POV LUHAN
Ini adalah kisah paling menggelikan yang pernah kulihat atau kudengar...
Siapa sangka bahwa orang paling jenius yang pernah kukenal, bisa menjadi sebodoh ini saat jatuh cinta?
Dia ada di sana, tepat di depan wajah bodohmu. Tapi kau, Chanyeol-ah... kau bahkan tak bisa mengingat dirinya! Berkali-kali aku menahan diri untuk tertawa terbahak-bahak, aku tak ingin Tao berpikir bahwa aku sudah gila.
Rasanya sulit untuk tidak tertawa setiap kali aku melihat Chanyeol berada di dekat Kyungsoo tanpa mengetahui bahwa Kyungsoo adalah orang yang selama ini ia cari.
Aku tahu apa yang ada di dalam hati temanku itu. Dia masih tergila-gila pada Kyungsoo. Satu-satunya masalah adalah, kami tidak tahu bagaimana perasaan Kyungsoo terhadapnya sekarang. Aku tidak yakin soal itu. Tapi aku tahu, saat masih sekolah dulu, dia jatuh cinta pada sahabatku itu, sebagaimana sahabatku juga jatuh cinta padanya.
"Chanyeol-ah, nae chingu."
Saat itu adalah hari yang sama di mana aku bertemu Kyungsoo – untuk yang pertama kalinya setelah setahun – berada di apartemennya. Aku mampir ke kamar Chanyeol untuk mengambil jam tanganku yang kemarin kutinggalkan di sana. Aku sedang dalam perjalanan untuk hang out bersama Chanyeol dan beberapa teman dari fakultas lainnya, ketika aku bertabrakan dengan seorang pria – yang telah berubah menjadi pria tampan – di tangga.
"Luhan-ah, apa kau sudah menemukan jam tanganmu?"
"Yap. Di sini." Aku menunjukkan jam tangan di pergelangan tanganku padanya. Aku juga bertemu dengan Kyungie-mu di apartemenmu. Awalnya aku tidak mengenalinya. Tapi, yah, aku segera mengingat sosoknya yang tidak terlalu tinggi itu.
Bagaimana aku tak bisa mengenalinya? Chanyeol sering memaksa kami untuk memperhatikan bocah kecil nan kurus itu waktu di sekolah dulu. Aku dan Tao sebenarnya juga korban di sini.
Tapi rasanya sangat lucu karena kau sama sekali tak bisa mengenali Kyungsoo. Aku mengerti bahwa bocah kecil itu telah menjadi seorang malaikat yang menggemaskan, hingga aku sendiri tak keberatan untuk mengejarnya – jika saja Chanyeol bukan temanku. Tapi ayolah, Chanyeol-ah. Bagaimana mungkin kau tak dapat mengingat satu-satunya pria yang kau cintai?
Tao memberiku segelas whiskey, sesaat setelah aku mendaratkan bokongku di sofa di sebelah mereka – di dalam bar.
Kami dikelilingi oleh teman-teman kami yang lainnya dan percakapan yang berlangsung membahas mengenai semua hal mulai dari sekolah, olahraga, wanita dan pria lainnya, hingga akhirnya aku mendapatkan kesempatan untuk bicara berdua dengan Chanyeol.
"Chanyeol-ah."
"Ada apa?"
"Apa kau masih mengingat Kyungie?"
Aku menyadari dia tersedak minumannya saat mendengar nama itu. Nama itu mempunyai efek sensitif yang sangat kuat terhadap perasaannya. Tao dan aku tahu mengenai hal itu. Kami selalu menggunakan nama itu sebagai lelucon padanya.
"Wae?"
"Jawab saja pertanyaanku... Apa kau masih mengingatnya?"
"Tentu saja." Jawabnya perlahan. "Hanya karena aku tak membahasnya, bukan berarti aku melupakannya." Chanyeol terlihat menghindari percakapan itu dan menenggelamkan dirinya untuk minum lebih banyak lagi.
Aku ingat betapa marahnya dia, saat ia kehilangan kontak dengan hoobae-nya itu, tepat setelah kelulusan kami. Kami tak tahu apa yang terjadi. Tapi dia menghilang begitu saja di hari yang sama saat Chanyeol siap untuk mengungkapkan perasaannya padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Book 1: Moon Courting Another Moon (CHANSOO)
FanfictionDo Kyungsoo adalah seorang mahasiswa yang diam-diam mencintai sunbae-nya, Park Chanyeol, sejak sekolah menengah. Kecintaannya padanya telah mengarahkan namja polos itu untuk mengejarnya ke universitas yang sama, dimana dia kuliah untuk menjadi seor...