Happy Reading.
Enjoyyy.🌹🌹🌹
"Udah dong lo jangan diem terus, ini udah hampir pagi dan lo masih mau diem aja?" ujar Arka menatap sahabatnya ini sedikit kesal.
Daritadi Fauzan hanya diam, ia hanya berbicara kepada Wika sedangkan kepada dirinya tidak.
"Atau jangan-jangan lo kesurupan?!" pekik Arka tiba-tiba membuat Fauzan sontak menatapnya datar.
"Wah. Lo beneran kesurupan ya? Atau jangan-jangan lo bukan Fauzan?"
"Ngaur lo." sahut Fauzan singkat membuat Arka terdiam menganga.
"Jadi lo beneran Fauzan temen gue?"
"Bukan."
"Terus siapa dong?!"
"Ya gue Fauzan lah. Emang siapa lagi?!" Omel Fauzan membuat Arka terdiam. Ia berjalan mendekati Fauzan lalu menepuk bahu sahabatnya itu.
"Akhirnya lo ngomong juga."
"Dikira gue bisa gitu?" ketus Fauzan menatap Arka sinis. Arka hanya menyengir lebar menampilkan wajah tanpa dosanya.
Setelah itu keheningan akhirnya menyelimuti mereka tak ada yang berniat membuka suara satu sama lain, atau mungkin binggung ingin berbicara apa.
"Lo gamau cerita?" akhirnya Arka memberanikan dirinya untuk bertanya hal itu, pertanyaan yang sudah ia simpan sedaritadi didalam benaknya.
"Tanpa harus gue cerita pun lo pasti udah tau kan?"
"Ibu lo lagi?" Fauzan tersenyum kecut.
"Lo kenapa diem aja pas ibu lo mukulin lo?"
"Apa yang harus gue lakuin? Pukul balik? Dia ibu gue, gue sayang dia." kata Fauzan menunduk membuat Arka merasa prihatin dengan masalah yang dihadapi sahabatnya ini.
"Lo gak pernah laporin hal ini ayah lo?" Fauzan menggeleng pelan.
"Ayah gue pun gapernah ada waktu buat denger cerita gue, keluh kesah gue, yang dia utamain adalah kerja dan kerja." ujar Fauzan lirih. Ia menjambak rambut sendiri, ia merasa masalah ini terlalu berat. Ia tak sanggup.
"Kenapa lo bisa dipukulin ibu lo? Masalahnya sama lagi?" tanya Arka membuat Fauzan terdiam sejenak lalu menggeleng.
"Bukan tentang kenakalan gue tapi tentang uang."
Arka mengerutkan keningnya binggung "Uang?" Fauzan melirik Arka lalu mengangguk lemas.
"Ibu gue minta gue kasih semua uang tabungan gue ke dia, sedangkan tabungan gue aja udah hampir habis karena ibu gue terus-terusan minta."
"Lo sabar ya. Dibalik ini semua ada hikmahnya kok dan pasti ada waktunya masalah ini akan selesai."
"Sampai kapan, Ar?" lirih Fauzan membuat hati Arka terasa tersayat mendengar suara lirih sahabatnya, ia tak tega melihat sosok Fauzan yang rapuh.
"Gue gak kuat sama penderitaan gue, gue capek, Ar. Orang tua gue udah gak peduli sama gue, udah bodo amat sama gue."
"Gue juga gak sanggup kalau hampir setiap hari dipukulin terus bahkan dicambuk pakai sabuk, lo gak pernah ngerasain apa yang gue rasain karena apa? Karena orang tuanya lo sayang sama lo, peduli sama lo. Sedangkan gue? Gue serasa gak punya keluarga, gue nanggung penderitaan ini sendiri."
KAMU SEDANG MEMBACA
ARKARA [PROSES REVISI]
Ficção AdolescenteArala. Gadis yang bisa dibilang cerewet dengan rambut sebahu mampu memikat hati seorang Arka. Siapa yang tidak kenal Arka? Lelaki dengan paras tampan itu merupakan seorang Kapten Basket di SMA Brawijaya. Banyak yang menjuluki mereka 'couplegoals' n...