Arkara - 71

8.1K 334 20
                                    

Maaf kalau ada typo
.
.
.
.
Happy reading ye 💛

Ara menatap Arka yang masih saja memejamkan matanya, yang masih saja terbaring lemah diatas brankar.

"Tante tinggal ya," bisik Wika yang diangguki pelan oleh Ara. Wika meninggalkan Ara yang masih saja menatap Arka.

Setelah kepergian Wika, Ara mulai berjalan mendekati brankar yang diatasnya terdapat Arka terbaring lemah. Ara duduk disebuah kursi yang memang ada disamping brankar, Ara mulai menggengam tangan Arka perlahan.

Ara menunduk dalam-dalam, air matanya mulai turun membasahi pipi mulusnya. Ini begitu menyakitkan, melihat Arka seperti ini begitu membuatnya merasa bersalah.

Coba saja ia datang dan membujuk Arka agar tidak balapan, pasti ini semua tidak akan terjadi. Ara merutuki dirinya yang egois, keras kepala, dan bodoh.

Arka rela melakukan hal yang berbahaya bagi dirinya sendiri demi Ara, Ara yang begitu gengsi untuk peduli dengan Arka. Ara dengan segala keegoisannya.

"Sampai kapan kamu tidur? Aku mohon kamu bangun," kata Ara lalu mencium pucuk tangan Arka. Ara semakin menangis saat mengingat dulu Arka juga memperlakukannya seperti ini saat ia terus menerus dirawat dirumah sakit karena penyakitnya.

"Aku bodoh, aku egois, aku gengsi buat peduli sama kamu. Aku udah baca surat dari kamu, kamu gak perlu minta maaf." ujar Ara disela tangisnya, ia mengusap tangan Ara perlahan, tangan Arka terasa sangat dingin ditambah wajahnya sangat pucat.

"Semuanya salah aku, aku yang terkadang gak mau denger penjelasan kamu. Aku minta maaf, aku mohon kamu bangun,"

Ara terus menangis, ia tidak peduli sekarang sudah jam berapa. Ia ingin menemani Arka sampai Arka bangun, jika dulu Arka yang selalu ada untuknya, kini Ara berjanji bahwa dirinya yang akan selalu ada untuk Arka.

"Kamu tau gak? Hati aku bener-bener hancur saat tau kalau kamu kecelakaan, itu semua gara-gara aku kan? Aku minta maaf ya, kalau kamu gak mau maaffin juga gapapa."

"Aku emang gak pantes buat di maaffin, aku udah terlalu jahat sama kamu. Maaffin aku soal bekal yang kamu kasih, padahal itu kamu sendiri kan yang buat? Tapi aku malah gak hargain usaha kamu, saat itu aku terlalu kecewa sama kamu saat aku tau aku dijadikan barang taruhan antara kamu sama Wildan."

"Aku mohon kamu bangun, gak ada yang senang liat kamu kayak gini terutama keluarga kamu dan aku. Please bangun, aku cuma mau kamu bangun."

****

Untuk Arala

Kamu udah terima surat ini kan? Pasti sekarang kamu lagi baca suratnya? Iya kan? Aku minta maaf gak ngasih langsung ke kamu, aku takut kamu makin benci kalau aku yang ngasih langsung ke kamu.

Ra aku mau balapan, kamu udah tau kan, pasti udah ya? Kan kamu denger semuanya tentang pembicaraan aku sama Wildan.

Kamu tau kan aku gapernah balapan, sama sekali gapernah. Balapan nanti itu adalah balapan pertama kalinya buat aku, aku suka motor tapi aku gasuka balapan. Tapi balapan ini aku lakuin supaya Wildan gak nyakitin kamu lagi, aku gak mau ada siapapun yang nyakitin kamu. Cukup aku aja yang pernah nyakitin kamu, jangan ada yang lain.

ARKARA [PROSES REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang