JENDEUKIE

2K 184 12
                                    

POV LUHAN


Akhirnya, Sehun menepati janjinya.

Aku tidak terlalu terkejut setelah hasil akhir diumumkan. Kyungie mungkin telah mengumpulkan hampir semua penghargaan kecil dari kompetisi, tapi orang yang lebih pantas untuk mewakili universitas hanyalah Sehun. Sepertinya, para penonton setuju denganku karena mereka juga terlihat senang hati dengan hasil akhir dari kontes tersebut. Sehun gagal memenangkan penghargaan kulit terbaik, dan skornya dalam kategori penghargaan persahabatan cukup buruk. Itu mungkin disebabkan karena dia cenderung menjengkelkan ketimbang bersahabat dengan semua orang. Yah, setidaknya akhirnya dia pantas menerima gelar Campus Moon.

Tapi apa yang sedang kulakukan di sini? Berusaha mencari alasan untuk mendukung keputusan para juri tersebut, huh? Bukankah itu bukan urusanku? Kenapa aku bahkan mengatakannya dengan nada tinggi? Dan jangan lupakan reaksi bodoh yang ia lakukan saat ia mendengar namanya disebutkan sebagai pemenang. Dia terlihat seperti seorang bintang sepak bola yang baru saja mencetak gol. Begitulah! Sekarang, aku harus pergi makan malam dengannya.

Itu bisa dilakukan di lain hari selain hari ini... Tidak di hari yang sama ketika selempang Campus Moon menggantung dengan bangga di bahunya. Tapi apakah kalian berpikir bahwa si idiot itu akan mendengarkan?

Aku tak ingin menjadi pusat perhatian – lagi!

Aku pernah mengalaminya... Kapan? Tahun lalu.

Aku masih bisa mengingat ketika restoran – yang kami datangi demi semangkuk ramyeon – hampir hancur oleh banyaknya orang yang masuk hanya untuk mengambil gambar Chanyeolie, hingga hampir membuat pemilik kedai pingsan karena berjuang untuk menahan mereka masuk. Itu adalah sebuah mimpi buruk!

Aniya... Aku tidak akan membiarkan sejarah itu terulang kembali.

Jadi, aku tidak keberatan dengan hari apapun... kecuali hari ini.

Jadi, setelah membantu Chanyeolie memindahkan mawar Kyungie yang banyak ke bagasi mobilnya, aku menyikut Tao untuk meninggalkan tempat ini bersamaku secepat mungkin. Akan tetapi, si brengsek yang tidak mengetahui alasan di balik permohonanku ini, lebih memilih untuk tinggal lebih lama untuk bercakap-cakap dengan para gadis di belakang panggung.

Sialan! Seharusnya aku membawa mobilku sendiri.

"Tao... kajja." Aku terus memohon sebanyak milyaran kali sambil melihat ke sekeliling dengan gelisah untuk mencari tanda-tanda keberadaan si Campus Moon Baru. Siapa tahu? Si brengsek itu mungkin akan segera muncul di belakangku sekarang, meskipun mungkin dia masih sibuk berfoto dengan banyak orang saat ini. Bagaimanapun juga, akan lebih baik bagiku jika aku pergi sesegera mungkin.

"Sebentar saja." Teman brengsekku menepuk bahuku saat dia berusaha pergi dengan para gadis itu lagi.

"Brengsek. Tidak."

"Kenapa kau begitu terburu-buru? Lagipula, bukankah kita tidak akan ikut dengan Chanyeolie?"

"Apa kau sama sekali tidak lapar?"

"Err... sedikit. Tapi tunggu sebentar."

Sial! Hanya hari ini. Hanya untuk hari ini! Aku sangat membenci pria ini.

"Ada apa denganmu? Apa kau berusaha untuk melarikan diri dari seseorang?"

Kebencianku padanya berlipat ganda sekarang. Si idiot ini terlalu mengenalku dengan baik.

Book 1: Moon Courting Another Moon (CHANSOO)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang