konflik 2

2.2K 78 1
                                    

Semakin ke sini pembuly an terhadap nadya makin menjadi jadi, mulai dengan mencoret coret meja nadya yang bertuliskan 'dasar penggoda' dan tasnya yang kadang kadang di isi dengan sampah, nadya hanya bisa diam dan membersikan kekacauan itu.

"Siapa sih yang ngelakuin ini ke kmu?? awas aja klo sampe ketemu" ujar hana kesal melihat ku di bully, "udah lah han, mungkin mereka hanya iri itu saja." ujarku menenangkan hana, "tapi nad, aku ga bisa melihat kmu di perlakukan seperti ini, aku ga bisa" ujar hana, "udah dari pada marah- marah mending kita beli es crem aku yang traktir gimana??" ujarku membujuk hana aga kemarahannya mereda, "ya udah, tapi klo mereka ampe kelewatan batas lebih dari ini liat aja" ujar hana kesal, "iya hana.." kataku sambil ku cubit kedua pipinya.

Tak lama setelah itu, nadya ingin ke toilet di sanalah tragedi yang tak akan bisa di lupakan nadya seumur hidupnya, " han aku ke toilet dulu ya." ucapku kepada hana yang masih melahap es crem nya, "iya" jawab hana.

Setelah itu saat di toilet putri dan teman teman geng nya mengunci pintu toilet dan mulai membuly ku, "lu ga bisa kabur lagi nadya." ancam putri, "apa yang mau kamu lakukan?" kataku dengan suara yang sedikit bergetar, "yang kemarin dan tadi di kelas itu hanya permulaan, inilah hukuman akibat lu suka genit genitan ama aditya gua." ucapnya sambil mengambil gunting dari dalam tasnya, "apa yang akan kalian lakukan??" kataku sambil melangkah mundur, "jangan lakukan" kataku menyuruh mereka berhenti, "kau tak bisa lari lagi." kata putri kejam, dan ia mulai menarik lepas hijab ku penutup kepalaku "ahkk" teriak ku, aku tak kuasa menahan air mata ku, akhirnya aku menangis, "berikan hijab ku." kataku smbil menangis, "kau mau hijabmu??" kata putri, lalu ia menggunting gunting hijab ku, "tidakk jangan lakukan itu, aku mohon" kata ku, "sudah terlambat" katanya," kawan kawan" katanya sambil memberi intruksi kepada temannya, agar membawa ember berisi air dan Mereke menyiramku dengan air itu, "hahahaaha." tawa mereka puas, aku menangis trsedu sedu di situ karena perlakuan mereka, "lain kali jangan berani bermain main denganku." ucapnya seraya meninggalkan ku sambil melepar hijab yang sudah terpotong menjadi dua, "kenapa hiks..kenapa apa salah ku." gumamku sambil menangis.

Karna khawatir aku belum juga kembali hana menyusul ku, dan saat hana masuk "nadya apa yang terjadi." katanya setengah teriak, "mereka" kata hana seraya ingin menyusul mereka, tapi tangan ku menahan hana, "hana hiks anatar aku pulang, aku mohon hiks.. Hiks.." kataku sambil menangis, dan hana pun membantuku berdiri dan ia mengantarku pulang.

Sesampainya di rumah, "nadya kemana paman?" tanya hana, "ayah belum pulang, hana aku minta kau berjanji satu hal." kata ku dengan suara yang masih bergetar, "apa?" tanya hana, "tolong hiks.. Tolong jangan sampai ayah tau klo aku di bully." kataku sambil menangis, "apa.. Apa kau sadar apa yang kau katakan, nadya mereka sudah keterlaluan apa kau pikir aku bisa menyembunyikan hal ini dari ayah mu." kata hana sambil memegang kedua pundak ku, "hana aku mohon aku tidak ingin ayah kepikiran dan khawatir terhadap ku, aku ta ingin ayah sakit lagi, aku mohon hana." kataku seraya membujuk hana, " apa kau sadar apa akibat jika kau merahasiakan ini dari ayah mu." kata hana dengan tatapan kecewa, " aku sadar dan aku tau apa yang aku lakukan, aku ingin menghadapi ini sendiri, dan dengan bantuan mu aku bisa hadapi ini." kata ku dengan senyuman terpaksa, "nadya kau. Haaa baiklah tapi klo kau sampai di perlakukan seperti ini lagi aku takan tinggal diam" ucap hana.
"Iya." kata ku. " kalau begitu ganti bajumu dan istirahatlah" kata hana "iya." jawab ku. Setelah itu hana pun pulang ke rumah nya, dan aku, aku menangis di kamarku, bayangan mereka yang memotong hijab ku dan menyiramku itu selalu teringat di kepalaku, "tapi aku tak boleh begini bisa bisa ayah tau klo aku habis menangis." gumamku seraya menghapus air mataku.

Malamnya di rumah hana, "aku tak tahan aku harus memberitahu ka Ditya." kata hana seraya mengambil hp nya untuk menelfon ka Ditya, "halo, assalamualaikum" ucap hana. "waalaikumsalam, ada apa hana??" jawab ka Ditya, "ka ada yang harus aku bicarakan" kata hana, "apa yang ingin kamu bicarakan?, ayo bicarakan saja." kata ka Ditya, hana pun mulai menceritakan soal kejadian itu, " jadi begitu ka, aku harap kk bisa cari jalan keluarnya." kata hana seraya pamit dan mematikan telefon nya. "Nadya di bully, karna aku." gumam ka Ditya.

Saat di rumah ku, "assalamualaikum nadya, ayah pulanng." kata ayah, "waalaikumsalam, wah ayah pulang lebih cepat ya hari ini." kata ku, "iya, kebetulan pekerjaan lagi kosong." kata ayah, " aku sudah siapkan makanan di ruang makan, setelah ayah mandi ayo kita makan." kataku, " baik tuan putri." jawab ayah, setelah ayah selesai, kami pun makan di ruang makan, ayah yang memperhatikan ku dan melihat mata ku membengkak akibat menangis " nak, ada masalah apa?? Mata mu bengkak sayang, kau habis menangis ya?" tanya ayah, "ah mata ku, tidak aku tak menangis, mataku sakit jadi agak bengkak."jawab ku, "apa kau yakin?" tanya ayah lagi, "iya ayah ku." jawabku, "ok nanti langsung istirahatkan matamu ya." kata ayah menyuruhku, "baik bos." jawab ku sambil tersenyum. " Ini pertama kali aku bohong pada ayah, maaf yah maafkan aku." gumamku.

Besambung........

Terimakasih untuk para pembaca yang sudah membaca cerita ku ini semoga kalian suka ya:) :)
Seperti biasa klo ada yang kurang komen aja;) ;)

Cinta Dalam DiamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang