3

1K 171 0
                                    

Sekarang masih jam 4 pagi dan aku sudah terjaga. Inginnya kembali berselancar ke alam mimpi tapi tidak bisa, jadi kuputuskan untuk beranjak dari ranjang dan membuka jendela kamarku. Angin yang berhembus sesaat setelah jendela kamarku terbuka membuatku menggigil tapi aku enggan beranjak hanya untuk sekedar mengambil mantel.

Bintang-bintang diatas sana terlihat sangat indah, suara dedaunan yang diterpa angin membuatku tanpa sadar tersenyum. Aku selalu suka menikmati saat-saat seperti ini, menatap langit ditemani angin sepoi-sepoi yang berhembus tanpa anda gangguan dari siapapun. Benar-benar saat yang menenangkan.

Dulu saat aku tidak bisa tidur dimalam hari, Taehyung akan menemaniku duduk didepan sungai Han tanpa melakukan apa-apa sampai pagi menjelang. Aku tambah merindukan Taehyung jadinya, sedang apa dia sekarang ? apakah dia sama sekali tidak mengecek handphonenya ? kenapa sampai saat ini dia belum juga menghubungiku ? apa. . . dia melupakanku ?
Tidak tidak tidak, kenapa pikiranku makin melantur seperti ini. Lebih baik aku membereskan rumah dan menyiapkan keperluanku.
.
.
Tumben hari ini rumah sakit tidak seramai biasanya. Jam 2 siang dan kami sudah bisa bersantai. Dari sini aku bisa melihat Junhee unnie mengobrol lewat telpon dengan seseorang, Namjoon dan Seungwoo yang sibuk dengan handphone mereka, Wendy unnie yang bersandar dipundak Hoseok oppa sambil menutup mata dan bersenandung. Suaranya terdengar indah, dan mereka terlihat manis saat bersama. Disudut ruangan aku melihat yang lain dan Min unnie sedang menertawakan sesuatu sambil melihat kearahku, saat aku tersenyum dan ingin menyapanya dia langsung mengalihkan wajahnya kearah lain.
Apa sebenarnya yang salah dengan orang satu itu ? apa dia sebegitu tidak sukanya padaku ? tapi kenapa ? aku tidak ingat pernah mencari masalah dengannya, tapi dia selalu saja menatapku sinis seperti tadi.

Aku meringis saat merasakan dahiku disentil oleh seseorang, ternyata Jimin oppa.
"kenapa sendiri saja ?" tanyanya sambil bersandar dimeja dengan tangan yang dimasukkan kedalam saku celana.

"tidak ada, sedang ingin menikmati kesendirian saja" jawabku sambil meringis.

"dari pada kau duduk-duduk tidak jelas seperti ini lebih baik temani aku makan, aku lapar"

"tidak ingin mengajak Wendy unnie dan Hoseok oppa ?"

"biarkan saja mereka berdua, aku hanya ingin pergi bersamamu. ayo."

Dia menggenggam tanganku dan menarikku kearah lift.

"kita makan kimbab direstoran depan rumah sakit, kau tidak masalah dengan itu bukan ?"

"terserah oppa saja"

Setelah mendapat tempat duduk Jimin oppa langsung memesan 2 porsi kimbab, ttoekbokki, ramyeon dan ayam goreng. Apa dia berencana menghabiskan semuanya ?

"jangan bengong begitu"

"kau benar-benar kelaparan oppa ? apa kau yakin bisa menghabiskan semuanya ?"

"ada kau yang akan membantuku menghabiskannya"

"tapi itu terlalu banyak"

"tidak apa-apa, kau harus makan yang banyak agar cepat besar"
Aku mendelik kearahnya dan dia malah terkekeh sampai matanya menghilang. Dia mengejekku ? dasar menyebalkan.

"hey jangan cemberut, kau benar-benar harus menambah porsi makanmu. Aku jarang melihatmu makan siang"

"aku bisa tambah gendut kalau makan sebanyak itu"

"tidak akan. Kau seharusnya lebih menjaga kesehatanmu daripada memikirkan bentuk tubuhmu" saat aku ingin membantahnya, seorang pelayan datang membawakan pesanan kami. Makanan-makanan yang disajikan terlihat menggiurkan, tapi badanku akan mengembang seperti balon kalau aku makan sebanyak ini.

"jangan dilihat saja, makanlah. kimbab dan ttoekbokki tidak akan membuatmu langsung gendut. Lagipula kupikir kau akan terlihat lebih lucu dengan dengan pipi chubby dan badan gendut" Jimin oppa tersenyum kearahku setelah mengatakannya. Aku ingin marah tapi pipiku panas dan aku tidak bisa menahan senyumanku.

Perutku benar-benar penuh setelah menghabiskan 1 porsi kimbab dan tteokbokki ditambah 4 potong ayam goreng, kurasa aku tidak akan kuat berjalan kembali ke rumah sakit.

"ingin ice cream ?" Jimin oppa bertanya sambil bertopang dagu, orang ini belum kenyang juga ? makan ice cream disaat cuaca panas seperti ini pasti enak, tapi aku malas berjalan keluar untuk sekedar membelinya jadi aku hanya menggeleng pada Jimin oppa.

"yakin tidak mau ? tidak jauh dari sini ada toko ice cream yang enak"

"aku malas kalau harus berjalan lagi oppa" kataku memelas. Dia mencubit pipiku dan mengelusnya setelah itu. Kenapa dia suka sekali melakukannya, aku jadi tidak bisa mengendalikan detak jantungku.

"yakin tidak ingin pergi ?" tanyanya masih dengan tangan yang mengelus pipiku, aku hanya menggeleng sambil menatapnya.

"ingin kugendong ?"

"apa-apaan"

"haha, aku bercanda. Ya sudah kita disini saja sampai jam pulang"

"apa tidak masalah ?"
Jimin oppa menggeleng dan mulai bercerita tentang hal-hal random. Dia selalu terlihat antusias saat menceritakan apapun. Caranya berbicara, senyumnya, gerak tubuhnya, semuanya terlihat menakjubkan, aku tidak mungkin menyukainya kan ?
Aku mengaduh saat kembali merasakan sentilan di dahiku dan kulihat Jimin oppa menggelengkan kepala kearahku, aku meringis kearahnya. Apa aku melamun lagi ?

Kami keluar dari rumah sakit hari sudah sore. Aku berjalan sendiri keruangan karena Jimin oppa punya keperluan dengan salah seorang dokter katanya.

Saat aku baru saja membuka pintu Min unnie mencegatku, dia mengomel panjang lebar karena aku meninggalkan rumah sakit selama lebih dari 2 jam. Aku juga tidak sadar kalau aku pergi selama itu. Telingaku sampai panas mendengarkan omelannya, kurasa ini akan memakan waktu yang lama karena tidak ada yang akan membelaku. Saat aku kembali Hoseok oppa dan Wendy unnie ternyata sudah pulang lebih dulu, dan Jimin oppa juga masih punya urusan. Jadilah aku sendiri disini mendengarkan omelan Min unnie.
.
.
Tubuhku kaku semua rasanya, aku ingin segera loncat keatas tempat tidur dan istirahat. Omelan Min unnie membuat kepalaku pusing.
Saat aku hampir sampai didepan dirumah aku melihat seseorang berdiri membelakangiku. Mungkin sedang mencari alamat ? Terserahlah aku tidak peduli, aku benar-benar lelah jadi aku hanya berjalan melewatinya dan membuka pintu gerbang rumahku.

"Sooyoungie. Tidak merindukanku ?"

Aku berbalik saat mendengar suara yang tidak asing itu, dan dia disana.  Si brengsek yang dari kemarin membuatku lelah karena merindukannya kini berdiri didepanku dengan senyuman kotaknya.

"Kim Taehyung"

"aku pulang Sooyoungie"

 ANNOYING WORLD 《COMPLETED》Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang