Arkara - 14

10.8K 437 10
                                    

selamat membaca ya 💜

🐍🐍🐍

Ara mendekat lalu memeluk David membuat David terdiam kaku.

"Maaffin gue" ucap Ara di tengah isak tangisnya. Ara mengeratkan pelukannya membuat David mengulurkan tangisnya untuk mengusap punggung Ara yang bergetar.

"Lo pasti marah kan sama gue?" lanjut Ara yang masih menangis.

David terdiam lalu menggeleng "Gue bukan marah tapi khawatir. Gue takut lo kenapa-kenapa, lo tau kan lo itu adik gue satu-satunya!"

"Iya gue tau dan gue ngerti. Maaffin gue ya? Janji deh gaakan ulangin lagi!" Ara mendongak menatap David dengan mata sembabnya.

David tersenyum kecil lalu mengusap pucuk kepala Ara dan mengangguk. Ara tersenyum lebar lalu memeluk David kembali dan menumpahkan seluruh air matanya di dada bidang abangnya itu.

"Lo bisa cerita kok apa yang terjadi sama lo" kata David lembut. Ara melepaskan pelukannya lalu menatap David "Tapi janji ya jangan emosi?"

David mengangguk tanda ia telah janji "Iya janji!" David membentuk jarinya seperti huruf 'V'

Ara tersenyum lalu mengajak David duduk di pinggir ranjang. David pun mengikuti.

Ara menceritakan semua kejadian di sekolah, mulai dari ia tidak bisa menangkap lemparan dari Aziz, lalu Arka membopong Fara menuju UKS, dan Arka yang salah paham kepadanya. Semua Ara ceritakan secara detail dan David dengan cermat.

"Jadi cuma gara-gara salah paham doang lo sama Arka jadi kayak gini?"

Ara mengangguk lemah "Jangan kayak bocah deh kalau nyelesain masalah. Lo jangan diem mulu, jelasin ke Arka apa yang sebenarnya terjadi" ujar David memberitahu.

"Percuma. Arka terlanjur salah paham sama gue!"

"Ya lo berusaha lah. Lo mau Arka lebih milih si Fara itu?"

Ara menatap David tajam lalu menggeleng cepat "Kok lo ngomong gitu sih?"

"Dih ya gue cuma nanya. Kalau lo gamau Arka lebih milih Fara ya lo jelasin semuanya ke Arka. Jangan diem mulu Ra, jangan biarin Arka nyangka lo itu yang salah!"

"Gimana gue jelasinnya?"

"Yaampun gitu aja pake nanya lagi. Udah deh mending gausah pacaran, pikiran lo belum cukup buat pacaran!"

Ara mengerucutkan bibirnya kesal, David ini kalau ngomong tidak pernah di saring, bisanya bikin sakit hati.

"Jahat banget sih lo!"

"Bodo amat. Pikiran aja sendiri gimana caranya ngejelasin ke Arka!" ketus David lalu berjalan keluar dari kamar Ara. Namun saat di ambang pintu, David berbalik badan lalu menatap Ara.

"Waktunya makan malam. Cepet ke bawah, nanti papah sama mamah marah kalau lo gamakan!"

"Gak. Gue gamau makan!"

"Yaelah cuma gara-gara cinta monyet aja sampe mogok makan. Dasar bocah!" sengit David lalu menutup pintu kamar Ara kasar.

"Kenapa bisa gue punya abang kayak gitu!"

🐩🐩🐩

"Jadwal kuliah kamu pagi atau siang?" tanya Erik dengan wajah datar yang di balas juga dengan wajah datar oleh David.

"Pagi" jawab David begitu singkat bahkan ia hanya melirik Erik sekilas.

"Sekalian anterin adik kamu sekolah. Papah gabisa nganterin soalnya!" kata Erik lalu memasukkan potongan roti ke dalam mulutnya.

ARKARA [PROSES REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang