Sepanjang pertandingan futsal, Bara benar-benar kehilangan fokusnya. Sehingga dua kali gawangnya di bobol oleh tim lawan. Untung Alan dan timnya yang lain berhasil mencetak 3 gol, jadinya futsal kelas mereka menang dan lanjut ke babak berikutnya.
Ya memang si ini hanya classmeeting, tapi tetap saja rasanya menyenangkan bisa menang melawan kelas lain. Selalu ada rasa bangga terhadap diri sendiri dan timnya setiap memenangkan pertandingan apapun, meskipun hanya pertandingan antar kelas seperti ini.
Bara berjalan ke pinggir lapangan bersama teman-temannya. Pertandingan futsalnya baru saja selesai, dan dia benar-benar nggak menemukan Biru diantara penonton-penonton di pinggir lapangan.
Entah Biru memang tipe yang tidak suka menonton classmeeting seperti ini, atau dia memang nggak ingin melihat Bara? Bara nggak bisa memastikan itu, karena tahun lalu, dia memang nggak memperhatikan apakah Biru ada di lapangan saat classmeeting atau sama seperti sekarang?
Bara kembali mengedarkan pandangannya ke sekeliling lapangan. Masih mencari Biru, tapi alih-alih Biru, yang dia temukan malah Rara yang sedang tertawa bersama beberapa teman sekelasnya.
Biasanya ada Rara maka disitu ada Biru. Kok bisa sih sekarang Rara sendiri tanpa Biru? Apa Biru tidak masuk juga? Lah kalau Biru tidak masuk, lantas siapa yang menaruh air mineral dan roti di meja Bara? Masa hantu?
Ya oke Bara sadar dia memang masuk ke dalam golongan orang-orang ganteng, tapi masa kegantengannya menembus sampai dunia lain sih? Seram juga jadinya Bara.
Bara berjalan mengitari lapangan dan menuju tempat Rara berada sekarang. Mau nggak mau dia memang harus menanyakannya pada Rara. Ya siapa lagi memang yang tau sesuatu hal tentang Biru selain Rara dan Sarah?
"Ra," panggil Bara saat berada di belakang tubuh Rara.
Rara yang sedang tertawa, menghentikan tawanya dan menoleh ke belakang. Keningnya berkerut saat menemukan Bara ada di belakangnya. "Kabar? Ngapain?"
"Mmm... Kok lo sendirian sih?" Tanya Bara kikuk. Bingung bagaimana harus menanyakan tentang Biru pada Rara saat ini. Soalnya selain Rara yang suka tiba-tiba sensi kalau Bara sudah membahas Biru, saat ini juga ada beberapa teman sekelas Rara yang sedang memperhatikan mereka.
Rara semakin mengerutkan keningnya saat mendengar pertanyaan aneh kakaknya itu. "Siapa yang sendirian sih? Gue ramean gini lo nggak liat?"
Bara berdecak kesal. "Maksudnya biasanya kan lo sama Sarah dan Biru."
Rara memicingkan matanya curiga. "Sarah kan sakit, nggak masuk. Harusnya lo sebagai pacarnya tau dong? Dia pasti ngechat elo kan?"
Ah sial! Bara salah stategi! Kenapa dia bisa lupa kalau Sarah tidak masuk hari ini?
Dengan terbata-bata dan sambil menggaruk kepala belakangnya, Bara menjawab, "ah iyaya? Sarah kan sakit. Gue lupa hehehe, iya dia ngechat gue kok."
Rara semakin mengernyitkan wajahnya melihat tingkah nggak biasa Bara. Kalau dia tau Sarah nggak masuk, kenapa dia secara nggak langsung menanyakan kemana Sarah dan Biru?
Tunggu!
Tadi dia menanyakan Sarah dan Biru ya?
Dan dia sudah tau Sarah tidak masuk karena sakit?
Apa berarti Bara sebenarnya ingin menanyakan Biru ya? Iya nggak sih? Iya tau!
KAMU SEDANG MEMBACA
Bara dan Biru
Teen Fiction"Saya suka kakak." Kata-kata itu terlontar dari bibir mungil milik Biru. Jantungnya berdegub sangat cepat. Telapak tangannya basah karena keringat. Kaki lemasnya dipaksa untuk tetap berdiri tegak dihadapan laki-laki jangkung itu. "Saya nggak bisa ja...