tweeenveertig

523 94 54
                                    

Tekan ☆ ok? ♡

.

Semilir angin sore menyapu lembut anak anak rambut Seonho. Kini ia sedang berada diatap sekolah.

Dengan sang kekasih tentunya. Bedanya kini Guanlin sedang tertidur dengan kepalanya diatas paha Seonho.

Seonho mengusap rambut Guanlin lembut seraya menatap sedih pemuda yang sedang tertidur ini.

Seonho tau hari ini adalah sidang perceraian kedua orang tua Guanlin. Itulah alasan Guanlin tidak ingin pulang, dan Seonho memaksa untuk menemaninya.

Guanlin membuka matanya pelan. Tatapannya bertemu dengan tatapan Seonho.

Guanlin tersenyum.

"Jangan sedih gitu mukanya. Aku aja gak sedih." Ucap Guanlin tersenyum gemas melihat wajah seonho.

"Bohong."

Guanlin kembali tersenyum.

Entah kenapa ia senang ketika Seonho mengetahui apa yang ia sembunyikan.

Memang bohong jika ia tidak sedih.

"Iya iya aku bohong. Tapi kamu jangan ikut ikutan sedih. Kamu harusnya semangatin aku." Ucap Guanlin seraya mengusap tangan Seonho yang berada diatas kepalanya.

Seonho malah makin cemberut.

"Aku cengeng kak! Kalo kakak gini, ya aku juga ikut sedih! Aku juga mau senyum, tapi gabisa..."

Guanlin kembali tersenyum. "Yaudah, semangatin aku pake cara lain."

"Gimana?"

Guanlin menarik tangan Seonho sehingga wajahnya mencondong kebawah. Sangat dekat dengan wajah Guanlin. Seonho menatap Guanlin gugup.

Guanlin kemudian sedikit mengangkat kepalanya. Menempelkan bibirnya ke bibir manis kekasihnya.

Hanya menempelkannya. Tanpa lumatan apapun.

Cukup lama sampai Seonho segera mengangkat kembali wajahnya. Ia sudah memerah saat ini.

Guanlin tersenyum melihat nya.

"Bibir kamu, sama wajah merah kamu. Itu semangat buat aku." Ucap Guanlin.

Seonho langsung menutupi wajahnya.

"Kakak apaan sih!"

Guanlin tertawa kecil.

"Makasih."

.
🌙
.

"Ngelamun aja lo dari tadi. Bantuin gue nyusun jadwal napa!"

Lamunan Daniel terbuyarkan oleh suara lantang seorang perempuan didepannya. Ong Seongwoo.

Keduanya kini sedang berada di cafe untuk membahas jadwal mereka selama magang di Amerika.

"Biasa aja gausah teriak." Ucap Daniel.

Gadis itu menatap kesal Daniel.

[01] complicated ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang