16

770 150 2
                                    

"kau lebih ringan dari yang terakhir kali kuingat. Kau harus makan yang benar Sooyoungie" aku hanya mengangguk dipundak Taehyung.

Saat mendengarku menangis Taehyung mengurungkan niatnya untuk pulang, dia segera menghampiriku dan memelukku sambil mengucapkan maaf. Dia terus memelukku sambil mengusap rambutku selama beberapa menit tanpa mengatakan apapun. Saat aku mengatakan aku ingin pulang, dia segera berjongkok dihadapanku dan menyuruhku naik keatas punggungnya. Itulah sebabnya kenapa sekarang aku bisa berada dalam gendongannya. Selama perjalanan pulang Taehyung terus bersenandung. Dia menurunkanku saat kami sudah sampai didepan gerbang rumahku.

"masuklah. Jangan lupa sikat gigi dan cuci kaki sebelum tidur" katanya sambil mengacak rambutku.

"terima kasih Tae" dan maafkan aku. Taehyung mengangguk sebelum melangkah pergi. Saat dia sudah menghilang dari pandanganku, aku masuk kedalam rumah dan naik kekamarku. Kurasa yang lain sudah tidur, sekarang sudah tengah malam dan lampu rumah sudah dimatikan semua saat aku pulang. Untung aku membawa kunci cadangan.
.
.
Ini masih pagi dan kulihat ibu sudah repot dengan urusan dapur.

"yang lain kemana bu ?"

"kau sudah bangun ? adik-adikmu masih tidur dan ayah sedang keluar, ingin berolahraga dengan teman-teman katanya." ibu kembali melanjutkan kegiatan memasaknya setelah menjawab pertanyaanku. Aku memperhatikannya dari belakang untuk beberapa saat dan rasa bersalah itu muncul lagi. Aku ingin sekali memeluk tubuh ringkihnya.

"kenapa berdiri disitu ?" aku sedikit terkejut ketika ibu mencubit pipiku.

"duduklah, atau bangunkan adik-adikmu sana" aku menggeleng dan menghampirinya.

"ibu sedang memasak apa ? biar kubantu" aku mengambil alih sayuran dan mencucinya.

Aku menceritakan banyak hal pada ibu, tentang kehidupanku selama di seoul , tentang tempat kerja baruku, tentang rekan-rekan kerjaku, tentang hari-hariku yang selalu dipenuhi oleh omelan Min unnie. Ibu bilang aku tidak perlu terlalu memikirkan hal-hal seperti itu.

"jangan menyangkal kesalahanmu tapi jangan mau disalahkan kalau kau memang tidak melakukannya. Kau harus bisa membela dirimu sendiri, dan kalau kau melakukan kesalahan maka perbaiki. Tunjukkan pada mereka kemampuanmu" begitu katanya.

Aku bahkan bertanya pendapatnya tentang Jimin oppa, dan ibu bilang kalau dia mungkin saja tertarik padaku. Tapi aku tidak berani berpikiran seperti itu. Dan tentu saja kami membicarakan tentang Taehyung, ternyata si menyebalkan itu sering menghubungi ibu dan ayah.
.
.
Setelah sarapan, kami berkumpul diruang keluarga. Kami membicarakan banyak hal. Lebih tepatnya mereka membicarakan banyak hal dan aku hanya jadi pendengar dan sesekali menimpali. Saat mereka tertawa aku akan ikut tertawa, saat mereka bersemangat aku akan ikut menunjukkan reaksi berlebihan. Kau benar-benar aneh Park Sooyoung, dan aku hanya menertawakan diriku sendiri didalam hati.
.
.
Saat Jam sudah menunjukkan pukul 3 sore, Taehyung datang menjemputku dan mengajakku kembali ke Seoul bersamanya. Dia mengobrol dengan orang tuaku cukup lama, dia bahkan menemani ayahku bermain catur.

Kami kembali ke Seoul saat pukul 5 sore. Yeri dan Koen masih menginap dirumah karena mereka tidak punya jadwal kuliah selama 2 hari kedepan.

"kami berangkat" setelah berpamitan pada keluargaku, Taehyung segera membawaku menuju mobilnya.
.
.
"dimana Irene ?" Tanyaku saat kami sedang dalam perjalanan

"entahlah" jawabnya sambil mengangkat bahu

"tidak ingin menjemputnya ? bukankah kemarin dia berangkat bersama kita ? seharusnya dia juga kembali bersama kita"

"tidak usah dipikirkan, dia sudah dewasa. Dia bisa mengurus dirinya sendiri" aku hanya mengangguk setelahnya lalu menyalakan lagu dan mulai bersenandung.

"tidak ingin menceritakan sesuatu ?" tanyanya sambil meraih jemariku

"tidak ada yang ingin kuceritakan. Kau saja yang bercerita"

"aku ingin mendengar ceritamu. Kau juga belum memberitauku kenapa kau tiba-tiba menangis kemarin" katanya sambil meremas tanganku. Aku hanya balik menggenggam tangannya dan tersenyum sambil mengatakan aku baik-baik saja.

"kau tidak. Kau tidak akan menangis kalau kau baik-baik saja"

"aku baik-baik saja Tae. Aku hanya Lelah dengan semuanya"

"ada sesuatu yang mengganggumu ?" dia membelokkan mobilnya kearah tempat peristirahatan. Aku hanya diam saja dan tidak berniat menjawab. Taehyung membantuku membuka seat belt dan mengajakku turun.

Taehyung memesan sesuatu dan mengajakku duduk dikursi dekat jendela, Itu spot favorit kami.

Dia mulai bertanya banyak hal setelahnya, tapi melihat aku diam saja Taehyung mulai menceritakan tentang kegiatannya selama ditempat kerja barunya.

"dibandingkan dengan Tokyo, aku lebih menikmati pekerjaanku yang disini. Sebenarnya tidak ada yang berbeda, rekan-rekan kerjaku yang di Tokyo atau Seoul sama-sama menyenangkan, mereka semua baik, begitu juga dengan pekerjaannya. Sama-sama melelahlan. Tapi entah kenapa aku lebih menyukai pekerjaanku disini. Mungkin karena Seoul sudah seperti kampung halamanku, dan. . . kau juga ada disana" katanya panjang lebar dan meringis kotak. Aku hanya tersenyum mendengarnya.

Setelah pesanan kami datang, Taehyung menyediakan sumpit dan sendok untukku lalu kami mulai fokus pada makanan kami.
.
.
"kau bisa menceritakan semuanya padaku seperti dulu. Tidak perlu menyembunyikan apa-apa" Taehyung menggenggam tanganku setelah mengatakannya. Aku tidak tau kenapa dia tiba-tiba berkata seperti itu, padahal sebelum-sebelumnya dia terlihat tidak peduli. Aku mengurungkan niatku untuk membereskan sampah yang berserakan diatas meja karenanya. Aku tidak segera menjawab pernyataannya dan hanya menatap lantai dibawahku.

"aku masih Taehyungmu yang dulu. Kau bisa menceritakan semua kekhawatiran dan ketakutanmu padaku. Jangan menyimpannya sendiri"

"aku baik-baik saja Tae, tidak ada yang perlu dikhawatirkan" kataku sambil mengelus tangannya

"apa kau tidak percaya padaku ?" aku bisa melihat kekecewaan dimatanya dan genggamannya semakin mengerat saat dia menanyakan itu.

'aku bukannya tidak percaya Tae. Aku ingin sekali menceritakan semuanya padamu. Aku hanya tidak tau harus memulainya dari mana'

 ANNOYING WORLD 《COMPLETED》Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang