53

796 117 11
                                    

Aku menguap bosan menunggui Jennie yang masih sibuk dengan kegiatannya memilih pakaian.

Satu jam yang lalu dia menarikku untuk menemaninya berbelanja hari ini, sedari tadi kami hanya memasuki beberapa toko tanpa membeli apapun.

"aku belum menemukan yang sesuai" katanya sambil terus menarikku kesana kemari.

Setelah beberapa jam terbuang tanpa hasil, akhirnya dia memutuskan untuk membeli gaun hitam tanpa lengan dan sebuah drees cantik bermotif bunga-bunga berwarna nude.

Jennie menyeretku kesalah satu restoran Jepang kemudian.

"bagaimana hubunganmu dan Jungkook ?" Jennie bertanya sambil melahap sushi.

"baik-baik saja kurasa, aku belum bertemu dengannya dua hari ini. Tapi dia selalu rajin mengirimiku pesan dan menyempatkan menelpon saat menjelang malam, aku khawatir Taehyung tau dan mengamuk"

"Taeyong menyeretnya ke Jeju dua hari yang lalu. Kalau dia disini, dia pasti sudah meluncur secepat kilat untuk menemuimu" aku mendengus mendengar perkataan Jennie.

"ucapkan terima kasihku pada kekasihmu kalau begitu"

Dia tertawa lebar sambil kembali fokus pada makanan di depannnya.

"kau sudah tidak marah padaku kan ?" tanyaku.

Sejak hari dimana kami cekcok karena hubunganku dan Taehyung, aku tidak sempat menemuinya untuk berbicara baik-baik. Saat kejadian dengan Jungkook pun aku belum sempat membicarakan hal itu dengannya.

Aku dan Taehyung malah menginvasi apartemennya dengan Taeyong.

"marah karena apa ?" tanyanya dengan mulut penuh

"tentang aku dan. . . Taehyung"

Jennie meletakkan sumpitnya, meneguk minumnya sebentar lalu terkekeh.

"aku tidak marah padamu, aku hanya merasa khawatir. Kau bukan hanya sekedar sahabat untukku, tapi juga seorang adik"

Aku diam mendengarkannya tanpa berniat menyela.

"awalnya aku memang tidak setuju, tapi saat Kim Taehyung datang bersama Taeyong beberapa hari yang lalu, aku dapat melihat kalau dia sangat mencintaimu" Jennie menerawang sambil tersenyum.

"Dia berlutut dan memindahkan kepalamu ke pangkuannya. Aku dapat melihat senyum hangatnya saat dia mengelus lembut rambutmu, keningnya berkerut saat melihat matamu yang sedikit membengkak malam itu. Aku merasa seperti seorang ibu yang bahagia melihat anak dan menantunya" aku  tersenyum saat mendengar suara tawa Jennie.

"aku hanya berkata kalau kau sedikit frustasi dengan pekerjaanmu saat dia bertanya kenapa matamu bengkak ? apa kau menangis ?" lanjutnya

"Kurasa Kim Taehyung tidak buruk. Kupikir dia bisa membahagiakan mu, kalau seandainya dia membuatmu menangis, aku orang pertama yang akan menghabisinya"

Aku tertawa dan memeluk Jennie erat, mengucapkan terima kasih pada kekasih Lee Taeyong itu. Aku beruntung bisa mendapatkan sahabat sepertinya.

.
.

Setelah keluar dari area bermain, Jennie mengajakku untuk mencari es krim dan camilan.

Bermain seperti bocah selama lebih dari dua jam membuatku lelah.

Taeyong sempat menelpon tadi, Jennie bilang kekasihnya itu sudah kembali ke Seoul dan sedang makan sambil membicarakan beberapa hal dengan Taehyung.

Katanya dua laki-laki itu akan menyusul saat pekerjaannya sudah selesai.

Aku mendengar Jennie mengomel tentang Taeyong masih saja sibuk bekerja setelah pulang dari luar kota. Aku tersenyum melihatnya yang merengut dengan sebelah tangan masih memegang ponsel.

 ANNOYING WORLD 《COMPLETED》Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang