AT THE COFFEE SHOP

2.5K 341 0
                                    

POV KYUNGSOO


Sehun dan aku duduk di luar kedai kopi yang hanya berjarak beberapa blok dari asramaku.

Aku terus-menerus bercerita pada Sehun mengenai kejadian saat kedatanganku pagi tadi.

"Aku juga tak tahu kenapa aku melakukan hal itu." Kataku sambil menopang dagu.

"Tiap kali dia berada di sekitarku, aku bisa menjadi cukup menyebalkan dan aku selalu memperhatikan segala sesuatu tentang dirinya hingga ke detail terkecil."

"Ingat pada saat aku memberi pendapat tentang bagaimana rambutnya yang berantakan? Yah, sebenarnya aku berpikir bahwa betapa rambut berantakannya itu membuat dirinya terlihat sexy. Tapi aku tak berani mengatakannya."

"Ada juga ketika ia terlambat datang ke sekolah dan aku mengatakan betapa buruknya dia karena terlambat. Tapi kemudian aku terus menatapnya, bagaimana dirinya terengah-engah dan berkeringat."

"Kau lihat, semua yang ia lakukan bahkan membuat ia terlihat semakin keren bagiku."

Sepanjang waktu aku berbicara, Sehun mendengarkanku dengan malas-malasan sambil menyeruput susu coklatnya. Ia hanya menanggapi dengan menggerakkan sepasang alis tebalnya padaku.

"Dan apa yang terjadi di pagi ini berubah menjadi..."

"... benar-benar berantakan." Sehun melanjutkan kalimatku dengan wajah jenuhnya.

Yah, sekarang aku membuat sahabatku mati bosan dengan mengoceh tentang Chanyeol hyung selama berjam-jam. Beberapa gadis di sekitar kami berusaha menarik perhatian Sehun, dan kelihatannya ia lebih tertarik akan hal itu. Sehun cukup tampan, dan aku bertaruh bahwa ia mampu mendapatkan semua gadis yang ia suka.

"Sial. Bagaimana aku akan menghadapinya setelah apa yang terjadi?" aku membenamkan wajahku di atas meja bersamaan dengan pupusnya semua harapanku. Aku benar-benar menghancurkan kesempatan pertamaku bertemu dengan Chanyeol hyung.

"Ayolah, Kyungsoo-ya. Aku rasa itu hal yang bagus. Maksudku, atas semua yang sudah terjadi." Sehun berkata dengan optimis.

"Apanya yang bagus dari semua ini?" tanyaku frustasi.

"Tak bisakah kau lihat? Sekarang akhirnya dia bertemu denganmu." Jawab Sehun. "Mengetahui dirimu dan mulut lancangmu, menurutku itu adalah awal yang bagus. Jadi, pertahankan dengan bagaimana caramu menghadapinya."

"Apa kau gila? Bagaimana bisa hal itu dikatakan sebagai suatu kemajuan?"

"Begini. Kau tahu, aku pun tahu, memang begitulah caramu berbicara. Kau bukanlah orang yang mampu berkata-kata manis, akui saja." Sehun mengatakan yang sebenarnya.

"Apa kau berharap aku mendengarmu berkata, 'Chanyeol hyung, aku menyukaimu, apakah kita bisa berkencan?' atau 'Chanyeol hyung, semoga harimu menyenangkan'. Kalimat itu tak akan pernah kudengar darimu. Butuh banyak sekali latihan sebelum kau mampu mengatakannya." Sehun terus mengoceh, dan menyebalkannya, ia benar.

"Kurasa kau benar." Aku membenarkan.

"Jadi, jika itu satu-satunya cara bagimu untuk bisa berbicara dengannya, teruskan saja. Bahkan jika dia melihatmu sebagai mahasiswa baru yang bangkit dari neraka, biarkan saja. Setidaknya dengan cara itu kau terus-menerus berada dalam pikirannya." Ujar Sehun nakal.

"Itu adalah logika yang tak meyakinkan, Sehun-ah." Sangkalku, walau aku mulai mempertimbangkan sarannya itu.

"Terserah apa katamu. Hanya saja, jangan lupa berterimakasih padaku saat dia melamarmu kelak." Sehun mengedipkan matanya menggodaku.

Kadang Sehun memang sangat bodoh, tapi aku senang ia berada di dekatku. Aku mungkin akan punya dilema atas apa yang telah terjadi, sementara Sehun masih menemukan jalan positif menanggapi hal itu.

Aku rasa aku akan mengikuti nasihatnya.

Apa yang akan aku katakan pada Chanyeol hyung jika kami berpapasan lagi?

Mungkin kalimat: 'Hei, bagaimana keadaanmu?', 'Apakah kau belajar dengan baik, hyung?'

TIDAK.

Sehun benar. Aku bisa sangat tertekan sebelum aku benar-benar mengatakannya.


..... to be continued .....

cr pic: imgrum

Book 1: Moon Courting Another Moon (CHANSOO)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang