LUHAN'S LUCKY DAY

1.9K 207 0
                                    

POV LUHAN


Serius, aku tak hanya menghabiskan seluruh hidupku untuk mengganggu ketertarikan cinta Chanyeolie. Tentu saja, aku juga harus merawat diriku sendiri. Setidaknya, seminggu sekali aku pergi ke gym untuk menjaga bentuk tubuhku. Siapa yang ingin tertinggal di belakang teman-temanku ketika menyangkut soal penampilan yang menarik? Pastinya bukan aku.

Lagipula, aku akan menjadi seorang dokter di masa depan. Ada resiko tinggi untuk tertular berbagai jenis penyakit. Jadi, kesehatan adalah suatu keharusan. Aniyaaa, aku tahu aku berpikir terlalu jauh. Aku bahkan belum yakin apakah aku akan berhasil lulus. Satu hal lagi, belajar sekeras itu membunuhku. Aku perlu sedikit menggerakkan otot-ototku, itulah sebabnya gym kampus adalah tempat yang terbaik untukku sekarang.

Sejauh ini, tempat ini adalah yang terbaik. Di sini dilengkapi dengan semua fasilitas yang dibutuhkan jika dibandingkan dengan gym lainnya di luar kampus. Seharusnya begitu. Lagipula, biaya kuliah di universitas ini cukup mahal. Jadi, kami berharap banyak pada mereka, termasuk kelengkapan gym fitness untuk digunakan oleh para mahasiswa.

Ayolah, aku benar-benar bukan tipe binaragawan. Aku hanya membutuhkan beberapa latihan teratur, itu saja. Aku tidak seperti para Mahasiswa Olahraga Sains yang mengangkat beban di sana, dimana aku akan menjadi orang yang kurus jika kalian menarikku untuk berdiri di samping mereka.

Belakangan ini, aku jarang ada waktu untuk berolahraga, karena kami selalu begadang untuk belajar kelompok. Aku mencoba untuk mengajak Tao, tapi dia mengatakan bahwa dia lebih memilih untuk tidur. Itulah sebabnya aku sendirian, berlari di salah satu mesin treadmill seorang diri. Aku perlu membakar sedikit kalori, karena itu aku memilih untuk berlari sejauh 3 km dan berkeringat seperti seekor babi.

Buk!

Yaa, suara keras apa itu? Aku tak dapat menahan diri untuk ingin tahu dari mana itu berasal. Suara itu terdengar seperti seseorang yang sedang meninju atau sedang menendang sansak atau semacamnya.

Buk! Buk!

Yah, aku benar. Aku harus memperlambat kecepatanku agar aku bisa diam-diam memutar wajahku untuk memeriksa siapa yang sedang melakukannya. Dia pasti memukul sansak tersebut dengan cukup kuat hingga menimbulkan suara sekeras itu.

Buk! Buk! Buk!

Heol! Triple shot... Cukup mengagumkan, huh. Aku melihat dengan jelas dan mataku terbelalak mendapati si brengsek Sehun... teman Kyungie. Aku tahu aku seperti bajingan yang menyebalkan kali ini. Kalian bisa melihatnya dari bagaimana aku memanggil mereka berdua. Dia mengenakan sarung tinju, memukul sansak dengan tinjunya seperti seorang profesional. Tampaknya, dia memperlakukan sansak itu seperti salah satu lawan yang baru saja memukul bokong ayahnya atau semacamnya. Aku tidak menyadari bahwa aku menganga saat menatapnya dengan kagum. Sialan! Dia terlihat menakutkan! Jika dia menendangku seperti itu, ia pasti akan mematahkan tulang rusukku.

Yah, gila... itulah Sehun. Berbaliklah atau dia akan mendapatimu sedang menatapnya. Aku tidak begitu yakin kenapa, tapi aku tahu aku akan berakhir dengan digoda oleh si perayu itu jika dia melihatku ada di sini.

Aku ingat beberapa hari yang lalu, dia mengirimiku pesan Line yang mengatakan bahwa dia menguntitku saat kami sedang ada kelas. Pria itu seorang psikopat dan aku harus jaga jarak darinya.

Aku terlarut dalam benakku hingga aku tak menyadari bahwa keringatku mengalir deras. Sayangnya, aku lupa membawa handukku. Jadi, tak ada yang bisa kugunakan untuk mengusap keringat dari wajahku, hingga tiba-tiba sehelai handuk putih menggantung di mesin treadmill-ku, tepat pada saat aku memikirkan apa yang akan kulakukan.

Book 1: Moon Courting Another Moon (CHANSOO)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang