zestien

571 107 36
                                    

Tekan ☆ juseyooong ♡



Hyeongseob masih terdiam ketika Woojin membawanya ke sebuah cafe dan memesan kue serta vanilla latte untuk mereka nikmati.

Ia tidak tahu harus berbicara apa. Pikirannya hanya pada Daehwi. Dimana Daehwi? Apa Daehwi baik baik saja? Apa teman temannya sudah menemukan Daehwi?.

"Seob."

Hyeongseob menyudahi lamunan nya ketika Woojin menyerukan namanya.

"Iya? Kenapa?"

Woojin menghela nafas. Kenapa Hyeongseob jadi canggung gini? Pikirnya.

Woojin meletakan tangannya diatas tangan mungil Hyeongseob yang ada diatas meja.

"Ada apa hm?" Tanya Woojin lembut. Sungguh tingkat kelembutan seorang Park Woojin sedang naik 1 tingkat dibanding bersama Daehwi.

Hyeongseob membiarkan tangan Woojin memegang tangannya. Ia berpikir sejenak. Apa ia harus mengatakan tentang Daehwi yang tidak kembali ke kelas?

"Kak... kakak tadi janjian makan sama Daehwi?" Tanya Hyeongseob seraya menatap Woojin. Woojin mengangguk pelan.

"Iya. Tapi aku batalin karena tiba tiba dipanggil Changbin."

Hyeongseob mengangguk mengerti. Setidaknya Woojin membatalkan janji dengan Daehwi bukan karena dirinya. Tapi tetap saja. Changbin memanggilnya karena ada urusan dengan Hyeongseob kan?

"Eum gitu. Kak..."

"Kenapa?"

Hyeongseob menggigit bibir bawahnya. "Tadi Daehwi nggak balik ke kelas."

Mata Woojin sedikit membulat. "Apa? Kok bisa? Dia kemana?" Woojin membombardir Hyeongseob dengan pertanyaannya. Hyeongseob menggelengkan kepalanya.

"Nggak tau juga kak. Tadi aja pas pulang sekolah dia belum balik. Terus aku mau nungguin tapi kakak malah narik aku gitu aja." Ucap Hyeongseob seraya mengerucutkan bibirnya. Woojin terkekeh pelan melihat Hyeongseob yang seperti itu membuatnya gemas untuk mengacak rambut panjang Hyeongseob itu.

"Maaf seob maaf."

"Kak?"

"Kenapa lagi?"

Hyeongseob terlihat menundukkan kepalanya dalam. "Aku..."

"Aku takut kak..." Lirih Hyeongseob. Kini matanya mulai berkaca.

Woojin mengusap tangan mungil Hyeongseob membuat gadis itu menoleh dan menatap Woojin sendu.

"Takut kenapa hm?"

"Aku takut... aku takut Daehwi kayak gitu karena aku... aku takut ini salah aku... aku takut dia denger semua pembicaraan kita... aku takut daehwi salah paham... aku takut temen temen salah paham... aku takut mereka bakalan benci sama aku..."

Airmata yang sudah Hyeongseob tahan akhirnya lolos begitu saja. Ia menangis didepan Woojin.

Woojin segera mengulurkan kedua tangannya mengusap pipi berair itu. Membiarkan Hyeongseob merasakan kehangatan dari tangan besarnya.

"Ssst... jangan nangis. Aku nggak suka liat kamu nangis."

Hyeongseob tak bisa berhenti menangis.

"Hiks... tapi kak-"

"Ssst. Dengerin baik baik ya."

Hyeongseob tak berkutik seraya menatap Woojin.

"Kamu nggak salah. Daehwi nggak mungkin denger pembicaraan kita tadi. Sebelum Daehwi salah paham aku bakal jelasin semuanya. Dan nggak akan ada yang benci sama kamu."

[01] complicated ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang