"aku telah memberikan ketenangan ku untuk kegelisahan, aku sudah berikan tidurku untuk kesetiaan ku padamu."
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Keesokan paginya.
"Nadya sudah siap belum ini hari pertama kita magang loh!!" Teriak Hana dari dalam dapur.
"Iya aku sudah siap jangan teriak teriak nanti mengganggu tetangga" ucap Nadya seraya menghampiri untuk membantu Hana.
"Habisnya aku kira kamu belum siap, yasudah ayo sarapan" ucap Hana.
Hening hanya terdengar dentingan alat makan yang sedang mereka gunakan, mereka seperti sedang tidak ada topik untuk di bicarakan pagi ini alhasil hening menyelimuti mereka.
"Aku sudah selesai ayo berangkat" ucap Nadya.
"Tunggu aku pakai sepatu dulu" ucap Hana.
Merekapun berjalan menuju tempat magang mereka, saat di tengah perjalanan Hana membuka pembicaraan terlebih dahulu.
"Nadya maaf " ucap Hana lirih.
"Maaf untuk apa??" Tanya Nadya.
"Untuk yang waktu itu, aku tidak bermaksud untuk membuatmu sedih, aku hanya ingin menunjukkan kenyatannya padamu Nadya, lupakan kak Rey aku hanya tidak mau kau tersakiti lebih dari ini, ku harap kau mengerti" ucap Hana.
Nadya hanya diam mendengar ucapan Hana, memang apa yang Hana katakan ada benarnya juga, jika Nadya masih terus berharap nanti dia pihak yang akan paling tersakiti.
Nadya sadar akan hal itu, tapi mau di kata apapun jika hati Nadya belum bisa merelakan dan mengikhlaskan hanya waktu yang bisa menjawab.
"Hai kalian " sapa Dahlan.
"Ouhh Dahlan sudah sampai duluan ya " ucap Hana.
"Iyalah aku sangat bersemangat sekarang" ucap Dahlan.
"Ouhh iya Nadya apakah Minggu ini kamu kosong??" Tanya Dahlan.
"Ya aku kosong memangnya kenapa?? " Ucap Nadya.
"Itu... Aku mau ngajak kamu makan malam" ucap Dahlan.
"Tentu aku akan ikut juga Hana akan aku ajak" ucap Nadya.
Jedar...........
'ahh dia tidak peka, aku kan hanya ingin berdua dengan kamu Nadya.' batin Dahlan.
"Ah ya kamu juga ikut aja Hana" ucap Dahlan terpaksa.
"Ouhh ok deh" ucap Hana.
Di lain tempat terlihat seorang guru TK yang sedang membicarakan sesuatu dengan guru lainnya.
" Ah iya pak, Minggu malam ada rapat antar wali murid mengenai liburan musim dingin nanti, jadi saya harap bapak hadir dalam rapat itu" ucap kepala sekolah.
"Ah iya pak saya bisa kok" ucap nya.
"Ah terimakasih atas kerjasama nya ya" ucap kepala sekolah.
"Iya" ucapnya.
Tak terasa hari yang di tunggu tunggu oleh Dahlan pun tiba, saat ini Dahlan sedang menunggu kedatangan Hana dan Nadya.
Tak berselang lama mereka pun tiba.
Pandangan Dahlan terpaku pada Nadya yang saat itu mengenakan gamis berwarna merah dengan balutan hijab hitam yang membuat Nadya begitu menawan malam ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Dalam Diam
Teen FictionCinta yang ku pendam, akhirnya bisa terucapkan. Tetapi, aku sadar cinta yang aku rasakan bukan cinta yang sesungguhnya, cinta yang ku ungkapkan sangat tabu, saat itu aku mempercayainya tetapi dia meninggalkanku seolah aku ini sebuah tisu. Seharusnya...