99 RED ROSES

1.8K 239 8
                                    

POV KYUNGSOO


Aku sangaaat gugup di atas panggung seperti hampir pipis di celanaku sekarang.

Bukan berarti bahwa aku benar-benar ingin ke toilet, tapi lebih cenderung karena semuanya mulai menjadi lebih menyenangkan dan akhirnya, aku bisa mengatakan betapa senangnya aku mencapai tahap ini dari kompetisi tanpa melakukan kesalahan apapun. Sejujurnya, awalnya... aku lupa melakukan ekspresi 'terlihat pandai' yang selalu diingatkan oleh Heechul hyung. Dia pasti akan membunuhku karenanya. Jadi, aku memutuskan untuk menggunakan ekspresi 'menjadi diriku sendiri' di depan semua orang, bahkan tanpa memikirkan apakah ini akan bekerja dengan efektif atau tidak.

Tapi, aku cukup percaya diri bahwa aku telah melakukan yang terbaik untuk diriku sendiri, dimana menurut Chanyeol hyung, itulah seharusnya yang terpenting.

Sekarang, aku berada di atas panggung mencarinya... Sebelumnya, dia berdiri di sana, tapi sekarang mataku tak dapat menemukannya lagi.

"Yeorobun, silakan maju ke depan untuk mengumpulkan mawar-mawar kalian dalam pemungutan suara popularitas. Setelah kalian selesai, mohon serahkan pada para anggota staf yang akan menghitungnya satu per satu. Sedangkan untuk kalian yang akan menyerahkan bunga-bunga, mohon tetap tenang."

Aku melakukan sesuai intruksi yang diberikan pada kami. Panggung ini cukup besar, jadi masing-masing dari kami memiliki cukup ruang dimana kami dapat mengumpulkan mawar sebanyak mungkin dari para pendukung kami. Aku bahkan dapat melihat dengan jelas teman-temanku yang sedang berbaris untukku.

"Kau sangat bagus, jalang! Kau akan menang... Aku cukup yakin itu. Biarkan aku menciummu, ne." Lay ada di barisan pertama yang menyerahkan mawarnya padaku.

"Sial! Sepuluh mawar." Aku terkejut. Lay tersenyum sambil mencubit pipiku gemas. Wendy datang berikutnya, menyerahkan sekumpulan mawar lainnya padaku, tentu saja dengan tangan lainnya yang menyentuh selangkanganku – (mungkin) tanpa sengaja.

Beberapa saat kemudian, empat anggota Fairy Angel lainnya masuk dalam barisan, diikuti oleh... entahlah... sekitar ratusan(?) pendukung yang beberapa dari wajah mereka tak bisa kukenali sama sekali.

"Fighting, fighting. Kau sangat manis."

"Kau dari Jurusan Biologi, bukan? Aku dari Jurusan Kimia."

"Nuna adalah mahasiswa tingkat tiga dari Jurusan Sains Umum. Ini nomor ponsel nuna. 010XXX-XXX. Telepon aku, eoh."

"Kau benar-benar penyanyi yang bagus. Aku menyukainya."

Dan seterusnya dan sebagainya...

Aku menerima mawar-mawar itu satu per satu, tanpa melewatkan mengucap terimakasihku pada siapapun dari mereka. Ini sesuatu yang melebihi perkiraanku. Bagian yang terlucu datang dari sekelompok namja yang tidak kuketahui dari fakultas mana.

"Chingu-ya, kau sangat manis..."

"Aku dari Fakultas Teknik. Kau temannya Oh Sehun, bukan? Dia punya nomor ponselku. Hubungi aku, ne."

"Apa kau gay?"

Dan seterusnya dan sebagainya...

Demi dewi-dewi toge, apa yang sedang terjadi? Pertanyaan itu tak hanya datang dari sekelompok namja itu, tapi banyak namja lainnya yang memberikan mawar-mawar padaku, berusaha untuk berbicara padaku tentang pergi makan malam atau sejenisnya.

Book 1: Moon Courting Another Moon (CHANSOO)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang