Arkara - 45

9.1K 339 6
                                    

Kalau ada kritik dan saran, typo yang bertebaran, alur yang gajelas, penulisan yang kurang baik. Kasih tau ya 💛

•°•°•°•°•

Bu Nijah menghela nafas berat menatap buku yang ada dihadapannya ini "Arka. Maju kedepan." kata Bu Nijah dengan suara datar.

Arka pun sontak bangkit lalu berjalan santai kedepan, hal itu membuat Bu Nijah tak habis pikir. Arka seperti orang tidak punya rasa bersalah.

"Kenapa buk? Ibu mau minta saya nemenin ibu didepan kan bu?" kata Arka membuat Bu Nijah melotot sempurna.

"Kalau ngomong jangan nyerocos terus, ini kenapa kamu gak ngerjain PR?" tanya Bu Nijah menyodorkan buku Arka yang kosong.

"Ibu pengen tau banget ya? Jangan-jangan nanti ibu juga pengen tau ya  saya jomblo atau engga? " sahut Arka menaik turunkan alisnya menggoda.

"Ibu serius sama kamu!" seru Bu Nijah dengan suara meninggi.

"Yah gimana ya Bu, saya udah punya pacar, ibu mau disebut pelakor?"

"Keluar sekarang!" usir membentak Bu Nijah menunjuk pintu kelas.

"Loh? Kenapa Bu? Ibu gak kuat lagi ya liat muka ganteng saya?" Bukannya puas, Arka malah semakin membuat Bu Nijah dibuat kesal.

"Keluar atau orang tua kamu saya panggil?"

Arka terdiam lalu menyengir lebar "Ih ibu cantik banget deh, saya keluar ya Bu."

"Semangat ya bu ngajarnya, saya jadi tambah sayang sama ibu."

"Sayang pala kamu peyang?!" delik Bu Nijah tajam membuat Arka segera berlari keluar.

Namun ia berhenti diambang pintu lalu membalikkan badan menatap Bu Nijah yang terus menatapnya tajam.

"Bu, itu ada cabe nyempil di gigi ibu." kata Arka membuat Bu Nijah sontak mengambil handphonenya lalu mengaca.

Ia menggeram saat tidak menemukan cabai di giginya, ia menatap ke ambang pintu, ternyata Arka sudah pergi.

"ARKAAA!"

Arka terkekeh mendengar suara teriakan Bu Nijah, ia mempercepat larinya takutnya Bu Nijah mengejarnya.

"Lagian jadi guru kok galak banget." gumam Arka tertawa puas.

Ia menghentikan larinya, ia kini berjalan santai menuju parkiran sekolah. Namun langkahnya terhenti saat mendengar suara berat yang memanggil namanya.

Arka sontak menoleh kesamping, ia menyengir lebar menemukan sosok Pak Faisal –Kepsek yang menatapnya datar.

"Mau kemana kamu?"

"Mau ke warung sebentar, Pak."

Pak Faisal menaikkan alisnya sebelah binggung "Loh mau ngapain?"

"Mau beliin Bu Nijah tusuk gigi, Pak." sahut Arka membuat Pak Faisal membelak.

"Emang Bu Nijah kenapa?" tanyanya.

ARKARA [PROSES REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang