Arkara - 07

14.9K 537 8
                                    

MAAF KALAU BANYAK TYPO.
KALAU ADA KRITIK DAN SARAN BISA LANGSUNG KASIH TAU, MAKASIH💚

"WOYYY DENGERIN GUE SEBENTAR COBA!" teriak Fero si ketua kelas. Lantas para siswa yang sedang sibuk dengan kegiatannya masing-masing langsung memperhatikan Fero yang berdiri di depan papan tulis.

Fero melihat semua mata sudah tertuju padanya, ia pun berdehem pelan.

"Jam kedua kan nanti pelajaran seni budaya, nah kita bakal praktek menyanyi solo!"

Semua siswa melongo, mereka tidak pernah mengira jika akan menyanyi.
Lagi pula ini mendadak, jadi mereka tidak menyiapkan suaranya sebelumnya.

"Mendadak banget sih!" celetuk Tia salah satu siswa yang berbadan kurus.

Fero melirik Tia sebal "Ya mana gue tau!" Tia langsung mendengus kesal sambil menghentakkan kakinya.

"Gue sih bukannya gamau nyanyi, tapi gue takut kalian semua iri karna suara emas gue" ujar Reno begitu percaya diri. Yap, memang dikelas ini Reno lah yang selalu percaya diri dan menganggap dirinya paling tampan padahal wajahnya biasa-biasa saja.

Selain Reno ada juga Kiki, Kiki adalah teman karib Reno. Sifat dan sikap mereka tidak jauh berbeda, namun itu lah yang terkadang membuat gelak tawa di dalam kelas.

"Yeuu suara sember begitu juga!" cibir Diva kesal. Reno melirik ke arah Diva sambil senyum-senyum tidak jelas.

"Ehh bebep Dipakkk, iya Reno juga sayang Dipakk"

Diva memutar bola matanya malas. Beginilah Reno, terkadang suka bicara ngaur.

Sontak gelak tawa pecah didalam ruangan kelas, Reno yang melihat wajah kesal Diva langsung terkekeh.

"Jangan cemberut gitu ah, nanti Reno tambah suka sama Dipakk!"

"Nama gue Diva bukan Dipak!" ralat Diva sambil menatap Reno tajam.

"Dipak itu panggilan sayang dari aku!" Reno menjawab begitu santai sambil menampilkan senyum genitnya, Diva yang melihatnya saja rasa ingin memutilasi Reno sekarang juga.

"Sabar Div, Reno emang gitu orangnya" ucap Ara sambil terkekeh.

Diva mencebik kesal, sungguh kesal. Reno memang selalu membuatnya kesal, untung saja Diva masih punya rasa kasihan jika tidak maka Reno sudah mati sejak lama karna ia bunuh.

"Cowok gila emang dia mah!" ketus Diva lalu melirik Reno sekilas dengan tajam. Ternyata Reno, masih menatapnya sambil terkekeh.

"Dipak suka gitu deh, ngelirik Reno diam-diam" kata Reno dengan nada menggoda.

Reno sungguh menyebalkan sangat menyebalkan, menyebalkan tingkat akut.

"JIJIK!" teriak Diva yang langsung mendapat tatapan tajam dari Fero.

"Bisa diem ga sih lo berdua?" sinis Fero sambil menatap Diva dan Reno secara bergantian.

Seketika kelas menjadi hening, Fero memang sangat menyeramkan jika sedang marah.

"Si Reno duluan yang mulai" cicit Diva takut. Saat ini ia seperti sama saja membangunkan singa yang sedang tidur.

"Lo diemin aja sih gampang kan! Terus kenapa lo teriak-teriak? Lo kira ini hutan?!"

Jleb!

Seperti tertusuk pisau, perkataan Fero begitu menohok hatinya. Fero sebelumnya tidak pernah membentaknya seperti ini, paling Fero hanya memberi tatapan tajam jika Diva susah diatur.

"Maaf!" lirih Diva pelan membuat Fero menatapnya sendu.

Ia merasa bersalah telah membentak Diva seperti tadi, sebelumnya ia tidak pernah membentak seperti ini terutama kepada perempuan.

ARKARA [PROSES REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang