zevenenviertig

531 77 21
                                    

yang gak sabar mana suaranya nih? 😀

Tekan ☆ oke?♡

.

Sepanjang jalan trotoar yang mereka lalui, rasanya Jihoon dan Jinyoung kehabisan topik. Tunggu, bahkan mereka belum bicara apapun dari tadi. Tidak ada yang ingin membuka obrolan. Canggung mungkin.

"Jihoon..."

Suara Jinyoung tidak terdengar keras tapi Jihoon masih bisa mendengarnya ketika banyak orang yang berlalu lalang disana.

"Hm?" Jihoon menolehkan kepalanya. Ia dapat melihat Jinyoung yang kini menghentikan langkahnya. Jihoon pun ikut berhenti. Kini tubuhnya ia hadapkan ke Jinyoung.

"Gue mau nanya." Ucap Jinyoung yang sepertinya serius.

Jihoon semakin bingung kenapa Jinyoung terlihat sangat serius.

"Tanya aja."

"Lo... masih punya perasaan ke gue?" Tanya Jinyoung.

Jihoon terdiam. Kenapa Jinyoung malah bertanya seperti itu? Jihoon hanya bisa menggigit bibir bawahnya. Mana bisa ia menjawab pertanyaan itu.

"Lo- kenapa tiba tiba nanya gitu?"

Kini Jinyoung lah yang diam. Hanya beberapa kali menghela nafas.

"Selama ini yang gue rasain ke lo itu cuma sebatas temen. Gue sayang sama lo sebagai temen. Gak lebih..."

"..."

Jihoon tidak berkutik. Diam diam dadanya terasa sesak. Ini kedua kalinya mungkin. Ia tahu Jinyoung hanya menganggapnya sebagai teman. Jinyoung pernah secara terang terangan mengatakan itu. Tapi haruskah ia mengulangnya sebanyak dua kali?

"Gue minta maaf sama lo." Ucap Jinyoung lagi.

Jihoon mati matian menahan sesak didadanya. Ia tidak ingin menangis seperti orang cengeng didepan Jinyoung.

Jihoon masih menatap Jinyoung sambil menahan airmatanya.

"Izinin gue belajar buat suka sama lo."

GREP

Jinyoung langsung menarik Jihoon kepelukannya. Jihoon terkejut. Sangat terkejut. Dirinya bahkan belum bisa mencerna apa yang dikatakan Jinyoung dan apa yang baru saja dilakukannya.

Cukup lama.

Tak ada balasan pelukan dari Jihoon. Yang ada hanyalah Jihoon yang mencoba melepaskan diri dari pelukan Jinyoung.

"... Jangan." Ucap Jihoon lirih. Ia tidak menangis tapi suaranya berubah menjadi serak. Bahkan entah sejak kapan matanya sudah basah.

Jinyoung menatap Jihoon kini dengan tatapan yang sulit diartikan. Jinyoung tidak tahu sudah berapa kali ia membuat Jihoon menangis.

"Jangan dipaksain, Jinyoung. Gue tahu perasaan lo sampe saat ini cuma buat Daehwi. Dan mungkin begitu seterusnya. Gue juga sadar diri, gue gak mungkin jadi orang spesial dihati lo." Ucap Jihoon masih dengan suara seraknya. Tubuhnya kini mulai bergetar. Tidak mungkin lagi ia menahan tangisnya.

Jinyoung mengusap kasar wajahnya.

"Gue cuma pengen buka hati buat lo. Gue cuma pengen buka hati buat orang yang suka sama gue. Gue gak pengen buang buang waktu buat orang yang sama sekali gak peduli sama perasaan gue!"

Suara Jinyoung mulai meninggi. Untungnya suasana malam yang ramai itu tidak membuat orang orang memperhatikan Jinyoung.

"Lo salah Jinyoung. Daehwi bukannya gak peduli sama perasaan lo. Tapi dia terlalu sayang sama gue. Dia... dia terlalu peduli sama perasaan gue..." Jihoon menjeda perkataannya. Isakannya memaksa keluar.

[01] complicated ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang