Suasana semakin meriah saat Fara meniup lilin yang berangka satu dan tujuh. Sorak riuh tepuk tangan menggema di ruangan yang memang dikhususkan untuk acara potong kue.
"Happy brithday sayang, makin nurut ya sama Mamah dan Papah!" Cikal -Mamah Fara memeluk anaknya penuh hangat lalu mencium kening anaknya itu lama.
"Makasih Mah" pekik Fara seraya membalas pelukan Cikal. Cikal melepaskan pelukannya lalu tersenyun manis "Sama-sama anak Mamah yang paling cantik"
"Is bisa aja si Mah" Fara tersenyum malu "Mamah serius loh ya, sampai Arka aja ngeliatin kamu kagum banget, iya kan Ar?" Cikal menatap Arka sambil tersenyum.
Arka yang merasa di tatap menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Ia binggung harus menjawab apa, jujur Fara malam ini memang sangat cantik dengan tatanan rambut yang menawan, namun Arka tidak ingin menyakiti perasaan Ara yang berada di genggamannya itu.
"Iya lah cantik namanya juga cewek. Tapi cantikkan cewek yang disamping aku ini tante" Arka melirik Ara membuat Ara mencubit perutnya kesal, Arka membuatnya menjadi pusat perhatian.
"Kamu apaan sih" bisik Ara kesal namun hal itu membuat Arka tersenyum gemas.
"Dia siapa kamu?" Cikal menatap Arka bertanya-tanya.
"Pacar aku tante, cantik kan?" Arka tersenyum sambil menaik turunkan.
"Biasa aja. Malah kayaknya gacocok sama kamu, kalau kamu angka sepuluh ya paling dia cuma angka satu atau dua"
Jleb.
Arka tertegun atas penuturan Cikal yang sangat diluar pikirannya. Ia mengeratkan genggamannya seolah menyalurkan kesabaran kepada kekasihnya yang sedaritadi sudah menunduk dalam-dalam.
"Mamah jangan kayak gitu omongannya" Fara menatap Cikal sedikit tidak suka.
"Biarin aja. Kenyatannya emang kayak gitu, Mamah sedikit kecewa sih kamu ngundang orang kayak dia" ujar Cikal menatap Ara sinis membuat Arka tidak terima.
"Cukup tante! Sebelumnya maaf, bukan Arka gasopan atau apa tapi Arka mohon lain kali jaga lisan tante jangan ngomong yang bikin perasaan orang sakit"
"Kalau tante kecewa anak tante ngundang Ara kesini gapapa. Arka sama Ara bakal pergi, ohya satu lagi Arka gabakal mungkin dateng kesini kalau enggak mandang Fara sahabat kecil Arka dulu"
"Permisi" Arka menyudahi ucapannya lantas membawa Ara pergi dari tempat itu.
Loh demi Ara doang Arka pergi gitu aja dari pesta gue? Batin Fara tidak suka.
Sedangkan dilain tempat, Arka mengendarai mobilnya sampai akhirnya menghentikan mobilnya didekat taman yang tidak jauh dari pusat kota.
Arka memiringkan tubuhnya sehingga dapat menatap Ara leluasa. Menatap Ara yang sedang menunduk sambil menangis dalam diam.
Arka mengangkat dagu Ara namun Ara memejamkan matanya agar Arka tidak bisa melihat matanya memerah karna menangis.
"Aku tahu kamu sedih" Arka menarik tubuh Ara hingga menabrak dada bidangnya lalu mendekap Ara erat.
Tangis Ara tidak mampu dibendung, Ara menangis sejadi-jadinya dalam dekapan itu. Ara menumpahkan semua kesedihan, semua kepiluannya karna ucapan Cikal.
Ucapan itu sangat menyayat hatinya bukan hanya hatinya saja namun hati Arka juga. "Aku gasuka liat kamu nangis" Arka mengusap rambut Ara lemah lembut, berharap tangis Ara mereda.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARKARA [PROSES REVISI]
Fiksi RemajaArala. Gadis yang bisa dibilang cerewet dengan rambut sebahu mampu memikat hati seorang Arka. Siapa yang tidak kenal Arka? Lelaki dengan paras tampan itu merupakan seorang Kapten Basket di SMA Brawijaya. Banyak yang menjuluki mereka 'couplegoals' n...