Mungkinkah

1.2K 57 2
                                    

"Aku tidak tau apa yang akan di tulis takdir untukku, aku hanya bisa berharap kau adalah salah satu bagian dari takdirku"

By. Nadya
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Rintik hujan masih turun dan membasahi kedua insang yang sedang duduk di kursi taman tersebut.

"Aku, ke sini naik kaki" ucap Reyhan, ia mencoba untuk mencairkan suasana.

Nadya terkekeh pelan "apaan sih kak hehe" jawab Nadya

Seketika hati Reyhan menghangat melihat senyuman itu di wajah Nadya.

"Hmmm, kalau begitu ayo pulang aku bakal antar kamu pulang." Ucap Reyhan seraya mengulurkan tangannya kepada Nadya.

Nadya menatap uluran tangan Reyhan sesaat, sampai kemudian ia meraih tangan Reyhan dan membiarkan Reyhan mengantarnya pulang.

Di sepanjang perjalanan hanya ada keheningan, Reyhan yang memegang payung agar rintik hujan tak membasahi tubuhnya dan tubuh wanita yang di cintai nya, ia melirik ke arah Nadya yang nampak kedinginan kala itu. Reyhan pun membuka jaketnya dan menutupi tubuh Nadya, Nadya nampak bingung.

"Ehh kak Rey, gak usah nanti kakak kedinginan kalau jaketnya di lepas." Ucap Nadya.

"Enggak kok, aku pakai kemeja tangan panjang, malah aku lihat kamu yang kedinginan pakai aja ok." Ucap Reyhan sambil mengedipkan satu matanya.

"Ihh kak Reyhan genit." Gerutu Nadya.

"Ehh apa tadi kamu bilang??" Tanya Reyhan.

"Ehh gak pa - pa kok kak hehehe." Jawab Nadya sambil terkekeh.

Tak terasa mereka sudah sampai di depan rumah Nadya.

"Makasih ya ka Rey, udah antar aku" ucap Nadya.

"Hmm, sama sama, kalau gitu aku pulang dulu" ucap Reyhan.

"Ehh gak mampir dulu kak??" Tanya Nadya.

"Ehh gak deh aku ada urusan" jawab Reyhan .

"Hmm yaudah kalau gitu aku hati hati ya kak" ucap Nadya sambil melambaikan tangan ke arah Reyhan yang sudah menjauh.

Nadya memegang dada sebelah kirinya yang tadinya hatinya sakit, berubah menjadi menghangat setelah ada Reyhan, cukup lama Nadya termenung dan menatap jaket Reyhan yang masih di pegang ya.

"Ya Allah, semoga aku tidak salah dalam melangkah kembali" ucap lirih Nadya.

Setelah itu Nadya pun masuk ke dalam rumah dan mengganti pakaiannya ia memegang jaket Reyhan dan bergumam.

"Aku cuci dulu baru aku kembalikan ke ka Reyhan" ucapnya.

Sedangkan Reyhan ia sekarang tengah  menyesap kopi yang di buat oleh sekretarisnya yang bernama Adnan.

"Nan tolong siapkan pakaian ku untuk besok aku mau istirahat sebentar" ucap Reyhan.

"Baik tuan" jawab Adnan.

Reyhan pun masuk ke dalam kamarnya dan ia langsung berbaring di kasur, ia sejenak berfikir apa yang harus ia lakukan sekarang.

Kring....

Kring.....

Dering telfon Reyhan membuyarkan lamunan Reyhan.

"Cihh" Reyhan mendecih setelah melihat nama penelfon yang tertera di layar ponselnya.

Reyhan memutuskan untuk mengabaikannya dan memakai mode senyap.

"Hufttt"  Reyhan menghela nafas panjang dan mencoba untuk merilekskan otaknya saat ini, sampai akhirnya ia memutuskan untuk mandi.

Setelah mandi dan berpartisipasi ia memutuskan untuk tidur sebentar.

Tok
Tok
Tok

Reyhan terbangun ketika mendengar pintu kamarnya di ketuk.

"Hmm siapa??" Tanya Reyhan

" Maaf tuan muda kalau saya mengganggu, tapi tuan besar menelfon anda" ucap Adnan.

"Cihh.. sampaikan ke kakek tua itu sampai kapanpun aku tidak akan mau menuruti apa perintahnya." Ucap Reyhan kesal.

"Tapi tuan besar bilang ia ingin bicara dengan tuan, kalau tuan menolak saya bisa di pecat" ucap Adnan.

"Cihh.. menyebalkan" ucap Reyhan.

Reyhan pun bangkit dan membuka pintu kamarnya, seketika ia mengambil telfon yang ada di genggaman tangan sekertaris nya.

"Mau apa lagi kau??" Tanya Reyhan mengintimidasi.

"Aku sudah mengatakan kepadamu aku tidak mau, sampai kapanpun kau tidak akan pernah bisa memaksaku dan berhentilah memaksakan kehendakmu padaku" ucap Reyhan yang langsung memutuskan telfon nya itu.

Reyhan hanya mengusap wajah nya dengan kasar dan kembali masuk ke kamarnya.

Di Yogyakarta.

Tutt
Tuttt

"Anak itu, kapan ia mau dewasa maaf ya nak Hanun, Reyhan sedang sibuk sekarang" ucap ayah Reyhan yang tidak lain adalah tuan besar Muhammad Rafi Abimanyu.

Pemilik saham terbesar di Yogyakarta, ayah Reyhan berencana menjodohkan Reyhan dengan anak dari temannya yang bernama Hanun.

"Tidak apa apa kok om" balas Hanun dengan senyuman manis.

Ayah Reyhan tidak tau niat apa yang ada di balik senyuman itu, Hanun sangat terobsesi dengan Reyhan sampai sampai beberapa hari ini ia selalu menggangu Reyhan hanya untuk mendapatkan hatinya.

'Hmmm, tunggu saja kau Reyhan Abimanyu kau akan tunduk kepadaku' ucap Hanun dalam hati.

Bersambung...........

Halo semua maaf aku baru bisa update ya.

Terimakasih untuk kalian yang sudah memvote ceritaku dan membuat aku tambah semangat😘😘😘.

Oh iya cinta dalam dia sekarang update setiap dua hari sekali.

Oke jangan lupa kasih vote and comen ya, sampai jumpa di hari Kamis nanti dadah🤗🤗🤗

Cinta Dalam DiamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang