SELAMAT MEMBACA 👋🍑
KALAU ADA TYPO KOMEN AJA DIBAGIAN TYPO-NYA DAN KALAU ADA SARAN BISA LANGSUNG KOMEN ATAU ASK AKU AJA YA💛****
"Gue minta maaf." kata Wildan seraya tersenyum tipis.
"Gue juga." sahut Arka ikut tersenyum, Wildan mengangguk kecil.
Wildan kini melirik Ara yang masih menatap Arka "Tenang aja sekarang gue udah gak suka kok sama Ara." tungkas Wildan membuat Ara sontak menatapnya dengan tatapan jahil.
"Iya lah kan udah kemarin baru jadian." ledek Ara, sontak saja Wildan membelak kesal.
"Mulut lo gue lakban sini." cetusnya membuat Arka yang melihatnya menghela nafas pelan.
"Eh jangan gitu sama cewek gue." ucap Arka, Ara langsung menunduk malu sedangkan Wildan memutar bola matanya malas.
"Balikan juga belum." sindir Fauzan yang sibuk memainkan handphone, padahal katanya kangen dengan Arka namun saat disini Fauzan hanya memeluk Arka sebentar lalu seperti bersikap acuh, Fauzan sibuk memainkan handphone.
"Nanti juga balikan, lah lo apa kabar masih menjomblo sampai sekarang?"
Sontak saja Fauzan menoleh cepat, ia tersenyum miring membuat Arka bingung.
"Wah ketinggalan berita nih, liat dong samping gue." kata Fauzan seraya melirik Reana lewat ekor matanya, Arka ikut melirik Reana dengan tatapan tak mengerti. Tunggu, mereka pacaran gitu?
"Pacaran?" tanya Arka kepada mereka berdua. Reana hendak menjawab namun Fauzan lebih dulu menyalipnya bicara.
"Belum sih, cuma gue udah anggep kita pacaran daripada hubungan tanpa status? Nyelekit." ujar Fauzan, Reana membelak tak percaya. Ia mencubit lengan Fauzan kesal.
"Apa sih enggak pacaran juga." deliknya tajam, Fauzan hanya meringis seraya mengelus lengannya yang dicubit oleh Reana.
"Tunggu, jadi dua temen yang lagi dimabuk cinta itu gue sama Fauzan?" kata Wildan menatap Ara seraya menaikkan alisnya sebelah. Ara tercengang lalu melirik Reana, begitu pun Reana yang menatapnya.
"Emm, gimana Ren? Kasih tau gak?" kata Ara meminta persetujuan Reana, Reana yang mendengar itu menghela nafas pelan. Ara ini terlalu polos atau gimana sih?
"Secara gak langsung lo udah ngasih tau." sahut Fauzan yang membuat Ara langsung membelak saat mengingat kembali ucapannya. Ia menatap Reana dengan tatapan bersalah.
"Aduh maaf Ren, lain kali gue bisa jaga rahasia kok tenang aja."
Arka yang sedaritadi memperhatikan Ara tertawa pelan, wanita yang sedang ia tatap ini sangat menggemaskan "Gemesin banget sih, jadi pengen cepet sembuh terus meluk kamu."
"Yaelah malu-malu kucing, bukannya urat malu lo udah putus ya?" ucap Wildan melirik Ara tersenyum meledek, Ara sontak memukul lengan Wildan tak terima.
"Lo kali itu mah!" sengitnya baru saja ia akan mengeluarkan suara lagi, handphonenya berbunyi. Ternyata itu dari Diva, sahabatnya.
"Eh bentar, Diva nelfon." Ara menjauh dari mereka, Ara berdiri di dekat pintu seraya berbicara dengan Diva disebrang telfon.
"Bunda Wika yang cantik dan baik hati kemana? Kok gak keliatan?" tanya Fauzan yang kini sudah memasukkan handphonenya kedalam saku.
"Lagi jemput si Aldo."
"Lah masih dijemput aja tuh si Aldo?" Fauzan mengerinyit bingung, Arka menggeleng pelan.
"Enggak, kalau dia lagi gak bawa motor aja dijemputnya." jelasnya membuat Fauzan mengangguk paham.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARKARA [PROSES REVISI]
Fiksi RemajaArala. Gadis yang bisa dibilang cerewet dengan rambut sebahu mampu memikat hati seorang Arka. Siapa yang tidak kenal Arka? Lelaki dengan paras tampan itu merupakan seorang Kapten Basket di SMA Brawijaya. Banyak yang menjuluki mereka 'couplegoals' n...