Arkara - 22

11.1K 460 4
                                    

Happy Reading.

Jgn lupa vote and comment!💚

🔰🔰🔰

"CEPETAN TURUN! GAUSAH SEGALA DANDAN, LO UDAH JELEK DARI LAHIR!" teriak David kesal sambil mengetuk pintu kamar Ara yang terkunci.

Ara yang masih merapikan rambut, menggeram sebal. David memang tipe manusia yang sangat tidak sabaran.

"SABAR DIKIT KEK ELAH!" sahut Ara membuat David bertambah kesal.

"GUE UDAH SABAR DARITADI, LO AJA YANG LAMA KAYA KE--"

David terkejut saat pintu kamar Ara tiba-tiba terbuka dan menampilkan sosok Ara yang sepertinya menahan kekesalan.

"Dasar manusia tidak punya kesabaran!" cibir Ara menatap David tajam.

"Siapa suruh lama! Dandan aja seabad!"

"Idih siapa yang dandan? Gue udah cantik dari lahir!" ketus Ara dengan wajahnya yang ia buat angkuh.

David berlagak ingin muntah membuat Ara menggeram sebal.

"Najis! Cantik darimana?! Lo itu jelek pake banget!" David mengangkat bahu jijik.

"IH NGESELIN LO!"

💀💀💀💀

"Masih lama nyampenya?" Ara bergumam setengah sadar. Ia sangat mengantuk saat ini, perjalanan menuju Depok sangat membuatnya lelah.

"Paling setengah jam lagi, kalau enggak kejebak macet juga gabakal lama kayak gini" sahut David sambil memainkan jarinya diatas keyboard handphonenya. Sepertinya David sedang bertukar pesan, namun dengan siapa entah tidak ada yang tau selain David dan tuhan.

Pundak Ara merosot seketika. Ia sudah lelah dengan perjalanan ini, ia ingin segara sampai tempat yang ia dan keluargnya tuju, yaitu rumah Om Anton yang notabenya adalah adik dari Papahnya.

Ara sedikit malas memang pergi kesana. Apalagi ia akan bertemu dengan Eyang, huft sangat malas.

Tadinya Ara sudah akan pergi ke karnaval yang diadakan di alun-alun bandung dengan Arka, namun karna Om Anton memberi kabar bahwa eyang sudah tiba di Depok, maka mau tidak mau Ara harus membatalkan pergi ke karnaval itu dan digantikan dengan pergi ke Depok.

Drrtt.. Drrtt.. Drrtt..

Ara merabanya tasnya mencari handphonenya yang bergetar, setelah mendapatkannya Ara langsung menggeser tombol hijau tanpa melihat siapa yang menelfon.

"Halo, ini siapa sih" ucap Ara dengan suara parau seperti orang mengantuk.

"Hah? Kamu lupa sama aku?"

"Emang ini siapa sih, ganggu aja gue ngantuk!" ketus Ara berniat ingin mematikan sambungan telfon sebelum akhirnya ia melihat nama yang tertera di layar handphone.

"Ini aku Arka. Kamu masa lupa yaampun! Kamu kenapa?"

Sontak saja Ara membenarkan posisi duduknya. Ia merasa sedikit bersalah dan malu, dan Ara merutuki dirinya karna asal mengangkat telfon tanpa melihat dari siapa telfon itu berasal.

ARKARA [PROSES REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang