Arkara - 63

7.5K 270 6
                                    

update malam ini aja ya, soalnya kalau malam minggu tkt keburu habis kuota-ku hihi.

maaf kalau ada typo, komen aja dibagian typo biar nanti dibetulin.

selamat membaca.

"Div, Ara kemana?" tanya Rangga menatap bangku sebelah Diva yang kosong.

Diva hanya mengangkat bahunya acuh membuat Rangga mendengus.

"Masa sahabat sendiri gak tau sih." cibir Rangga membuat Diva terdiam.

Apakah Ara masih menganggapnya sahabatnya setelah kejadian kemarin?

"Paling juga si Ara itu dirawat, secara gitu ya kemarin kan dia mimisan gitu." celetuk Tia, yang dulu sangat suka terhadap Ara namun sekarang membencinya.

"Sok tau banget lu mak lampir!" cibir Rangga membuat Tia membelak lebar.

"Iyalah, jadi cewek penyakitan itu ribet. Keluar masuk rumah sakit mulu." timpal Salsa tertawa jahat.

"Lo berdua kalau mau ngomongin orang di depan dong jangan dibelakang." sahut Reana menatap dua orang itu tidak suka.

"Lo gak suka?" kata Tia dengan tatapan menajam.

"Gak! Lagian lo berdua benci Ara karena penyakitnya?! Penyakitnya itu bukan penyakit yang menular, jadi gausah lah sok benci sok jijik deket sama Ara." ujar Reana ikut menatap mereka berdua tajam.

"Cabut!" desis Tia melirik Salsa. Mereka pergi dari kelas dengan perasaan kesal.

"Mantep banget lu Ren." cibir Rangga yang mendapat pelototan dari Reana.

"Rea bukan Ren."

"Biarin sih, enakan juga Ren."

"Terserah."

Rangga memang selalu memanggilnya Ren, padahal namanya Reana bukan Rena. Huh.

Diva yang mendengar perdebatan itu hanya diam, bahkan saat ia mendengar Reana membela Ara pun Diva masih diam.

Bodoh. Dirinya sangat bodoh karena tidak membela sahabatnya yang sedang dihina.

"Bengong mulu, kesambet aja tau rasa lu."

Sontak Diva langsung menoleh ke asal suara. Ia mendengus sebal, ternyata itu Saka, membuat kaget saja.

"Ngapain lo kesini?" tanya Diva ketus.

"Nyamperin lo lah, lagian lo tumben amat sendiri. Dua temen lo mana?" Saka malah bertanya balik lalu ia melirik Rangga yang berada di dekat mereka.

"Lo jauh-jauh sana dari cewek gue!" usir Saka mengibaskan tangannya.

"Yeuu selow dong pak bos, gue nyari temennya bukan pacar lo." sahut Rangga malas lalu berjalan menuju bangkunya.

Diva hanya mengangkat bahunya acuh membuat Saka mengerutkan keningnya bingung.

"Lagi berantem?"

Diva menggeleng "Enggak."

"Terus?"

Diva kembali menggeleng membuat Saka menghela nafas berat "Yaudah kalau gak mau cerita."

"I-iya gue berantem." lirih Diva sambil menunduk.

"Sama siapa? Ara atau Zea?" tanya Saka begitu lembut.

Diva mendongak menatap Saka dengan mata yang berkaca-kaca "Sama Ara, ini semua gara-gara gue."

ARKARA [PROSES REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang