1. Kenek Ganteng

1.6K 102 2
                                    

Hari senin, udah jadi rutinitas anak sekolah untuk melaksanakan upacara bendera pada hari ini. Tapi sekarang gue bukan ada di lapangan, melainkan halte bus, nunggu bus yang udah dari setengah jam lalu belum dateng juga.

Gue udah hampir ngumpat sangking keselnya. Bukan apa-apa, kalau sampai gue telat dan nggak ikut upacara bendera, udah di pastiin WC dan segala isinya nunggu gue buat di bersihin. Masa iya gue yang udah wangi begini harus berakhir di kamar mandi, berurusan sama closet dan kain pel. Iyuh.

Berulang kali gue ngelirik jam, sepuluh menit lagi gerbang sekolah bakal di tutup. Sementara perjalanan dari halte ke sekolah butuh waktu sekitar dua belas menit lebih, belum lagi kalau kejebak macet. Gue udah mau berdiri dan pergi sampai suara deru mesin ngalihin perhatian gue.

Shttt.

Akhirnya bus itu dateng juga. Sambil ngebuang napas gusar, gue berdiri dan bersiap masuk. Tapi, kekesalan gue mandadak lenyap, tergantikan tatapan terpesona pada seseorang yang berdiri di antara ambang pintu masuk bus. Dia sedang melambai-lambaikan tangan ke semua orang yang ada di halte.

Bagaikan adegan sloumotion, dengan perlahan gue masuk dan melewati orang itu, berharap mata kami bertemu dan saling pandang kayak di film-film romantis. Lalu, setelah itu ada benih-benih cinta yang tumbuh pada pandangan pertama. Tapi, itu cuma ada di film, karena nyatanya dia nggak ngelirik gue sama sekali. Mulutnya masih berkoar, pada penumpang lain yang belum masuk.

Nggak kehabisan akal, gue pun ambil tempat duduk paling depan biar bisa deket sama orang yang gue tebak adalah kenek baru di bus ini. Karena yang gue tau, kenek bis yang lama itu bapak-bapak umur sekitar lima puluhan.

Gue perhatiin kenek yang baru ini masih muda. Masih sangat muda malahan. Umurnya kayaknya kisaran 18-19 tahun, mungkin baru lulus sekolah menengah atas. Dia tinggi dengan hidung mancung dan wajah yang rupawan. Nggak kalah sama aktor di TV. Untuk ukuran kenek, Kulitnya pun cukup putih dan bersih, terlihat dari bagian kulit yang nggak di tutupi kaus pendek dan celana jeans panjangnya.

Penampilannya rapi, wangi pula.

Kalau kata gue, supir bus ini pinter banget cari kenek, untuk tujuan komersil dia pas banget, bikin para penumpang terutama cewek bakal lebih semangat buat naik bus. Liat aja di bangku sebrang kanan gue, gerombolan cewek berseragam putih biru lagi ketawa ketiwi sambil ngeluarin ponsel pintar mereka untuk membidik kenek ganteng itu. Mungkin sebentar lagi media sosial bakal viral dengan hastag,

#kenekganteng.

Andai tiap bus ada cuci mata begini, gue bakal betah berlama-lama ada di bus. Seharian pun gue rala. Selama perjalanan, gue diam-diam ngelirik kenek yang berdiri di deket pintu masuk depan gue. Ah, posisi strategis. Tapi kali ini gue nggak boleh gegabah. Gue harus stay kalem, jadi gue pancing dulu dengan obrolan ringan sebagai berikut,

"Bang, kenek baru ya disini?" dia noleh ke gue lalu ngangguk sambil senyum, duhh lesung pipitnya itu loh bikin gue gemes. Pengen nyubit.

"Udah berapa lama, Bang, jadi kenek?" tanya gue lagi.

"Udah lama sih, tapi aktif lagi baru-baru ini," ungkapnya, "Soalnya selesaiin sekolah dulu, nanggung."

"SMA?"

"Baru lulus, Mbak."

Tuh kan bener, masih muda banget.

"Duh, jangan panggil Mbak dong, serasa Mbak-Mbak tukang pecel. panggil aja Lita, hehehe!" Atau panggil aja sayang juga kagak pa-pa. Gue ikhlas, Bang, ikhlas. Lahir batin deh.

Dia garuk kepala sambil nyengir, "Iya, Ta."

"Baik, Rangga," ceplos gue asal.

Dia ketawa.

"Nggak kuliah?" tanya gue semakin kepo.

"Kuliah kok, tapi ambil jum'at sabtu, hari yang lainnya buat kerja."

Jawabannya membuat gue tercenung. Jarang orang seumurannya mau kerja apalagi jadi kenek begini. Kebanyakan dari mereka masih berfoya-foya dan menikmati masa muda. Dan gue pikir mungkin dia bisa dapet pekerjaan yang lebih layak dari sekedar kenek bis, jadi model misalnya, secara badannya juga bagus.

"Kenapa nggak kerja yang lain aja?" gue memberanikan diri bertanya.

"Kerja apa aja yang penting halal," Katanya sambil tersenyum tipis.

Belum sempat gue jawab lagi atau nanyain namanya, bus ini udah berhenti halte deket SMA gue. Gue cepet-cepet turun pas tau sekarang udah jam tujuh lebih dua puluh menit.

Matilah gue!

Kain pel dan kawan-kawannya udah nangkring nungguin gue di kamar mandi.

Cewek GajeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang