Kalau ada typo, kritik dan saran, penulisan yang kurang baik, alur yang gajelas, dm saya aja ya💛
Happy Reading.
Enjoyyyyy!•°•°•°•°•°•
"Mamah mau ngomong sama Arka dulu boleh?" tanya Rina membuat Ara terkekeh pelan.
Ara mengangguk "Ya boleh lah, Mah. Masa iya aku larang."
Rina tersenyum jahil sambil menatap Ara "Kan takutnya kamu ngira Mamah bakal rebut Arka. Kan Arka ganteng banget."
"Bilangin Papah nih?" ancam Ara dengan mata yang memicing kearah Rina.
Senyum jahil Rina luntur, ia langsung menyengir lebar "Eh iyaiya. Mamah sama Arka keluar dulu ya?"
"Iya, Mah." kata Ara tersenyum simpul.
Rina pun mengajak Arka keluar sebentar. Arka sendiri tidak tau apa yang akan Rina bicarakan dengannya? Apakah begitu penting sampai harus mengobrol empat mata?
"Ada apa ya, tante?" tanya Arka dengan wajah binggungnya setelah benar-benar keluar dari kamar rawat inap Ara.
Kini mereka berada di koridor yang tak jauh dari kamar rawat inap Ara. Cukup sepi memang, karena koridor ini hanya untuk kamar rawat inap jenis VVIP. Jadi tak begitu banyak yang memakai kamar rawat inap jenis VVIP. Hanya beberapa orang saja.
"Kamu tadi kemana?"
"Maksud tante?" Arka mengerutkan keningnya binggung, Rina menghela nafas lalu tersenyum tipis.
"Kamu kenapa pergi tadi?" tanya Rina lebih jelas membuat Arka mengerti. Arka terdiam, ia kembali teringat kejadian tadi dimana Rina meminta tolong agar ia menjaga Ara selama Rina pergi.
"Maaf, tante. Ak—"
"Kamu udah tau semuanya?" potong Rina cepat. Arka terdiam menatap Rina seakan meminta kejelasan.
"Semuanya? Maksud tante? Aku gak ngerti." tukas Arka jujur. Ia memang tidak mengerti maksud ucapan Rina.
"Kamu tau kan Ara menderita leukimia?" Arka mengangguk.
"Kamu tau leukimia Ara stadium berapa?"
"Dua." jawab Arka membuat Rina tersenyum tipis.
"Bukan." ucap Rina lirih.
Arka terdiam. Ia menyipitkan matanya mendengar ucapan Rina "Bukan?" Arka menaikkan alisnya sebelah binggung.
"Tiga."
"Ti—ga? Maksud uca—"
"Tante yakin kamu pasti ngerti. Ara lagi butuh kamu, bukannya lagi deh tapi selalu butuh kamu. Butuh kamu buat nyemangatin dia lawan penyakitnya, tante gak minta kamu buat selalu ada untuk Ara kok asal kamu jangan pernah bikin Ara sedih aja." ujar Rina lalu menepuk bahu kokoh Arka. Rina menatap Arka dengan tatapan memohon.
"Tante takut itu bakal berdampak buruk buat kesehatannya. Tante minta apapun masalah diantara kalian tolong selesain dengan baik-baik. Jangan percaya apa kata orang sebelum kamu tau itu fakta atau hanya hoax."
KAMU SEDANG MEMBACA
ARKARA [PROSES REVISI]
Teen FictionArala. Gadis yang bisa dibilang cerewet dengan rambut sebahu mampu memikat hati seorang Arka. Siapa yang tidak kenal Arka? Lelaki dengan paras tampan itu merupakan seorang Kapten Basket di SMA Brawijaya. Banyak yang menjuluki mereka 'couplegoals' n...