Arkara - 34

9.2K 365 14
                                    

Kalau ada typo kasih tau ya, biar nanti dibetulin!😋

Happy Reading.

•°•°•°•°•°•

"Jadi gue harus gimana?" tanya Arka mengacak rambutnya frustasi.

"Gimana ya? Gue gaterlalu paham soal beginian, tapi yang gue ambil dari cerita lo itu gue simpulin kalau Ara egois" ujar Fauzan membuat Arka menatapnya binggung.

"Egois?"

Fauzan mengangguk "Dia pengen lo selalu ada dideket dia sedangkan dia gak ngerti tentang posisi lo, ya mungkin aja Ara takut lo kepincut bule bahenol disana"

"Ngaco banget sih lo mana mungkin gue kepincut bule. Eh gue itu tipe cowok yang kalau udah sama satu orang gue bakal setia sama orang itu!"

"Ya lo bilang gitu aja ke Ara kalau lo gabakal kepincut bule disana" jawab Fauzan santai lalu menyeruput minuman pesanannya.

"Harus gitu?"

"Enggak. Ya harus lah bego, ah percuma muka lo ganteng tapi otak udang!" cibir Fauzan tertawa meledek.

"Jaga omongan lo! Gue sumpel pake sempak Pak Dono tau rasa lo!"

"Galak banget lo kayak cewek pms. Apa jangan-jangan lo cowok jadi-jadian?" Fauzan menatap Arka mengintimidasi.

Pupil mata Arka membelak lebar, tak percaya dengan ucapan Fauzan yang sangat ngaco "Ngaco banget lo! Yakali gue cowok jadi-jadian!"

"Yakali aja gitu, gaada yang gamungkin kan di dunia ini?"

"Terserah lo kutil. Udah ah gue mau cabut, gue capek mau pulang!" Arka bangkit lalu pergi dari Cafe itu meninggalkan Fauzan yang menatapnya aneh sambil menggelengkan kepalanya.

"Udah gitu doang? Tau gini gue gausah dateng! Dikasih solusi juga kagak didengerin!" cibir Fauzan lalu ikut bangkit menyusul Arka yang sudah lebih dulu pergi dari Cafe ini.

💫💫💫💫

"Bang, Mamah dimana?" tanya Ara menghampiri David yang sedang berada didapur sambil mengaduk kopi buatannya.

"Di kamar kali. Kenapa emang?" sahut David melirik Ara sekilas

"Gapapa. Kalau Papah?" tanya Ara lagi.

"Papah lagi dikantornya, tadi sekretarisnya nelfon katanya ada meeting mendadak"

"Oh yaudah. Gue ke kamar mamah dulu" kata Ara lalu melengos pergi membuat David menatapnya heran "Ngapain tuh anak ke kamar Mamah?" gumam David terheran.

Ara menghela nafas pelan lalu tangannya terangkat untuk membuka kenop pintu kamar mamahnya. Tetapi aksinya terhenti saat mendengar suara tangisan yang berasal dari dalam.

"Siapa yang nangis? Mamah?" gumam Ara lalu memberanikan diri memutar kenop pintu tersebut. Baru saja akan melangkah masuk menghampiri Rina -Mamahnya yang terduduk membelakanginya, Ara tercengang melihat sebuah kalimat yang terlontar dari mulut Rina.

"Mamah bakal ngasih tau tentang penyakit kamu kalau waktunya udah tepat, maaffin mamah yak, Raa"

Penyakit?

ARKARA [PROSES REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang