POV CHANYEOL
Sejak kapan aku mulai memiliki perasaan terhadap Kyungsoo? Sejujurnya, aku juga tidak tahu... Tapi begitu aku menyadarinya, aku hanya memperhatikan bocah itu sejak saat itu.
Saat itu aku hanyalah seorang murid kelas 9 yang kurus kering, bertubuh tinggi, dan mudah emosi. Hidupku hanya berputar di sekitar basket dan bermain gitar. Aku senang membuat diriku menonjol di antara yang lainnya dengan berbicara apa adanya di depan siapapun.
Saat itu aku baru saja memasuki masa puber. Kuakui, aku cukup menikmati masa-masa itu. Tak satu haripun berlalu tanpa adanya gadis-gadis yang datang dan mencariku. Termasuk para gadis yang setingkat denganku, para hoobae, para sunbae, bahkan sunbae dari sekolah lain. Aku berinteraksi dan bermain dengan mereka agar mereka menteraktirku makan, begitupula sesekali mendapatkan seks dari mereka...
Hingga hari dimana aku bertemu dengan Kyungsoo.
Di mana pertama kali aku bertemu dengannya? Aku ingat aku melihatnya dalam perjalananku pulang ke rumah, usai berkelahi dengan beberapa siswa dari sekolah yang berbeda. Luka-luka di wajahku masih segar dan baru. Aku menghentikan langkahku ketika aku melihat seorang anak dengan seragam yang sama denganku, sedang menggendong seekor anak kucing. Dia adalah seorang bocah kurus yang terlihat sangat ceking, dengan kacamata tebal di matanya, yang membuat dirinya terlihat seperti seorang kutu buku. Sama sekali tak ada yang menarik tentang dirinya.
Akan tetapi, caranya menggendong anak kucing itu menarik perhatianku. Biasanya, aku selalu berusaha menjadi pusat perhatian. Tapi melihatnya berlutut dalam posisi yang begitu rapuh, membuatku ingin menyembunyikan diriku sendiri seperti bayangannya di balik sudut terdekat yang bisa kutemukan.
Sial! Dia manis.
"Apa kau tersesat? Di mana ibumu?"
Apa dia benar-benar berpikir bahwa anak kucing itu bisa berbicara dan menjawab pertanyaannya? Bodoh...
"Apa yang harus kulakukan denganmu? Aku tak bisa membawamu pulang atau Siberian Husky-ku akan menggigitmu..."
Kelihatannya dia adalah seorang chaebol. Dia bahkan punya Siberian Husky juga. Bocah kecil itu melihat ke sebelah kirinya, kemudian sebelah kanannya. Astaga! Aku harus melompat ke semak-semak terdekat untuk bersembunyi. Hingga akhirnya dia memutuskan untuk menggendong anak kucing itu pulang ke rumah.
Yah, benar-benar tak ada yang aneh dari kejadian itu. Aku tahu dia hanya menjadi seorang anak yang baik seperti yang lainnya. Tapi percaya atau tidak, kejadian itulah yang membuatku mulai melihat Kyungsoo dengan cara yang berbeda dan menantikan saat-saat lainnya untuk melihatnya melakukan perbuatan-perbuatan baik di hari-hari berikutnya.
Yang kuketahui saat itu adalah, dia setahun lebih muda dariku, bodoh, dan ceroboh. Dia tak pernah berani menatap mataku. Tapi itu bisa dimaklumi karena dulu aku adalah seorang pem-bully yang pemarah, dan hampir setiap orang takut untuk melakukan kontak mata denganku. Aku mungkin pandai dalam pelajaran, tapi aku juga cenderung terlibat dalam perkelahian, hingga membuatku mendapat julukan sebagai 'magnet masalah' di antara para guruku. Seolah aku adalah bos di sekolah yang harus dihormati oleh semua orang.
Butuh waktu beberapa lama hingga akhirnya aku menjadi patah hati. Kenapa bocah itu harus begitu terkejut dan takut setiap kali dia melihatku?
Aku tahu aku tampan. Tapi rasanya dia selalu seperti melihat hantu yang mengerikan setiap kali kami berpapasan, atau ketika aku menabraknya secara 'tak sengaja' di sepanjang koridor sekolah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Book 1: Moon Courting Another Moon (CHANSOO)
FanfictionDo Kyungsoo adalah seorang mahasiswa yang diam-diam mencintai sunbae-nya, Park Chanyeol, sejak sekolah menengah. Kecintaannya padanya telah mengarahkan namja polos itu untuk mengejarnya ke universitas yang sama, dimana dia kuliah untuk menjadi seor...