maaf kalau ada typo, selamat membaca ✨💛
———
"Sumpah ya abang gue tuh ngeselin, katanya mau jemput, sekarang malah bilang katanya gak bisa jemput." keluh Ara kesal membuat Diva yang berada disampingnya terkekeh kecil.
"Pusing-pusing amat, cewek cantik kayak lo pasti banyak yang mau nganterin lo pulang."
"Apaan sih, pokoknya gue kesel sama abang gue!" Ara menghentakkan kakinya ke lantai lalu berjalan keluar dari ruangan Diva.
Ia terkejut saat tiba-tiba sosok Wildan datang tepat dihadapannya "Gue cariin ke ruangan lo, taunya disini." kata Wildan membuat Ara memutar bola matanya malas.
"Ngapain sih?" ketus Ara
"Pulang bareng lah, kan tadi pagi gue udah bilang." Wildan mulai menarik tangan Ara membuat Ara kaget.
"Lepasin! Gue gak mau pulang sama lo!"
"Terus mau pulang sama siapa?" tanya Wildan dengan suaranya melembut.
"Sama Diva, dia bawa motor gue mau bareng dia aja, udah sana pulang lo!" usir Ara dengan nada yang sangat ketus.
"Beneran pulang sama Diva?" Ara berdecak lalu mengangguk.
"Lagian kenapa sih? Lo bukan siapa-siapa gue juga kayaknya repot banget, terserah gue lah mau pulang sama siapa!" dumel Ara membuat Wildan tersenyum tipis.
"Kode ya?"
"Hah?"
"Enggak, yaudah gue pulang. Gue izinin lo pulang sama Diva asal jangan sama mantan lo itu."
"Siapa lo? Mau lo izinin atau enggak juga bodo amat." desis Ara kesal.
"Gue kan tunangan lo." bisik Wildan mendekatkan wajahnya kearah Ara lalu pergi meninggalkan Ara yang sudah memasang wajah kesal.
Wildan pergi seraya melambaikan tangan kearah Ara, tak lupa ia tersenyum manis membuat Ara serasa ingin muntah. Wildan tak cocok bersikap sok baik, dia sudah terlanjur brengsek bagi Ara.
"Wildan cute banget kalau lagi baik, kalau lagi kasar serem banget." ucap Diva yang entah sejak kapan berada disamping Ara, sepertinya baru saja.
"Cute? Kayaknya lo perlu ke dokter mata deh, dia brengsek kayak gitu!" cibir Ara lalu menatap Diva serius.
"Kenapa lo natap gue kayak gitu?" tanya Diva mengerutkan keningnya bingung.
"Anterin gue pulang ya?"
Ara menampilkan puppy eyes membuat siapapun yang melihatnya merasa gemas "Iya gue anterin, untung aja gue bawa motor. Kalau enggak lo mau pulang sama siapa?" Diva tersenyum lalu mulai berjalan menuju parkiran dengan Ara yang ikut tersenyum disampingnya.
"Gue tunggu disini ya." kata Ara menghentikan langkahnya di depan parkiran.
Diva mengangguk "Iya, gue ambil motor dulu sebentar." Diva meninggalkan Ara di depan pakiran, Ara memainkan tali tasnya selama menunggu Diva mengambil motor didalam parkiran.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARKARA [PROSES REVISI]
Teen FictionArala. Gadis yang bisa dibilang cerewet dengan rambut sebahu mampu memikat hati seorang Arka. Siapa yang tidak kenal Arka? Lelaki dengan paras tampan itu merupakan seorang Kapten Basket di SMA Brawijaya. Banyak yang menjuluki mereka 'couplegoals' n...