus pipiku lalu membenturkan dahi kami.
"nanti kujemput" katanya sambil mengacak rambutku.
.
.
"dia benar-benar tampan. Sangat"Semuanya sedang berkumpul dan membicarakan entah apa saat aku masuk kedalam ruangan.
"Hai Joy" aku membalas sapaan Hoseok oppa dengan senyuman lalu berjalan kearah meja kerjaku.
Ini akan jadi hari yang sibuk lagi sepertinya, aku bisa melihat banyak pasien dikursi tunggu depan apotek.
.
.
Aku mendongak saat seseorang meletakkan kaleng orange jus di mejaku dan kulihat Jimin oppa tersenyum kearahku. Aku melihat sekeliling ruangan dan ternyata hanya ada kami berdua, kurasa yang lain sedang keluar."yang lain sedang ke kafetaria" katanya.
"kenapa oppa masih disini ? tidak bergabung dengan yang lain ?" dia melempar kaleng kosong kearah tong sampah lalu menataplu dengan wajah serius.
"kita sudah lama tidak mengobrol berdua, kau jarang bergabung bersama kami sekarang. kenapa hm ?" tanyanya sambil mencodongkan tubuhnya kearahku.
"pekerjaan kita banyak sekali oppa. Jadi aku berusaha untuk menyicilnya sedikit-sedikit" jawabku sambil tersenyum gugup.
"bukan karena kau marah pada kami ?" aku menggeleng sambil tertawa.
"ngomong-ngomong apa yang lain bicarakan tadi ? mereka heboh sekali" tanyaku
"ah, kita kedatangan dokter baru. Gadis-gadis cerewet itu sedang membicarakan betapa tampannya dia. Dan kurasa dia tidak lebih tampan dariku" katanya sambil mendengus.
Kurasa dokter baru yang mereka maksud itu pasti Sehun oppa. Dia memang tampan oppa, sangat tampan. Kalian berdua sama-sama tampan menurutku, tapi kau lebih tampan 20% darinya karena kau masih singel. Haha
.
.
Jimin oppa menjentikkan jarinya didepan wajahku lalu menghela nafas sambil berkata "kau melamun lagi"
Jimin oppa menggelengkan kepala dan menyipitkan matanya yang memang sudah sipit kemudian menarikku untuk ikut dengannya ke kafetaria.
.
.
Hanya peraaaanku saja atau memang kelakuan orang-orang aneh hari ini ?
Dimulai dari Taehyung sampai Jimin oppa, dan Min unnie juga tidak merecokiku hari ini. Apa mereka salah makan sesuatu ?
KAMU SEDANG MEMBACA
ANNOYING WORLD 《COMPLETED》
Fanfiction-i don't know what it is, but it'll be the world of Park Sooyoung and Kim Taehyung- [Completed]