vijfentwintig

493 94 63
                                    

Tekan ☆ oke? ♡

.


Woojin tidak langsung masuk ke gedung sekolah, ia tampak berpikir didepan motornya. Mondar mandir tak jelas.

"Kak woojin?"

Woojin terkesiap mendengar suara yang memanggil namanya. Ia menoleh mendapati seorang gadis mungil yang tampaknya baru masuk dari gerbang sekolah. Lee daehwi.

"Daehwi?-"

Beginilah Woojin selalu gugup jika bertemu sang mantan. Ia masih merasa bersalah.

"Nggak masuk kelas kak?" Tanya Daehwi bingung.

"Eh itu- iya. Gue lagi mikir." Jawab Woojin.

Daehwi mengangkat alisnya.

"Mikirin apa? Nggak bisa mikir dikelas?"

"Gue mikirin- hyeongseob em- kayaknya jauhin gue." Ucap Woojin terbata. Ia berusaha berhati hati membicarakan Hyeongseob pada Daehwi.

Daehwi mengangguk pelan kemudian berpikir. "Eum... mungkin lo ada salah sama dia kak."

"Ha? Salah? Perasaan gue nggak ngelakuin hal yang salah." Ucap Woojin sambil menggaruk tengkuknya.

Daehwi menggelengkan kepalanya.

"Pasti ada tapi lo nggak nyadar kak. Kayak dulu, gue jauhin kakak karena kakak punya kesalahan besar dan kakak ngerasa nggak ngelakuin itu kan?"

Jleb.

Ucapan sarkastik Daehwi terdengar menyindir dirinya.

Woojin menundukkan kepalanya tidak tau harus menjawab apa. Ia hanya mengusap tengkuknya berulang kali.

Melihat itu, Daehwi tertawa pelan.

"Bercanda kak. Jangan inget masa lalu. gue udah nggak apa apa kok beneran! Tapi gue masih bisa jadi temen lo kak. Kalo lo punya masalah dan gak ada tempat buat cerita, gue siap kok jadi temen cerita lo kak." Ucap Daehwi panjang lebar, dengan senyum tipisnya.

Woojin terdiam. Kenapa Daehwi terlihat seperti malaikat tanpa sayap saat ini?

Tapi woojin tidak bisa bohong jika ia benar benar tidak punya perasaan apapun pada Daehwi.

Melihat Woojin masih diam, Daehwi kembali terkekeh.

"Nanti gue tanyain pelan pelan ke Hyeongseob deh kak. Inget kata kata gue tadi ya! Gue juga gak suka kalo kakak nyakitin temen gue. Gue kekelas ya kak!" Ujar Daehwi setelah itu menjauh dari Woojin yang masih melongo disana.

Woojin rasa, dari dulu Daehwi seperti tempat ia mencurahkan masalahnya. Bahkan terkadang ia merasa Daehwi seperti ibunya. Dan mungkin jalan mereka adalah menjadi teman, teman saling berbagi luka dan cerita.

Woojin tahu Daehwi sedang menyimpan banyak luka dibalik senyum manisnya itu. Entah luka karena dirinya atau mungkin pria berkepala kecil yang mengajaknya beretengkar tempo hari. Pria yang biasa mengantar Daehwi kesekolah. Tapi sepertinya tidak untuk hari ini. begitulah isi pikiran Woojin.

.
🌙
.

Daehwi sampai dikelasnya. Seperti biasa teman temannya sudah sampai duluan dan tengah bercengkrama entah tentang apa.

"Pagi gaes,"

"Pagi Hwi."

Seperti biasa mereka akan menyapa Daehwi dengan hangat dan Daehwi akan ikut bercengkrama dengan teman temannya itu. Tapi Daehwi rasa ini berbeda.

[01] complicated ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang