Arkara - 60

8.4K 330 16
                                    

kalau ada typo dan saran kasih tau ya😘

oiya makasi bgt buat 7 ribu lebih kali dibacanya, seneng bgt!! semoga bisa nambah terus aamiin!!😊💛

happy reading teman-teman.

•°•°•°•°•

"Kamu beneran mau sekolah?" Ara mengangguk pelan dengan mulut yang masih mengunyah roti.

"Yaudah, mau dianter sama kakak atau papah?" tanya Rina menatap Ara menunggu jawaban.

"Terserah." jawab Ara sekenanya.

"Biar papah yang nganter." kata Erik tiba-tiba membuat Ara mengangguk mengiyakan.

Rina menghela nafas lega "Yaudah papah yang nganter, kalau ada apa-apa telfon ya."

Ara hanya mengangguk membuat Rina terdiam, entah kenapa sejak kejadian kemarin Ara menjadi pendiam dan irit bicara.

Kemarin saat Ara pulang, Ara langsung memeluk dirinya sambil menangis. Rina bingung dengan apa yang terjadi pada Ara, namun rasa bingungnya sirna saat Diva menceritakan semuanya walau tidak terlalu detail.

Karena pada saat kejadian Diva sedang tidak ada dikantin, ia ada di perpustakaan bersama Saka. Katanya mau belajar buat ujian nanti.

"Aku berangkat." kata Ara lalu mencium punggung tangan Rina dan David. Setelah itu ia pergi lebih dulu menunggu Erik di halaman.

"Ara jadi beda." ucap Rina memperhatikan punggung Ara yang mulai menjauh.

"Biarkan, Ara butuh waktu." sahut Erik mengusap punggung istrinya.

"Iya."

Tadi malam orang tuanya memilih pulang untuk melihat keadaan Ara, karena David mengatakan kesehatan Ara sempat menurun kemarin.

Hal itu membuat Erik dan Rina langsung memutuskan pulang, mereka bukan tipe orang tua yang gila kerja sehingga melupakan anak.

🍋🌻🍋

Ara berjalan memasuki halaman sekolah, ia sedikit menunduk selama berjalan sampai ia tak sengaja ia menabrak seseorang.

Bruk.

"Maaf." kata Ara pelan lalu mendongak, ia terkejut melihat siapa yang ia tabtak. Ia langsung kembali berjalan meninggalkan Arka, iya Arka. Orang yang tak sengaja ia tabrak adalah Arka.

"Raa, tunggu." seru Arka lalu berlari mengejar Ara yang mempercepat langkahnya.

"Kamu kenapa?" tanya Arka lembut saat berjalan mendahului Ara, kini dirinya berada didepan Ara membuat Ara sontak menghentikan langkahnya.

"Minggir." kata Ara dengan wajah datarnya membuat Arka tertegun.

"Kamu kenapa sih?" Arka hendak menggengam tangan Ara namun langsung ditepis oleh Ara.

"Raa ak-"

"Minggir." ulang Ara membuat Arka menggeser tubuhnya memberikan Ara jalan. Arka menatap punggung Ara yang semakin menjauh dengan perasaan bingung.

ARKARA [PROSES REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang