Arkara - 47

7.4K 298 3
                                    

Kalau ada kritik dan saran, typo yang bertebaran, alur yang gajelas, penulisan yang kurang baik, ask aja ya 💛

                                   ———

"Ada apaan sih kok pada lari-lari?" tanya Arka sambil memerhatikan beberapa siswa yang berlari.

"Ada monster." sahut Fauzan sambil memainkan benda pipihnya.

Arka mendengus "Gue serius, anjir."

"Homo dong lo kalau serius sama gue." katanya dengan tatapan yang tak lepas dari benda pipihnya.

"Bisa gak sih sehari aja jangan bikin gue kesel?" ujar Arka kesal.

Fauzan melirik sekilas lalu menyengir lebar "Hehe bercanda doang mas bro."

"Terus itu ada apaan?"

"Paling juga pengumuman tentang camping."

Arka menaikkan alisnya sebelah binggung "Camping? Bukannya Camping tuh kalau abis ulangan ya?" tanya Arka membuat Fauzan mengangkat bahunya acuh.

"Tau tuh, katanya dipercepat."

"Pengumumannya dimana?"

"Di aula, lo mau kesana?"

"Kenapa enggak?" Arka menaikkan alisnya sebelah sambil tersenyum simpul.

"Yaelah males banget gue, lo sendiri aja sana." kata Fauzan malas, karena jarak kelasnya dengan aula cukup jauh. Terlebih harus menuruni anak tangga.

"Udah ayok cepetan!" paksa Arka membuat Fauzan berdecak lalu mengangguk malas.

"Iye-iye."

Arka dan Fauzan berjalan menuju aula, sepanjang jalan menuju aula. Mereka tak hentinya menjadi pusat perhatian, terutama Arka. Fauzan memang tidak kalah tampan dari Arka, namun menurut mereka tetap Arka yang paling tampan. Asik.

"Untung kita tadi gak jadi turun lewat tangga sebelah sana ya, liat noh sampe dempet-dempetan gitu." ujar Fauzan menggelengkan kepalanya melihat tangga lain yang berhadapan dengan tangga yang sedang ia turuni.

"Kan udah gue bilang, walaupun tangga sebelah sana lebih deket ke arah aula."

Setiap lantai memang ada dua tangga, kecuali lantai dasar. Tadinya Fauzan akan melewati tangga yang sekarang menjadi pusat tatapan mereka, tapi tidak jadi karena kata Arka 'gamau ah, tangga sana rame banget.'

Mereka kembali berjalan menuju aula, sampai akhirnya mereka sudah berjalan dekat tangga yang tadi mereka bicangkan.

Tatapan Arka bertemu dengan seorang wanita yang sepertinya merasa terganggu karena suasana tangga yang ramai seperti itu.

Arka menghentikkan langkahnya, tatapannya beralih pada belakang wanita tersebut, ia membelak saat ada seorang yang berlari kencang dari belakang tanpa melihat depan. Ia yakin, bahwa wanita itu akan tertabrak dan jatuh.

Bruk.

Arka sontak berlari dan dengan sigap ia menahan wanita itu agar tidak jatuh. Tangan kanannya kini merangkul leher wanita itu lebih tepatnya menopang dan tangan kirinya memegang tangan wanita itu.

Wanita itu memejamkan matanya dan pada akhirnya ia mulai membuka matanya saat merasakan dirinya tidak jatuh, seperti ada yang menahannya.

Tatapan mereka bertemu. Sedetik. Dua detik. Tiga detik. Empat detik. Lima detik. Dan hampir setengah menit adegan adu tatap itu terjadi.

"Arka!" seruan itu membuat Arka memutuskan tatapannya dan begitu pun dengan wanita tersebut.

Wanita tersebut segera berdiri tegak namun saat berdiri ia meringis merasakan rasa sakit dipergelangan kakinya.

ARKARA [PROSES REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang