28

775 145 3
                                    

"kurasa dia satu-satunya dosen yang paling egois"

"kau benar Seul, dia tidak pernah memikirkan mahasiswanya. Dia hanya memikirkan pamornya saja, pokoknya dia yang terburuk"

"kalian hebat juga bisa bertahan selama 4 tahun"

Setelah mendengar perkataan itu Seulgi unnie mengibaskan rambutnya dan menepuk dada dengan wajah bangga yang dibuat-buat lalu tersenyum lebar setelahnya. Dia terlihat sangat cantik.

Saat ini aku sedang berkumpul dengan yang lain di cafetaria rumah sakit. Jimin oppa dan yang lain sudah langsung akrab dengan Sehun oppa dan Krystal unnie, dan sekarang mereka sedang mengenang masa-masa kuliahnya dulu. Ternyata Seulgi unnie dan Krystal unnie merupakan teman satu kampus dan satu jurusan. Tapi katanya mereka selalu mengambil jadwal yang berbeda, jadi mereka tidak pernah bertemu.

Mereka menceritakan banyak hal padaku, dari pembicaraan yang ringan sampai berat tentang masalah kesehatan dan profesi kami. Aku hanya mengangguk sambil mengagumi mereka, dari cara bicara sampai topik pembicaraan yang mereka bahas membuat mereka terlihat pintar dan mengagumkan.

"Joy-a, pak Direktur menunggu mu di ruangannya" kami semua otomatis berhenti tertawa setelah mendengar perkataan umji.

"ada yang salah denganku ? aku hanya menyampaikan pesan" setelah itu umji pergi untuk memesan makanan.

Apa ini karena masalah yang lalu ?

"mau kutemani ?" aku menoleh kearah Seulgi unnie dan menggeleng.

Setelah berpamitan pada yang lain, aku melangkah keluar cafetaria sambil menghela nafas.
.
.
Aku butuh udara segar sekarang. Padahal aku berada cukup lama didalam ruangan ber AC, tapi aku berkeringat dan merasa gerah. Hampir semua petinggi Rumah Sakit berkumpul untuk menghakimi ku tadi. Aku tidak tau kalau aku sepenting itu untuk mereka temui hanya karena masalah sepele kemarin. Setelah mendapat wejangan dan petuah, aku memutuskan untuk menenangkan diri diatap.

Aku menjatuhkan tubuhku dikursi setelah sampai diatap. Langitnya cerahnya sekali, angin sepoi-sepoi yang menerbangkan anak rambutku membuatku mengantuk. Disaat seperti entah kenapa aku selalu berpikir untuk menyerah, aku lelah. . . Sangat.

Aku menoleh saat seseorang menepuk pelan kepalaku dan disana kulihat Seulgi unnie berdiri sambil memamerkan senyum sampai matanya membentuk bulan sabit yang cantik.

"aku kabur setelah menerima omelan dari beberapa pasien, hari ini benar-benar melelahkan" katanya sambil duduk dikursi sebelahku.

"apa saja yang kau bicarakan dengan pak Direktur ? kau menghilang hampir 3 jam"

"selama itu ?" tanyaku sambil menoleh kearahnya. Dia mengangguk dan mencubit pipiku sebagai jawaban.

"kau baik-baik saja kan ?" aku mengangguk sebagai jawaban.

"aku memilih kabur kesini karena tidak tahan diomeli pasien-pasien itu, entah kenapa pasien-pasien hari ini ganas semua. Jimin dan yang lain masih saja 'bergelut' dengan mereka."

Setelahnya Seulgi unnie mulai bercerita. Mendengarnya membuatku merasa lebih baik.
.
.
"Hoseok benar-benar menyebalkan. Mereka sengaja meletakkan laba-laba mainan didepan pintu saat kami berkunjung kerumahnya. Dia dan Jimin sama-sama menyebalkan" dia menggeleng setelah mengatakannya lalu meraih jemariku untuk digenggam.

"kau harus berkunjung kerumah Hoseok kapan-kapan, disana benar-benar nyaman. Walaupun tidak senyaman rumah Jimin." katanya sambil tersenyum

Jadi Seulgie unnie sering berkunjung kerumah Jimin oppa ? aku tidak tau mereka ternyata sudah sedekat itu.

"ayo kembali" dia bangun dari duduknya dan menarikku. Aku tersenyum dan mulai mengikutinya melangkah ke pintu keluar.
.
.
aku melambai pada Seulgi unnie dan Jimin oppa yang bersiap pulang. Mereka menawarkan untuk mengantarku tadi, tapi aku menolaknya dengan mengatakan ingin kesuatu tempat lebih dulu.

Aku berjalan seorang diri ditengah keramaian malam kota Seoul. Lampu-lampu dari bangunan pencakar langit terlihat indah dari bawah sini, kendaraan yang berlalu lalang serta langit pekat malam ini tidak membuatku merasa sepi.

Saat aku merasakan handphoneku bergetar, aku membuka tas dan mengambilnya.

"kau berencana berjalan sampai rumah ?" aku hampir menjatuhkan handphoneku saat seseorang berjalan disampingku dan menyapaku.

Aku menetralkan jantungku yang berdetak kencang dan mendelik kearahnya. Sejak kapan dia mengikutiku ?

"apa yang sedang kepala kecilmu ini pikirkan sampai tidak menyadari aku mengikutimu dari rumah sakit tadi ?" katanya sambil mengetuk keningku dengan jarinya.

"jangan melamun dijalan seperti tadi lagi, kau bisa terluka dan bagaimana jika orang jahat yang mengikutimu ?"

Aku menghela nafas dan kembali berjalan.

"kau tidak lelah ? tidak ingin pulang ?" tanyanya sambil mensejajarkan langkah kami.

"Sooyoug-ie, kau masih marah ?"

Aku menoleh kearahnya dan tersenyum sambil menggeleng.

"dimana mobilmu ?" tanyaku

"dirumah sakit"

"aku masih ingin berjalan sebentar lagi, kau pulanglah lebih dulu"

"aku temani" dia menarik tanganku lalu menggenggamnya.

"Tae"

"uummm ?"

"bagimu aku ini apa ? apa kau menyayangiku ?"

Taehyung menghentikan langkahnya lalu terdiam beberapa saat sambil memperhatikan bayangan kami yang sedang bergandengan tangan didepan sana.

Dia menoleh kearahku dan membelai pipiku, dia tersenyum sambil membingkai wajahku dengan kedua tangannya setelah menyelipkan rambutku dibelakang telinga.

"kau orang yang paling berharga dalam hidupku. Tentu saja aku menyayangimu."

Dia menyatukan kening kami dan tersenyum lembut.

 ANNOYING WORLD 《COMPLETED》Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang