Arka menggengam erat tangan kekasihnya itu yang terbaring lemah di kasur UKS. Arka memejamkan matanya merasakan tangan Ara sangat dingin berbeda dengan tangannya yang lumayan hangat.
"Ayo sayang, bangun jangan tidur terus" ucap Arka sambil menatap kekasihnya itu.
"Nanti juga Ara bakal bangun kok Ar, mending sekarang lo balik ke kelas. Bukannya kelas lo ada ulangan ya?" ujar Aca menaikkan alisnya sebelah.
Arka melirik Aca sekilas lalu menatap kembali kekasihnya "Gue gaperduli, yang terpenting tuh Ara cepet-cepet sadar"
"Gue tau gimana khawatirnya lo, tapi lo tau kan resikonya enggak ikut ulangan Pak Dono?"
Arka mengangguk. Ia tahu resiko yang akan ia terima jika tidak mengikuti ulangan hari ini, setiap siswa yang tidak mengikuti ulangan tanpa alasan yang jelas akan diberi hukuman mengerjakan soal yang akan diberikan oleh Pak Dono selama sebulan full.
"Nah. Emang lo mau dikasih tugas sebulan penuh?"
"Gapapa gue terima resiko apapun. Ara lebih penting daripada ulangan"
Aca memutar bola matanya jengah, memang susah memberitahu orang yang telah dibutakan oleh cinta. Namun jujur saja, Aca merasa haru melihat begitu sabarnya Arka menunggu Ara sadar dan merasa haru melihat perhatian yang Arka berikan terhadap kekasihnya itu.
"Terserah lo deh, gue balik ke kelas ya. Kalau Ara sadar bilangin semoga cepat sembuh!"
Setelah mendapat anggukan dari Arka, tanpa basa-basi Aca langsung melangkah keluar dari ruangan bercat putih tersebut.
Kini hanya tertinggal Arka dan Ara di ruangan ini. Arka mengeratkan genggamannya dan ia mulai mencium punggung tangan Ara yang sangat dingin.
Jika kalian bertanya dimana Fauzan dan Satria? Ah, mereka sudah lebih dulu kembali ke kelas untuk ulangan agar terhindar dari hukuman maut Pak Dono.
"Kamu kenapa bisa kayak gini?" lirih Arka menatap Ara sendu.
"Mana Arka yang gue kenal dulu? Arka yang bisa bikin Ara senyum-senyum sendiri, Arka yang bisa bikin Ara ketawa, Arka yang bisa bikin Ara bahagia karna hak sederhana. Mana Arka yang gue kenal?!"
"Kalau emang lo udah bosen atau udah gacinta lagi sama Ara. Jangan bikin dia sakit hati, lo gatau kan kalau dia juga ngerasain sakit selain sakit hati!"
Ucapan Diva membuat Arka menatapnya intens. Tiba-tiba perasaan Arka menjadi tidak enak. Apa sebenarnya yang terjadi dengan Ara?
"Gue harap lo bisa mencerna kata-kata gue!" kata Diva datar lalu berlalu pergi meninggalkan Arka. Namun langkahnya terhenti saat Arka memanggilnya.
Diva membalikkan badannya. Ia menatap Arka dingin dan datar.
"Ara sakit apa?"
"Leukimia" jawab Diva sedikit lirih lalu kembali berjalan meninggalkan Arka yang diselimuti rasa kaget, tak percaya.
Kejadian itu telintas dalam pikiran Arka membuat Arka lantas menatap wajah pucat pasi kekasihnya. Arka menggeleng pelan lalu mencium kening Ara lama.
"Kamu perempuan kuat yang pernah aku kenal. Lawan penyakitnya kamu dan aku akan selalu ada disamping kamu dampingin kamu untuk lawan penyakit kamu, selamanya"
Tes.
Air mata Arka jatuh tepat di pipi Ara. Arka tersenyum lirih lalu mengusap bulir air mata itu, ia menatap wajah Ara lama.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARKARA [PROSES REVISI]
Teen FictionArala. Gadis yang bisa dibilang cerewet dengan rambut sebahu mampu memikat hati seorang Arka. Siapa yang tidak kenal Arka? Lelaki dengan paras tampan itu merupakan seorang Kapten Basket di SMA Brawijaya. Banyak yang menjuluki mereka 'couplegoals' n...