Kalau ada typo kasih tau ya, biar nanti dibetulin!😋
Selamat Membaca.
^Δ^Δ^Δ^Δ^
"Lo enggak pulang?"
Ara menggeleng pelan "Enggak, gue ada jadwal piket"
Diva mengangguk paham dengan mulut yang membentuk huruf 'O' "Yaudah deh, gue balik duluan ya. Ada urusan soalnya"
"Iyaa. Hati-hati yaa!" Ara melambaikan tangannya sambil tersenyum manis. Diva pun ikut melambaikan tangannya dan membalas senyum Ara tak kalah manis.
"Piketnya biar bersih dan rapih ya, itung-itung latihan jadi ibu rumah tangga" ledek Diva lalu terkekeh pelan.
Ara menjitak kepala Diva pelan dengan gagang sapu yang ia genggam "Kalau ngomong asal jeplak aja!"
"Ah lo tau aja gue lagi pengen seblak!"
"Jeplak bukan seblak, kuping lo perlu di servis kayaknya" ketus Ara membuat Diva tertawa geli.
"Hahaha gue juga denger kali, ya kan gue cuma bercanda jubaedah!"
"Eh gue bilangin orangnya lo ya!"
"Bilangin aja. Orang dia udah jarang lewat rumah lo!" ujar Diva tersenyum mengejek
"Iya juga ya, kemana ya Bu Jubaedah? gatau apa kalau anaknya yang satu ini kangen banget" Ara melirik Diva sambil menaik turunkan alisnya.
Bu Jubaedah adalah tukang sayur yang biasa lewat di komplek perumahan yang Ara tempati. Setiap kali Diva sedang ada dirumah Ara dan Bu Jubaedah lewat, Ara pasti selalu meledeki itu adalah ibu Diva.
Pupil mata Diva sontak membelak "Gue bukan anaknya Bu Jubaedah ya, fitnah aja lo Maemunah!"
"Terus aja semua lo sebutin!" ucap Ara dengan nada ketus.
"Males gila! Kurang kerjaan amat si gue, malika malika!" Diva menggelengkan kepalanya membuat Ara memutar bola matanya malas.
"Lo kira iklan kecap hah?!"
"Hehe gausah ngegas dong mbaknya, jadi orang tuh harus santai kayak di gunung"
"Di pantai tablo!" Ara menoyor kepala Diva membuat sang empu meringis pelan.
"Mulut-mulut siapa?"
"Lo!"
"Berarti terserah siapa?"
"Lo!"
"Nah yaudah. Terserah gue mau ngomong apa juga"
"Bodo amat deh. Ngeselin lo! Kayaknya efek jadian sama Saka nih!"
"OH IYAAA. SAKA MANA YA? YAUDAH BYE GUE MAU NYAMPERIN SAKA!" Diva langsung berlari menuju kelas Saka membuat Ara menggelengkan kepalanya melihat tingkah sahabatnya itu.
"Untung kesabaran gue berlipat ganda, kalau enggak tuh orang udah gue jadiin pecel lele!" cibir Ara lalu mulai melaksanakan kewajiban piketnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARKARA [PROSES REVISI]
Novela JuvenilArala. Gadis yang bisa dibilang cerewet dengan rambut sebahu mampu memikat hati seorang Arka. Siapa yang tidak kenal Arka? Lelaki dengan paras tampan itu merupakan seorang Kapten Basket di SMA Brawijaya. Banyak yang menjuluki mereka 'couplegoals' n...