"Ada apa antara lo sama Kabar?" tanya Rara saat kami sedang berjalan menuju kelas dari kantin, tepat setelah berpisah dengan Sarah yang berjalan berlawanan dengan kami menuju kelasnya. Aku menoleh sambil mengernyit. Menatap Rara dengan pandangan heran.
"Kenapa emangnya?" tanyaku. Nggak mengerti dengan arah pembicaraan Rara.
"Heh nggak usah sok nggak ngerti deh lo. Tadi di kantin kalian itu saling flirting! Kalau lo yang flirting sih gue nggak heran. Lo kan emang genit. Tapi ini abang gue juga bales flirting sama lo. Lo kasih jampi-jampi apa sama abang gue sampe dia senyum-senyum sama lo? Ngaku lo!"
Anjir ya si Rara ini kalau ngomong emang nggak ada saringannya apa gimana ya?
Oke sebenarnya Rara itu agak berlebihan. Aku dan Bara bukan flirting. Posisi kami yang berhadapan tapi beda meja di kantin tadi, membuat aku mau nggak mau kalau menatap kedepan pasti langsung berhadapan dengan Bara. Bara duduk di meja di belakang Sarah, yang dimana Sarah dan Rara berhadapan, dan aku langsung berhadapan dengan meja di sebrangku. Yang kebetulan di tempati oleh Bara dan Ka Alan, sahabatnya. Mengerti kan posisiku?
Lagian kami hanya saling lempar senyum formal saat nggak sengaja pandangan kami bertabrakan. Ya oke memang acara lempar senyum di kantin tadi itu terjadi nggak hanya sekali. Aku yang ternyata keenakan sudah di senyumin Bara, beberapa kali menatap kearah cowok itu lagi, dan saat aku menatap ke arahnya, Bara juga langsung menatap ke arahku. Lalu kami tersenyum. Beberapa kali. Memang bukan kebiasaan Bara, wajar kalau Rara curiga.
Tapi, hei! Nggak sampai menuduh aku jampi-jampi Bara juga dong!
Aku kan hanya ingin memastikan kalau Bara memang sudah mendekat padaku lagi setelah kejadian chatting semalam.
Dan kenapa pula harus Rara yang memergoki acara lempar senyum itu? Duh!
"Apaan sih? Siapa yang flirting coba?" kataku berusaha ngeles. Eh kok ngeles? Kami memang nggak flirting kan?
"Saling lempar senyum penuh arti apa namanya kalau bukan flirting? Nggak usah sok polos deh lo! Lagian selama ini gue perhatiin Kabar itu nggak pernah senyum sama lo kan?"
"Ya itukan karena gue yang nggak berani senyum duluan. Takut nggak di respon. Eh pas tadi gue nyoba peruntungan dengan senyum duluan ternyata di bales, ya nggak papa dong gue lanjutin senyum-senyumannya?" Percuma sebenarnya ngeles dari Rara itu. Di beberapa kesempatan, dia itu sudah seperti cenayang yang tau isi kepalaku. Seolah-olah kepalaku ini tembus pandang di depannya.
"Rara!" aku dan Rara refleks menoleh ke belakang saat ada seseorang yang memanggil sahabatku. Dan di sana, Abi, si ketua osis pacarnya teman semejaku itu sedang berlari ke arah kami. Lebih tepatnya, ke arah Rara.
"Hai Blue," Abi menyapaku sambil mengangkat kedua alisnya. Di balas dengan putaran bola mata oleh ku. Kebiasaan si Abi ini, maen ganti-ganti aja nama orang. Meskipun artinya sama, tapikan itu bukan namaku!
Abi tertawa melihat tampang sebalku, lalu dia beralih pada Rara. "Nanti nggak bisa pulang bareng ya, aku ada rapat osis." Duh ini kayaknya bukan aku yang kasih jampi-jampi ke Bara deh, tapi Rara yang kasih pelet ke Abi. Si ketua osis yang baru sertijab 2 bulan itu benar-benar tergila-gila pada Rara. Terlihat dari binaran matanya dan suara lembutnya saat bicara pada Rara.
Abi itu seperti tokoh yang sering berkeliaran di novel-novel sebagai pemeran utamanya. Ganteng, tajir, supel, ketua osis, dan anak futsal meskipun bukan kapten. Hanya saja nasibnya kurang beruntung karena harus jatuh cinta pada Rara. Cewek yang tingkah manja dan absurdnya kadang bikin aku ngelus dada saking harus bersabarnya. Udah gitu karena dia anak bontot, apapun yang dia mau kadang harus diturutin atau dia akan badmood seharian. Dan lagi kadang anaknya suka boosy parah. Dan sederet sifat negatif lainnya yang sepertinya semakin membuat Abi jatuh cinta.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bara dan Biru
Teen Fiction"Saya suka kakak." Kata-kata itu terlontar dari bibir mungil milik Biru. Jantungnya berdegub sangat cepat. Telapak tangannya basah karena keringat. Kaki lemasnya dipaksa untuk tetap berdiri tegak dihadapan laki-laki jangkung itu. "Saya nggak bisa ja...