"Mamah kenapa belum tidur?" tanya Ara saat mendapati Mamahnya melamun di meja makan.
Rina tersentak lalu ia menggeleng "Ah enggak kok sayang. Tadi kebetulan Mamah haus jadi kesini deh"
Ara mengangguk paham lalu membuka kulkas hendak mengambil cemilan untuknya.
"Kamu udah minum obat?" tanya Rina menatap Ara yang sedang memilih cemilan di kulkas.
"Udah kok Mah" jawab Ara melirik Rina sekilas lalu kembali pada aktivitasnya.
Rina tersenyum "Bagus deh jangan sampai gaminum obat loh. Kamu jangan sampai telat minum obat ya!" pesan Rina membuat Ara melirik Mamahnya lalu tersenyum.
"Iya siap bosku!"
Setelah mengambil cemilan Ara pamit pergi ke kamar yang langsung diangguki oleh Rina.
Namun seketika langkah Ara terhenti, ia berbalik badan dan berjalan mendekati Mamahnya itu.
"Mah, ada sesuatu yang mau aku tanyain boleh?"
Rina yang hendak bangkit terduduk kembali "Iya boleh. Sini kamu duduk aja!" Rina menepuk kursi yang berada disampingnya.
Ara pun patuh ia langsung duduk di samping Rina dan menaruh cemila itu diatas meja makan.
"Mau nanya apa? Kayaknya serius banget" Rina menatap Ara meminta penjelasan.
"Sebenernya aku sakit apa sih Mah?" tanya Ara membuat Rina terdiam. Ia menatap anaknya itu dalam-dalam.
Apakah ia harus memberitahu semuanya sekarang? Namun Rina takut jika keputusannya ini berakibat fatal untuk Ara.
"Enggak. Dokter bilang kalau kamu cuma mudah kelelahan aja makannya kamu sering masuk rumah sakit" ujar Rina mencoba membuat Ara percaya ucapannya.
Ara terdiam. Ia mengamati wajah Mamahnya itu, mencoba mencari kebohongan dibola matanya namun sepertinya, Ah entahlah sulit bagi Ara untuk menemukannya.
"Em yaudah deh, aku cuma mau nanya gitu doang kok. Aku ke kamar ya Mah, Mamah jangan tidur kemaleman!" Ara mencium pipi Mamahnya lalu bangkit dan berjalan menuju kamar.
Rina tersenyum getir seraya menatap punggung anaknya itu yang lambat laun menghilang.
"Maaffin Mamah sudah bohong sama kamu, Mamah cuma gamau liat kamu sedih" gumam Rina meneteskan air mata, ia menangis dalam diam ditengah keheningan malam.
👑👑👑
"ARKA KAMU TUH APA-APAAN SIH?!" Ara kesal melihat Arka yang selalu saja mengikutinya sejak ia datang.
"Pengen jagain ibu dari anak aku nanti" Arka tersenyum dengan wajah tanpa dosa.
Ara memutar bola matanya malas, ia sedikit risih dengan Arka yang selalu mengikutinya terlebih saat Ara akan kekamar mandi Arka terus saja mengikutinya.
"Udah sana pergi. Aku mau pipis dulu, huss huss sana!" Ara mendorong tubuh Arka membuat Arka dengan terpaksa mundur menjauh.
"Ngapain masih disitu? Kan aku bilang pergi"
"Gamau!" sergah Arka membuat Ara mengepal tangannya kuat-kuat dan mencoba mengatur nafas dan emosinya.
"Ini kamar mandi perempuan sayang, nanti kalau ada yang salah paham gimana?" Ara menatap Arka dengan tatapan mematikan namun tidak membuat Arka goyah sedikitpun.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARKARA [PROSES REVISI]
Teen FictionArala. Gadis yang bisa dibilang cerewet dengan rambut sebahu mampu memikat hati seorang Arka. Siapa yang tidak kenal Arka? Lelaki dengan paras tampan itu merupakan seorang Kapten Basket di SMA Brawijaya. Banyak yang menjuluki mereka 'couplegoals' n...